
Jakarta, MERDEKANEWS --- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meninjau alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik Korps Marinir TNI Angkatan Laut di Mako Korps Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (3/5/2018).
"Saya melakukan kunjungan kerja ke Mako Korps Marinir untuk mengecek kesiapan, baik personel, alutsista dan asramanya. Kalau ada yang kurang, kami usahakan akan dipenuhi," katanya.
"Di Marinir banyak tank yang sudah tua dan tak layak untuk digunakan. Tank-tank ini akan diganti," kata Ryamizard.
Dalam sambutannya di hadapan ratusan prajurit Marinir, dia menjelaskan enam hal pokok yang menjadi pedoman dasar dalam pembangunan infrastruktur pertahanan negara menuju kekuatan dan postur pertahanan negara yang ideal, efektif dan andal di dalam mengantisipasi berbagai potensi ancaman.
Didampingi Dankormar Mayjen (Mar) TNI Bambang Suswantono, ia antara lain menyebut pentingnya pembangunan komunikasi efektif antara pemimpin dengan anak buah; serta strategi pertahanan negara.
"Perlu penanaman nilai-nilai kesadaran bela negara sebagai pondasi dasar pertahanan yang bersifat perang semesta atau total warfare," kata purnawirawan Jenderal bintang empat ini.
Sebagai penerus tongkat estafet nilai-nilai kejuangan Generasi-45, ia mengatakan, TNI merupakan organisasi yang solid dan sarat dengan semangat perjuangan, pengabdian dan pengorbanan yang luar biasa dan tanpa pamrih yang dilandasi oleh loyalitas.
"Oleh karena itu, satuan Marinir harus senantiasa menjadi organiasi yang dicintai oleh rakyat. Etos inilah yang kemudian dijabarkan ke dalam Nilai-Nilai Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 wajib TNI yang dijiwai oleh Pancasila dan UUD 1945," katanya.
Dia juga mengatakan bahwa profesionalisme TNI terletak pada loyalitas dan ketaatan pada hukum dan peraturan perundang-undangan.
"Hukum harus ditempatkan sebagai Panglima Tertinggi yang harus dihormati," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu.
Menteri Pertahanan juga berbicara tentang antisipasi ancaman yang bisa mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan strategi pertahanan yang melibatkan seluruh komponen bangsa.
"Hanya satu kata kunci kekuatan kita dalam menghadapi keniscayaan masuknya berbagai potensi ancaman fisik dan nonfisik, yaitu dengan cara memperkuat identitas dan jati diri bangsa serta membangun persatuan dan kesatuan yang kokoh dan bersinergi dari seluruh komponen bangsa melalui penanaman nilai-nilai Pancasila dan penguatan kesadaran bela negara," katanya.
Program Bela Negara, ia melanjutkan, menjadi penting seiring dengan makin kompleksnya tantangan dalam menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.
"Saya menginstruksikan kepada TNI untuk berperan aktif dalam menyosialisasikan dan melaksanakan program bela Negara ini setiap saat kepada seluruh komponen masyarakat yang berada di wilayah teritorialnya," katanya. (Aji Nugraha)
-
Kode Keras Menhan: Presiden Tolak Perpanjang Izin FPI Ryamizard mengatakan bahwa pernyataan Presiden Jokowi yang tidak akan berkompromi dengan perpanjangan izin Front Pembela Islam jika dinilai membahayakan negara merupakan keputusan presiden.
-
Menhan: Industri Dalam Negeri Harus Lakukan Terobosan Teknologi Alutsista Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu menilai industri pertahanan dalam negeri, khususnya swasta, harus terus melakukan langkah terobosan teknologi agar bisa menopang kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) yang dibutuhkan negara.
-
Kemhan: Lima Negara ASEAN Hadapi Radikalisme dan Terorisme dengan Platform Our Eyes Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Dirjen Strahan Kemhan) Mayjen TNI Hartind Asrin, mengatakan ancaman nyata seperti ancaman terorisme dan radikalisme yang terjadi dan dialami oleh negara-negara di berbagai belahan dunia termasuk di kawasan Asia Pasifik memerlukan perhatian serius.
-
Kuliah Umum Ryamizard di Singapura: Generasi Ketiga Terorisme setelah Al-Qaeda Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Ryamizard Ryacudu menerangkan generasi ketiga terorisme setelah Al-Qaeda saat memberikan kuliah umum di School of International Studies S Rajaratnam, Singapura, Kamis (8/2/2018).