merdekanews.co
Sabtu, 26 Februari 2022 - 23:33 WIB

Wacana Menunda Pemilu, AHY: Suara Rakyat Yang Mana? Jangan Permainkan Suara Rakyat

Hadi Siswo - merdekanews.co
Ketum Partai Demokrat AHY

Jakarta, MERDEKANEWS - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menolak tegas wacana penundaan pemilu yang belakangan ini digaungkan lagi. Ini disampaikan saat AHY melantik kepengurusan DPD Partai Demokrat Provinsi Banten dan Riau (26/2).

“Usul untuk menunda pemilu adalah usul yang tidak logis, apa dasarnya? Ini tidak sesuai dengan konstitusi. Ada masa kepemimpinan yang harus dipatuhi bersama di tingkat nasional, provinsi,” tegas AHY melalui telekonferensi, “Koq ringan-ringan saja menabrak konstitusi?” 

Kata AHY lebih lanjut, “Demokrat harus tegas menyampaikan, tidak boleh siapapun, apapun pangkat dan jabatannya di negeri ini, yang kemudian dengan entengnya mengatakan ini aspirasi masyarakat. Masyarakat yang mana yang didengarkan?”

“Yang jelas kita keliling ke 34 provinsi, ratusan kabupaten kota, yang ada masyarakat justru mengeluh atas kondisi hari ini yang tidak kunjung membaik. Kalaupun ada, melambat. Prioritas pun tidak ada. Ekonomi juga masih dirasakan sulit oleh masyarakat. Koq tiba-tiba ada yang mengatakan masyarakat ingin diperpanjang, ingin diundur?Saya tidak melihat ada masyarakat yang memiliki harapan itu,” tegas AHY. Tepuk tangan riuh menyambut pernyataan AHY ini.

“Yang jelas itu adalah harapan segelintir pihak yang ingin melanggengkan kekuasaannya dan mereka takut kehilangan kekuasaan,” kata AHY lagi, “Negeri kita mau dibawa kemana kalau diisi, diawaki oleh orang-orang seperti itu? Sekali lagi tidak logis, dan menurut saya, memalukan cara berfikir seperti itu. Memain-mainkan suara rakyat, seolah-olah ini desakan rakyat. Rakyat yang mana?”

AHY kemudian mengungkapkan, “Alasannya masih pandemi, alasannya masih pemulihan ekonomi. Kemarin Pilkada 2020, mereka juga yang mengatakan tidak ada negara manapun menunda pemilunya hanya karena pandemi dan ekonomi. Dijalankan juga Pilkada 2020. Padahal itu lagi gawat-gawatnya Pandemi Covid-19.Artinya bangunan narasi yang mereka katakan itu tidak logis, tidak adil dan tidak berpihak pada rakyat.”

Kepada para pengurus DPD yang baru, AHY mengingatkan, “Kalau mereka mengatakan itu suara rakyat, rakyat yang mana? Jangan sampai kita meng-entertain hasrat dan ambisi mereka yang ingin melanggengkan kekuasaannya, melabrak akal sehat, menciderai hati nurani.”

AHY menegaskan, “Partai Demokrat harus menyampaikan ini pada siapapun, agar jangan salah. Kalau sudah salah mengambil keputusan, salah mengambil kebijakan, yang menanggung ruginya, menanggung dampak buruknya, kita semua, rakyat Indonesia.”

AHY melanjutkan, “Demokrat tidak boleh takut bersuara. Banten harus berani. Riau harus berani. Berani asalkan itu sesuai dengan kebenaran, bukan diluar kebenaran. Insyaallah rakyat kita semakin cerdas dan tidak mudah diombang-ambingkan. Teruslah berjuang untuk menyuarakan akal sehat, menyuarakan kebenaran dan keadilan.”

Menjelang penutupan sambutannya, AHY mengingatkan lagi, “Jangan kemudian rasanya Indonesia ini dikooptasi oleh mereka yang sudah tidak lagi melibatkan akal sehat dan hati nurani tadi. Di sana-sini banyak masalah, kita tahu memang tidak mudah. Kita tidak mengatakan mudah menghadapi pandemi ini. Tetapi ya jangan tambah-tambah masalah lainnya.

Kata AHY lebih lanjut, “Masyarakat sudah susah, sudah banyak yang kehilangan pekerjaan, kehilangan penghasilan, kehilangan sanak saudara karena meninggal karena Covid-19, jatuh ke dalam jurang kemiskinan, UMKM kita juga  terdampak, terpukul berat, banyak perempuan, ibu-ibu yang sulit mengatur ekonomi rumah tangganya, jangan tambah lagi dengan masalah-masalah yang lain yang tidak perlu. Kalau rakyat tahu, wah ini elit-elit kekuasaan malah memikirkan melanggengkan kekuasaan, sedih sekali rasanya.”

AHY menyinggung persoalan yang kini sedang dihadapi masyarakat, “Bukannya fokus menghadirkan solusi, minyak goreng yang langka, yang mahal, yang sulit sekali didapatkan hari ini, koq bicaranya melanggengkan kekuasaan? Jadi saya titipkan. Walaupun ini acara pelantikan DPD, tapi sesungguhnya pelantikan tidak ada artinya kalau tidak kita barengi dengan semangat untuk berpikir yang terbaik untuk rakyat, selalu berpikir yang terbaik untuk menjaga demokrasi kita.”

Kepada Ketua-ketua DPD Banten dan Riau yang baru dilantik, AHY mengingatkan, “Bendera pataka tadi sudah dikibarkan. Maknanya bukan hanya simbol kebesaran atau gagah-gagahan kita. Tapi maknanya adalah Demokrat hadir menyapa seluruh masyarakat, hadir dalam kesejukannya, dalam keteduhannya, tapi tajam dalam solusi.”

Menyinggung hasil survei yang menempatkan elektabilitas Partai Demokrat dalam urutan ketiga, AHY menegaskan, “Alhamdulillah, mudah-mudahan ini bisa terus kita jaga. Kalau hasilnya baik, tentu kita bersyukur, harus menjadi pelecut semangat kita, tetapi saya ingatkan jangan kita cepat berpuas diri, jangan kita sombong dan jumawa. Justru sebaliknya, kita tetap rendah hati dan tetap percaya diri bahwa kita punya tujuan yang baik ke depan, lakukan dengan cara-cara yang baik.”

“Insyaallah semangat kita, semangat spirit kuda hitam. Kuda hitam itu mungkin dianggap bukan sebagai yang terdepan, tapi diam-diam terus berikhtiar dan terus berdoa pada Allah SWT agar kita diberikan jalan yang baik dan kemudian insyaallah bisa mengambil momentum-momentum sukses ke depan,” tutup AHY. (Hadi Siswo)