
Jakarta, MERDEKANEWS -- Kamala Harris resmi menjadi calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat di Chicago pada Kamis (22/08) waktu setempat. Ia langsung menyampaikan sejumlah janji usai menerima pencalonannya.
Harris menjanjikan 'jalan baru ke depan' jika mengalahkan Donald Trump dari Partai Republik dalam Pilpres AS November mendatang.
"Atas nama rakyat, atas nama setiap orang Amerika, terlepas dari partai, ras, jenis kelamin, atau bahasa yang digunakan nenek anda, saya menerima pencalonan dari anda," kata Harris.
"Saya akan menjadi presiden yang menyatukan kita dalam aspirasi tertinggi kita. Masa depan selalu layak diperjuangkan. Dan itulah perjuangan yang sedang kita jalani saat ini. Perjuangan untuk masa depan Amerika," ucap wanita berusia 59 tahun itu.
Dalam pencalonannya itu, Harris mendapat banyak seruan agar perang Gaza dihentikan. “Dalam perjuangan abadi antara demokrasi dan tirani, saya tahu di mana saya berpihak dan saya tahu Amerika Serikat milik siapa,” kata Harris.
Harris dalam juga berjanji akan berpihak pada Israel, membebaskan para sandera di Gaza dan mengakhir perang Gaza.
“Sekarang ini saatnya untuk membuat kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata. Saya ingin memperjelas, saya akan berdiri membela hak-hak Israel untuk membela diri dan saya akan selalu memastikan Israel memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri,” kata Harris.
Harris muncul sebagai kandidat calon presiden dari Partai Demokrat lebih dari sebulan lalu ketika Biden, 81 tahun, memutuskan mengundurkan diri setelah banyak desakan yang memintanya mundur.
Jika Harris terpilih sebagai orang nomor satu di Amerika Serikat, maka dia mencatat sejarah sebagai perempuan pertama yang menduduki kursi tersebut.
Harris menggambarkan pemilu 5 November 2024, sebagai kesempatan berharga, dan peluang untuk bangkit dari masa lalu yang pahit, keluar dari sinisme dan pertempuran yang memecah-belah di masa lalu.
Saat yang sama, Harris juga mencibir Trump dengan menuduhnya tidak memperjuangkan kalangan kelas menengah, sebaliknya Trump ingin menaikkan pajak dan menghentikan sebuah hak konstitusi untuk melakukan aborsi dengan memilih sendiri hakim di Mahkamah Agung Amerika Serikat.
-
Syarat Normalisasi Seenak Jidat Netanyahu Ditolak Arab Saudi Mereka menegaskan lagi bahwa normalisasi dengan Israel tidak akan terjadi tanpa berdirinya negara Palestina
-
Israel Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata, Serang Lebanon: 25 Tewas, Ratusan Lainnya Terluka Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata. Negara Zionis itu menyerang kota di selatan Lebanon
-
Paus Fransiskus Singgung Aksi Brutal di Gaza dalam Khotbah Natal, Israel Meradang! Secara khusus, dalam khotbah bertajuk "Urbi et Orbi" Paus Fransiskus mengecam keras situasi kemanusiaan di Jalur Gaza
-
Indonesia Bakal Melaksanakan Surat Perintah ICC, Tangkap Netanyahu! Indonesia menegaskan bahwa surat perintah penangkapan tersebut harus dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional
-
Di KTT G20, Presiden Prabowo Kembali Suarakan Perdamaian Palestina Presiden RI, Prabowo Subianto kembali menyuarakan perdamaian di wilayah konflik Gaza, Palestina