
Jakarta, MERDEKANEWS -- Suara lantang nelayan asal Desa Kronjo, Kecamatan Pontang, Serang, Banten, bernama Kholid jadi perbincangan publik dan viral di media sosial. Ia dengan lantang menyuarakan keresahan terhadap adanya pagar laut sepanjang 30,16 kilometer di laut Tangerang.
Tak hanya menyuarakan keresahannya, Kholid bahkan berani menantang dalang di balik pembuatan pagar laut Tangerang. Dalam acara talk show di salah satu stasiun telivisi swasta Kholid mengungkap pagar laut itu sudah ada sejak lima bulan lalu.
Secara blak-blakan Kholid bahkan mengatakan dirinya sudah tahu siapa dalang di balik pembuat pagar laut di Tangerang. "Masyarakat tahu (pembangunan pagar laut), artinya memang otomatis juga udah pernah ngobrol atas perintah siapa. Kata pekerjanya disuruh PIK2, proyek PIK2. Kalau dianggap ini pagar misterius begitu rumitnya, sebenarnya lucu aja saya mah," ungkap Kholid dikutip dari tayangan tvone news, Selasa (21/01).
"Ini yang mengerjakan artinya warga juga, nelayan juga?" tanya presenter acara. "Masyarakat yang dibayar, kuli. (Dibayar) Rp100 ribu perhari. Yang bisa melakukan ini, yang pasti ya orang yang banyak duit. Justru saya curiga, ini nanti disiapkan SHM, sudah ada 300 SHM. Ini ceritanya gimana," jawab Kholid.
Ia membantah bahwa pembangunan pagar laut itu atas inisiasi nelayan. Belakangan memang beredar isu bahwa nelayan sengaja membangun pagar laut tersebut untuk mengatasi abrasi.
"Saya juga sempat berpikir tentang abrasi, ya enggak masuk pikiran juga, masa abrasi begini (pakai bambu). Kalau misalnya swadaya masyarakat, saya perkirakan ini lebih dari 5 juta bambu, (harga bambu) yang paling murah Rp15 ribu. Kalau ada 5 juta bambu, udah berapa miliar? enggak masuk (akal), enggak ada," ungkap Kholid.
Lima bulan resah, Kholid mengaku sudah pernah melaporkan terkait pagar laut ke Dinas Kelautan setempat. Namun tak jua digubris apalagi ditindaklanjuti.
Barulah setelah viral, pagar laut tersebut jadi atensi nasional hingga dibongkar oleh TNI atas perintah Presiden Prabowo Subianto. "Kalau ini udah menjadi informasi, harusnya negara hadir dong. Ke DKP Provinsi sudah (pernah buat laporan). Responnya 'iya saya udah tahu', memang sudah sidak. Ini adalah melanggar," kata Kholid.
Miris melihat pagar laut hingga kini masih berdiri kokoh, Kholid kecewa terhadap dinas terkait. "Kok ini negara seperti sudah dicaplok korporasi. Takut amat. Udah jelas ini adalah pelanggaran, kok masih disegel," katanya.
"Namanya nelayan salah sedikit aja di laut, itu udah ditangkap. Ketika ini kaitannya sesuatu yang besar, pemodal besar, lah kok seperti takut, cari apa lagi, udah jelas melanggar, tangkap, cabut," tukas Kholid.
Dengan nada bicara meninggi, Kholid lantas mengurai alasannya tidak setuju jika ada proyek di perairan Tangerang. Tak cuma itu, Kholid bahkan mengaku berani melawan dalang di balik pembangunan pagar laut.
"Saya begini marah, emosi, hampura ya, saya tidak ingin dikelola oleh korporasi-korporasi. Kalau saya dikelola oleh korporasi, sampai kiamat kita ini akan miskin terus, modelnya ya begini nih, bikin miskin," ujar Kholid.
"Kalau negara enggak berani melawan korporasi, saya yang akan melawan. Dan saya akan pimpin masyarakat Banten untuk melawan korporasi itu, sudah siap, saya nyatakan dengan jelas," sambungnya.
Lantang berani melawan pagar laut, Kholid mengaku beberapa waktu ke belakang ia mendapatkan banyak ancaman. "Misalnya 'udah lah jangan ngurusin hal-hal itu, itu urusan orang gede, orang kecil enggak boleh ikutan. Pasti ada yang telepon 'eh Lid, jangan ngomong kencang-kencang lah," ungkapnya.
Meski begitu, Kholid mengaku tak gentar dan terus akan melawan. "Kalau ancaman ke saya, ada telepon masuk, nomor telepon baru (Kholid tanya ke penelepon) 'dengan siapa nih'. (Kata penelepon) 'enggak perlu kenal, saya mau bilang, Kamu jangan macam-macam ngomong urusan pagar laut segala macam, urusan pengurugan, kamu bisa bahaya kamu, kasihan anak istri kamu'. Ketika saya telepon kembali udah enggak aktif," ujar Kholid.
Sementara itu, belakangan terkuak bahwa ucapan Kholid soal area di dalam pagar laut telah memiliki SHM adalah benar adanya. Baru-baru ini pemerintah mengakui bahwa sudah ada Hak Guna Bangunan (HGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) dari pagar laut tersebut.
Diungkap Menteri ATR Kepala BPN Nusron Wahid, tercatat ada 263 bidang dalam bentuk SHGB yang terdiri dari 234 bidang atas nama beberapa perusahaan. Tak hanya itu, ada juga SHM yang terbit di kawasan pagar laut dengan jumlah 17 bidang.
"Kami membenarkan ada sertifikat yang berseliweran di kawasan pagar laut sebagaimana yang muncul di banyak media sosial," kata Nusron Wahid.
Terkait penemuan tersebut, Nusron Wahid menyebut pemerintah akan menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dalam penerbitan SHM tersebut.
Nusron meminta kepada semua pihak agar menunggu hasil peninjauan yang dilakukan Kementerian ATR/BPN. Keterangan lebih lanjut mengenai hasil dari peninjauan akan disampaikan di kemudian hari.
“Insyaallah dalam waktu singkat, kami akan bisa kasih keterangan yang lebih detail, dan lebih jelas lagi,” ujar dia.
-
WSBP Suplai Produk Precast dan Readymix Proyek Jalan Tol Palembang-Betung Seksi 1 Proyek ini diperoleh dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan nilai kontrak baru (NKB) mencapai sebesar Rp65,82 miliar
-
Kelola Aset Rp14.715 Triliun, Presiden Prabowo Luncurkan Danantara 24 Ferbruari 2025 Danantara akan mengelola dana lebih dari 900 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp14.715 triliun aset
-
Sri Mulyani Tegaskan Tidak Ada PHK Besar-besaran Honorer Imbas Efisiensi Anggaran dengan ini disampaikan bahwa tidak ada PHK tenaga honorer di lingkungan kementerian dan lembaga
-
Tindak Pencurian Bahan Bakar Pesawat, Pertamina Apresiasi TNI AL Lantamal I Belawan Tindak Pencurian Bahan Bakar Pesawat, Pertamina Apresiasi TNI AL Lantamal I Belawan
-
Napi Korupsi Kepergok Keluyuran: Gerus Kepercayaan Publik, Predikat WBK Lapas Dipertanyakan Peristiwa tersebut telah menggerus kepercayaan publik