merdekanews.co
Jumat, 12 April 2024 - 08:55 WIB

Oleh : Akhmad Sujadi

Modernisasi Stasiun Jabodetabek Libatkan BUMN

### - merdekanews.co
Akhmad Sujadi Pemerhati Transprotasi, Sosial dan Politik

Wilayah Manggarai, di Batavia (Jakarta) sudah dikenal sejak abad ke-17. Awalnya merupakan tempat tinggal dan pasar budak asal Manggarai, Flores. Wilayah yang masuk Gementee Meester Cornelis ini pun berkembang menjadi sebuah kampung.

Kereta api yang melintasi wilayah ini awalnya dibangun oleh perusahaan swasta Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) dengan lintas Jakarta-Buitenzorg (Bogor). Sebagai tempat pemberhentian dibangun Stasiun Bukitduri (kini depo KRL).

Pada tahun 1913 perusahaan kereta api Negara, Staatssporwegen (SS) menguasai jaringan kereta api di Jakarta setelah membeli jalur Jakarta-Bekasi milik Bataviaasche Ooster Spoorweg Maatschappij (BOS) tahun 1899 dan Jakarta-Bogor milik NISM tahun 1913. Setelahnya, SS melakukan penataan ulang  jalur kereta api di Jakarta, salah satunya adalah pembongkaran Stasiun Boekitdoeri eks-NISM dan membangun Stasiun Manggarai.

Pembangunan Stasiun Manggarai dimulai tahun 1914 yang dipimpin oleh arsitek Belanda bernama Ir. J. Van Gendt. Selain stasiun dibangun pula balai yasa dan rumah-rumah dinas pegawai SS. Pada 1 Mei 1918 Stasiun Manggarai diresmikan.

Sebenarnya pada waktu peresmian masih jauh dari selesai, karena sang arsitek, Van Gendt merancang tiang peron berbahan baja. Namun karena Perang Dunia I bergejolak, pasokan baja dari Eropa tidak datang sehingga digunakan kayu jati sebagai pengganti tiang peron.
Bertepatan ulang tahun ke-50 SS, perusahaan ini mengoperasikan kereta listrik pertama kali dengan lintas Jakarta-Tanjung Priuk. SS melanjutkan proyek elektrifikasi sampai Stasiun Manggarai yang rampung pada 1 Mei 1927.

Stasiun Manggarai mempunyai nilai historis yang tinggi. Stasiun ini merupakan stasiun awal keberangkatan pemindahan ibukota sementara ke Yogyakarta pada 4 Januari 1946. Segala persiapan rahasia untuk perjalanan Presiden dan Wakil Presiden pun dilaksanakan di stasiun ini.

Sang Panglima Besar Jenderal Soedirman pun pernah singgah di Stasiun Manggarai dalam rangka menghadiri perundingan gencatan senjata di Jakarta. Kedatangan Sang Panglima dan rombongan di Stasiun Manggarai pada 1 November 1946 disambut sorak sorai rakyat Indonesia.

Saat ini Stasiun Manggarai menjadi stasiun dengan lalu lintas kereta ai tersibuk di Indonesia. Stasiun ini melayani perhentian KRL Commuter Line tujuan Jakarta Kota, Bogor, Tanah Abang, dan Bekasi. Stasiun ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang terdaftar di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan nomor registrasi RNCB.19990112.04.000470 berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.13/PW.007/MKP/05, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 011/M/1999 dan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 Tahun 1993.

Lokasi Stasiun Bukitduri ditandai lingkaran berwarna kuning, pada peta tahun 1914 Stasiun Manggarai belum ada. Pada peta tahun 1925 lokasi Stasiun Manggarai ditandai lingkaran berwarna merah. (Sumber: Colonialarchitecture.edu)

Sang Panglima Besar tiba di Stasiun Manggarai tahun 1946. (Koleksi ANRI)

Tampak depan Stasiun Manggarai tahun 1920-an. (Sumber: Media-kitlv.nl)

Proses pembangunan kanopi Stasiun Manggarai. (Sumber: Media-kitlv.nl)

Kesibukan Stasiun Manggarai pada tahun 1951. (Sumber: NVBS)
Pada tahun 2000an kondisi perkererataapian tanah air sedang buruk. Ketidakterbitan pelayanan, kekurangan armada, kondisi rel yang sebagian besar telah berusia  tua dan aneka kekurangan perkeretaapian memuncak saat tahun 2005 sebuah KRD dari Rangkasbitung tujuan Jakarta Kota atapnya ambruk di Stasiun Kebayoran, sehingga pelayanan buruk dan perusahaan saat itu rugi, tercatat tahun 2008 PT KAI rugi Rp 80 milyar.
Ketidaktertiban juga menimpa stasiun-stasiun seluruh Indonesia, khusunya Jabodetabek stasiun-stasiunya kumuh, termasuk stasiun Besar Manggarai.

Stasiun saat itu dikuasai preman, sehingga para pedagang berjualan ,  peron stasiun dijadikan pasar.  Musim buah mau beli buah apa saja ada. Alat-alat listrik juga lengkap tersedia. Sehingga kondisi staisun seperti pasar tradisional yang kumuh, tidak tertib, tidak aman dan buruk.
Saat itu kesibukan stasiun Manggarai tidak sesibuk saat ini. Stasiun Manggarai makin sibuk setelah dijadikan stasiun transit yang diberlakukan  sejak 2011 oleh PT KAI yang merubah sistem operasi KRL dari sebelumnya multi operation menjadi single operation, sehingga perjalanan KRL tidak lagi Original Destintaion (OD),  namun berubah dengan model transit.
Meskipun kondisi stasiun Manggarai masih belum layak untuk sistem transit, PT KAI tetap menerapkan sistem transit sebagai langkah untuk memaksimalkan segala potensi dalam meningkatkan volume penumpang KRL yang setiap hari terus naik volumenya.

Targetnya penumpang KRL saat pada akhir tahun 2024 ini diperkirakan  akan mencapai lebih dari  1,5 juta orang perhari.
Karena kondisi stasiun masih belum siap dengan sistem baru maka ketika akan transit terjadi kehebohan, ratusan orang harus menyeberangi rel bersama-sama, belum lagi stasiun Manggarai menggunakan peron tinggi, sebagian dan ada peron rendah sehingga banyak keluhan penumpang KRL yang transit di stasiun Manggarai.

Meskipun sering diprotes para penumpang,  PT KAI tetep teguh menjalankan sistem transit. Guna merespon keluhan untuk memudahkan naik turun penumpang PT KAI membuat tangga dari besi memanjang sepanjang rangkaian KRL. Upaya ini berhasil meredam sebagian keluhan dan membantu memudahkan naik turun penumpang.

Kerawanan saat menyeberang  banyak kereta lewat oleh PT KAI disiasati dengan mengerahkan petugas keamanan untuk memandu untuk mengamankan saat penumpang berpindah dan harus menyeberang melewati rel.

Seiring perubahan di PT KAI, pada 2005 pemerintah juga mendirikan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), tepatnya pada 5 Agustus 2005 DJKA resmi berdiri dan mengangkat Dirjen Pertamanya mantan Dirut Perumka saat itu Soemino Eko Saputro.

Setelah resmi berdiri DJKA mulai menata diri sehingga dalam dua  tahun pertama telah bisa menerbitkan Undang-undang No. 23 Tahun 2007 sebagai pengganti Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang perkeretaapian.

Tidak hanya menerbitkan  UU 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian saja, DJKA juga mulai memperbaiki perkeretaapian dengan prioritas di Jabodetabek.

Langkah pertama DJKA pada  2006 membangun jalur ganda dan elektrifikasi KRL Tanahabang-Serpong.

Satu setengah tahun kemudian DJKA meresmikan modernisasi stasiun Serpong, meresmikan jalur ganda elektrifikasi  untuk KRL, dan tiketing elektronik.

Langkah ini menandai modernisasi layanan KRL Jabodetabek secara bersama-sama oleh DJKA dan PT KAI.
PT KAI memodernisasi pelayanan dengan menata stasiun-stasiun lintas Manggarai-Bogor, stasiun Tanah Abang. Juga menata stasiun bawah jalan layang dari Jakarta Kota-Cikini dan menata stasiun-stasiun di jalur lingkar termasuk Pasar Senen, Kemayoran, Rajawali,  Kampung Bandan, Jakarta Kota, Angke, Duri, Grogol, Pesing, Taman Kota, Bojong Indah, Rawa Buaya, Kali Deres, Poris, Batu Ceper, Tanah Tinggi dan Tangerang serta KA Bandara Soetta.

Selain itu PT KAI juga menata stasiun Gang Sentiong, Kramat dan Pondok Jati.
Stasiun-stasiun di luar itu dikerjakan oleh DJKA, lintas Tanah Abang-Kebayoran- Serpong-Parung Panjang-Rangkasbitung yang dulu stasiun dan perhentian tidak layak pelayanan dibangun stasiun  baru dengan disain modern dan kekinian, yang dikerjakan oleh BUMN, sehingga merubah wajah perkeretaapian Jabodetabek.

Modernisasi Stasiun Manggarai, meliputi perombakan total. Sebagian rel diangkat ke atas, khusunya untuk KRL tujuan Bogor dan pelayanan KA antar kota. Pengangkatan rel tujuan Bogor dimaksudkan untuk memperlancar lalu lintas KRL di stasiun Manggarai yang sebelumnya rel di permukaan dan seringkali KRL menunggu lama antri di sinyal masuk Manggarai karena menunggu KA antar kota atau KA ke Tanah Abang yang akan melintas.

DJKA menyelesaikan crodit lalu lintas kereta api di Manggarai dengan membangun rel baru mulai jalur layang dari sebelah selatan stasiun Cikini, rel ditambah ke arah barat dan menuju emplasemen atas stasiun Manggrai.

Penambahan rel layang ini guna memperlancar KRL tujun Bogor PP dari jalur layang Jakarta kota-Manggarai.

Selain membangun jalur khusus KRL tujuan Bogor, DJKA juga membangun tempat pemberangkatan KA penumpang jarak jauh, kereta antar kota, sehingga ke depan Manggarai juga melayani keberangkatan KA antar kota.

Saat ini rel layang KA antar kota pmasih proses konstruksi yang dikerjakan oleh BUMN. Melalui konsorsium BUMN Nidya Karya (Petsero) dengan konsorsium bersama Waskita Karya (Persero) mengerjakan proyek Prestisius Modernisasi stasiun Besar Manggarai.

Konsorsium BUMN
NCK (Nindya Chitra Kharisma) KSO
telah menghasilkan karya besar. Stasiun Manggarai yang dulu kumuh, seram kini mewah berwibawa.


Stasiun Manggarai Modern memiliki beberapa akses baik sisi timur maupun sisi barat, sehingga penumpang dari arah Pasar Raya Manggarai bisa langsung masuk melalui akses jalan stasiun yang tersedia apik. Dulunya untuk akses ke Pasar Raya penumpang harus menaiki tangga kayu yang  dibuat dan dijaga preman. Setiap melintas penumpang harus naik tangga dan bayar ke preman.

Sedangkan akses sisi timur telah dikoneksikan dengan Trans Jakarta yang membangun Halte Manggarai ke berbagai tujuan. Selain itu tersedia pula MetroTrans dan MicroTrans dengan menggunakan 1 kartu JAKLINGKO bisa naik berbagai moda.

Untuk akses antar peron PT KAI telah membangun underpass yang bisa menghubungkan antar peron di bawah rel KA. Sedangkan DJKA membangun stasiun Manggrai lebih condong ditinggikan, sehingga dibuatkan tangga naik dan eskalator untuk penumpang, sehingga layanan KRL kini telah tertib, aman dan nyaman.

Layanan KA Bandara

Selain melayani KRL dan KA antar kota, stasiun Manggarai juga untuk melayani KA Bandara Soekarno Hatta. Layanan KA Bandara disediakan di jalur 6 bawah, sedangkan aksesnya melalui pintu barat. Namun dapat pula diakses dari pintu timur. Layanan KA Bandara disediakan tempat khusus di lantai II stasiun Manggarai.
Layanan KA Bandara dilayani dengan layanan modern, khususnya pertiketanya melalui gate khusus, ruang tunggu yang nyaman dan pelayanan KA  yang aman, nyaman, tertib dan diusahakan tepat waktu.

KA Bandra Soetta berangkat ➕ berakhir di stasiun Manggarai. KA Bandara Soetta yang saat ini keretanya dilayani KCI ini,  menempuh perjalanan dari Manggarai, Soedirman, BNI City (Karet)-Tanah Abang, Duri,  lanjut menuju Grogol-Pesing hingga Batu Ceper Bandara Soetta.

Layanan KA Antar Kota Jarak Jauh

Stasiun Manggarai juga disiapkan untuk melayani KA antar kota, KA jarak jauh ke berbagai jurusan ke Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. KA antar kota disetting  ketika masuk stasiun Manggarai rangkaian telah siap untuk melayani penumpang. Rangkaian telah dicuci, dibersihkan di Depo Lokomotif dan Depo Kereta Cipinang yang telah dimodernisasi oleh DJKA.

Dari Depo rangkaian KA  akan melintasi stasiun Jatinegara, masuk jalur layang antar kota dan disiapkan di emplasemen Manggarai, sehingga pelayanan kepada masyarakat dapat terselenggara lebih baik. Pemisahan pelayanan KA antar kota di Manggarai menandai moderinsasi pelayan kereta api.

Dengan pelayanan baru ini citra PT KAI dan citra pemerintah makin baik dan lebih dipercaya masyarakat.
Modernisasi Stasiun Jatinegara. Modernisasi stasiun Jatinegara dilaksanakan oleh DJKA dibantu BUMN Konstriksi kebanggaan negeri Waskita Karya dan Nindya Karya (Persero].

Stasiun Jatinegara masuk bangunan cagar budaya, oleh DJKA bangunan lama tidak dibongkar. Modernisasi meliputi penggantian seluruh rel, perbaikan peron-peron, akses penumpang. Guna menjamin keselamatan penumpang stasiun Jatinegara dibuat dua lantai. Sebelumnya untuk menuju peron lain di stasiun Jatingara penumpang harus  melintasi rel, saat ini aksesnya harus naik lewat atas, setelah menyeberangi rel penumpang akan turun menuju peron yang dituju.

Untuk saat ini stasiun Jatinegara bukan stasiun untuk keberangkatan KA, sehingga lebih banyak penumpang yang turun dari berbagai kota di stasiun Jatinegara ini. Aksesnya menggunakan satu pintu barat.

Selain akses untuk penumpang untuk penyebarangan warga juga disiapkan akses jembatan penyeberangan orang yang lebih baik dibanding sebelumnya karena DJKA telah memperbaiki JPO yang telah ada, sehingga pembangunan proyek stasiun Jatinegara dapat memperbaiki pelayanan kepada masyarakat.

Stasiun Jatinegara menjadi tempat turun para penumpang KA antar kota dan tempat transit penumpang KRL  menuju Pasar Senen dan Manggarai.
Seluruh penumpang KRL dan penumpang yang turun dari KA antar kota harus melawati tangga yang dilengkapi eskalator naik turun penumpang.
Dengan demikian pelayanan menjadi aman, tertib dan lancar.

Modernisasi stasiun Bekasi.

Guna meningkatkan layanan kepada pelanggan PT KAI, DJKA membangun stasiun Bekasi. Stasiun Bekasi sebelumnya naik turun KRL penumpang menyeberang langsung lewat permukaan rel, namun dengan modernisasi stasiun Bekasi dibangun bertingkat menjadi 2 lantai  yang dilengkapi tangga, eskalator dan lift untuk naik turun akses.

Dengan modernisasi stasiun Bekasi, layanan KA antar kota dan KRL Jabodetabek di stasiun Bekasi menjadi lebih modern. Layanan KRL dilengkapi gate tiket elektronik sedangkan KA antar kota dilayani sistem e-tiket kertas dengan layanan modern seperti di Bandara.

Layanan KA dari Kota Bekasi ada 2 stasiun, yaitu stasiun Bekasi dan stasiun Bekasi Timur, sehingga warga yang lebih dekat akan memilih bisa naik dari stasiun Bekasi Timur. Warga bisa naik KRL tujuan Jakarta maupun tujuan Cikarang.

  Modernisasi stasiun Klender, Klender Baru, Cakung, Kranji, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung dan Cikarang. Stasiun-stasiun tersebut telah dimodernisasi oleh DJKA dengan standar keselamatan tinggi.
Stasiun-stasiun tersebut dibuat dua lantai. Lantai dua untuk menyeberangi rel yang difungsikan pula untuk pelayanan tiket, musholla, toilet, gate masuk keluar, dan layanan ATM. Dengan dibuat dua lantai maka keselamatan penumpang dijamin aman, selamat dan layanan naik turun penumpang disediakan tangga, eskalator, dan  lift penumpang prioritas, Lansia, membawa anak kecil, ibu hamil dan penumpang berkebutuhan khusus.

Modernisasi stasiun lintas Timur telah merubah wajah perkeretaapian Jabodetabek, sehingga semua koridor layanan tersedia standar keselamatan tinggi dengan layanan lebih modern.

Dengan layanan ini telah memberikan citra layanan yang berkelas dunia. Naik KA di Jabodetabek sama dengan naik KA di China, Jepang dan Perancis. ***

(###)