merdekanews.co
Jumat, 09 Februari 2024 - 09:00 WIB

Oleh : Akhmad Sujadi

Penertiban Penataan dan Modernisasi Stasiun Lintas Duri-Tangerang

### - merdekanews.co
Akhmad Sujadi Pemerhati Transprotasi, Sosial dan Politik

Lintas Duri-Tangerang sebelumnya merupakan lintas jalur tunggal, sehingga dalam operasional bergantian, sehingga meskipun jaraknya hanya 25 km, sitempuh lebih lama karena KRL harus menunggu saat berpapasan.

DJKA membangun jalur ganda elektrifikasi KRL sekitar tahun 2012, jaringan KRL jalur ganda baru dibangun  dan selesai pada 2015.

Lintas yang juga bisa akses ke jalur Bandara Soetta ini dilintas KRL jurusan Duri-Tangerang dan KA Bandara dari Manggarai-Tanah Abang, Duri-Batu Ceper-Bandara Soetta.

Stasiun-stasiun di lintas Duri Tangerang juga dulunya tidak ada yang tidak kumuh, semua stasiun ada pedagang asongan di peron dan di plataran-plataran stasiun.

Dalam penertiban pedagang stasiun yang berat ditertibkan stasiun Duri dan stasiun Kali Deres karena jumlah pedagangnya yang besar, sehingga ketika penertiban terpaksa PT KAI bersama Polri menggunakan gas air mata untuk melumpuhkan perlawanan pedagang.

Setelah mencapai kemenangan, PT KAI berhasil menata stasiun Grogol, Pesing, Taman Kota, Bojong Indah, Rawa Buaya, Kalideres, Poris, Batu Ceper, Tanah Tinggi dan Tangerang.

Penataan stasiun-stasiun ini berjalan baik dan lancar. Sehingga pelayanan bisa aman, tertib dan lancar berkat modernisasi stasiun.

Stasiun Grogol sebelumnya stasiun mati, meskipun sudah lama dibangun namun tidak ada KRL yang berhenti di stasiun Grogol. Karena tidak diurus, lahan sekitar stasiun dipakai masyarakat untuk tempat tinggal.

Namun stasiun Grogol berhasil dihidupkan untuk melayani penumpang KRL setelah jalur ganda dioperasikan DJKA. Stasiun Grogol letaknya sangat strategis berdekatan dengan jalan raya, sehingga memberikan kemudahan untuk akses penumpang.

Stasiun Pesing juga aksesnya mudah dekat jalan raya. Stasiun ini dulunya di depan stasiun tanahnya dipakai warga untuk rumah tinggal dan kontrakan-kontrakan, oleh PT KAI bangunan liar itu ditertibkan untuk memperluas parkir, pelayanan penumpang dan pemasangan pintu gate elektronik, sehingga stasiun yang dulunya kumuh berubah menjadi stasiun yang bersih, tertib dan modern.

Stasiun Taman Kota dulunya stasiun mati, sebelum jalur ganda dioperasikan tidak ada pelayanan KRL. DJKA dan PT KAI  menghidupkan stasiun Taman Kota, Grogol dan Tanah Tinggi untuk layanan penumpang bersamaan dengan peresmian jalur ganda Duri Tangerang pada 2015, sehingga warga sekitar stasiun dapat memanfaatkan stasiun ini untuk naik turun menggunakan KRL ke Jakarta atau Tangerang.

Selanjutnya stasiun Bojong Indah, juga ditertibkan, ditata dan dimodernisasi oleh PT KAI. Stasiun Bojong Indah dilengkapi gate masuk, akses penumpang dan peron tinggi.

Kemudian stasiun Rawa Buaya. Stasiun ini dekat dengan jalan raya, disebelahnya terdapat flyover dibawahnya terdapat  pintu perlintasan masih tetap terbuka, berkat usaha gigih DJKA, PT KAI dan Dishub DKI, pintu perlintasan bisa ditutup.

Stasiun Kalideres dulu sangat kumuh, di dekat perlintasan KA terdapat banyak pedagang buah, sehingga membuat semrawut lingkungan. Stasiun Kalideres pedagangnya dibackup preman, sehingga saat penertiban pedagang terjadi perlawanan.

Perlawanan sengit terjadi hingga malam hari, karena PT KAI punya semangat penertiban harus tuntas malam itu juga para karyawan, security, Brimob dan Marinir tidak pantang mundur menyelesaikan penertiban stasiun Kalideres hingga larut malam.

Setelah berhasil ditertibkan, stasiun Kalideres ditata oleh PT KAI, ruang-ruang bekas kios dimanfaatkan untuk ruang pelayanan, dipasangi gate tiket elektronik  sehingga stasiun Kalideres mampu mewujudkan pelayanan berstandar keselamatan dan modern.

Stasiun Poris di Tangerang juga dekat dengan jalan raya sehingga akses transportasi lanjutan mudah dan murah. Stasiun Poris juga dulu ada pedaganganya, namun tidak sebanyak stasiun Kalideres, sehingga penertibanya juga mudah dan menatanya tidak sulit.

Stasiun ini dimodernisasi dengan pemasangan gate elektronik dan pemasangan beberapa kanopi untuk pelayanan penumpang.

Penataan lahan parkir juga turut andil menciptakan ketertiban pelayanan, sehingga stasiun Poris menjadi stasiun dengan pelayanan yang aman, tertib, nyaman dan modern. Sehingga dapat mendukung citra pelayanan PT KAI.

Stasiun Batu Ceper dibangun PT KAI untuk akses KA ke Bandara Soekarno Hatta dan pelayanan KRL ke Tangerang.

Stasiun Batu Ceper telah ditata menjadi stasiun modern, dari sebelumnya. Stasiun Batu Ceper merupakan  pertigaan KRL jurusan Tangerang dan KRL  tujuan  Bandara Soetta.

Selanjutnya stasiun Tanah Tinggi, dulu tidak beroperasi,  stasiun Tanah Tinggi dibiarkan tidak beroperasi bertahun-tahun, sehingga sekitar stasiun dipakai warga untuk  pabrik tahu.

Guna mendukung pelayanan oleh PT KAI stasiun  Tanah Tanggi ditertibkan ditata menjadi stasiun dengan palayanan standar keselamatan. Akses penumpang, get pintu elektronik semua memodernisasi pelayanan stasiun Tanah Tinggi yang pengoperasianya bersamaan dengan peresmian jalur ganda Duri-Tangerang.

Stasiun  Tangerang merupakan stasiun tujuan akhir KRL. Stasiun ini dulunya sangat kumuh di sisi barat dan sisi selatan terdapat bangunan warga yang kumuh.

Oleh DJKA stasiun ini ditertibkan, diperluas ditambah jalur dan ditambah peronnya dan disetirilisasi.
Akses pelayanan penumpang yang sebelumnya di tengah dipindah ke sisi barat, sehingga penumpang mudah aksesnya.

Bangunan-bangunan liar di stasiun Tangerang sisi barat dibongkar, sebagaian dibuat teras dengan kanopi untuk peayanan dipasangai gate elektronik. Sebagian lagi untuk lahan parkir kendaraan.

Penataan stasiun Tangerang yang lebih modern telah memberikan citra pelayanan yang baik kepada masyarakat, sehingga memberikan citra positif bagi PT KAI dan citra pemerintah. Stasiun Tangerang di sisi selatan terdapat perlintasan sebidang KA yang dulunya dimanfaatkan pedagang untuk berjualan, pernah ditertibkan, dipagar oleh DJKA. ***

(###)