merdekanews.co
Jumat, 04 Mei 2018 - 12:45 WIB

Foto Dolores, Petani Spanyol Mirip Trump, Mantan Dubes AS Langsung Minta Maaf

Alesha - merdekanews.co
Foto perempuan petani kentang Spanyol, Dolores Leis Antelo, menjadi viral karena memiliki kemiripan dengan presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump

Spanyol, MERDEKANEWS -- Foto perempuan petani kentang Spanyol, Dolores Leis Antelo, menjadi viral karena memiliki kemiripan dengan presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Tetapi mantan dubes AS untuk Spanyol justru minta maaf.

Foto Dolores yang menyampirkan cangkul di bahunya menjadi viral karena warganet menyamakan dirinya dengan Donald Trump yang sedang bermain golf. Pembicaraan mengenai foto Dolores itu awalnya dipicu oleh kemiripan fisik yang dimiliki perempuan 64 tahun asal Nanton, La Coruna, Spanyol itu dengan presiden AS itu.

Warganet kemudian banyak mencuitkan ulang foto Dolores melalui Twitter. Salah satunya adalah jurnalis kontributor untuk beberapa media di Amerika Serikat dan Amerika Latin, Ana Navarro. Jurnalis perempuan berdarah Nikaragua ini mencuitkan foto meme saat Trump dan istrinya mengunjungi Perancis dan berfoto di balkon istana presiden bersama Emmanuele Macron dan istrinya. Hanya saja foto Trump sudah diganti Ana dengan foto Dolores yang menyandang cangkul.

“Trump (ternyata) punya body-double di Spanyol yang fotonya menjadi viral dna banyak diedit (menggunakan) Photoshop. Yang satu ini membuatku terkekeh, “ begitu cuit Ana.

Melihat cuitan Ana tersebut mantan Dubes Amerika Serikat untuk Spanyol, James Costos, membalasnya dengan sebuah permintaan maaf kepada rakyat Spanyol.

“Sebagai mantan dubes AS untuk Spanyol di bawah pemerintahan Obama, saya merasa malu atas (tersebarnya foto) ini dan saya merasa harus meminta maaf kepada Dolores Leis Antelo dan rekan-rekan kami di Spanyol, karena rakyat kami (AS) telah menyamakan perempuan pekerja keras, jujur dan kuat (seperti Dolores) dengan Trump,” begitu cuit James.

Selama memerintah AS, Donald Trump, memang banyak menerima kecaman dan hujatan dari banyak pihak karena berbagai keputusannya yang dinilai rasis, kekanakan dan juga dinilai memperburuk perdamaian dunia.

(Alesha)