merdekanews.co
Rabu, 07 Februari 2024 - 11:30 WIB

Oleh : Akhmad Sujadi

Modernisasi Armada KRL

### - merdekanews.co
Akhmad Sujadi Pemerhati Transprotasi, Sosial dan Politik

Sejak lahir kereta listrik di Jakarta pada 1925 perkembangan armada KRL terus berevolusi.

Sejarahnya KRL dulu menggunakan kereta  kayu yang ditarik lokomotif listrik. Lalu pada 1970-an, KRL buatan Jepang tiba di Indonesia dan berangsur menggatikan KRL Kereta kayu ditarik lomotof listrik.

Saat itu KRL yang digunakan semuanya kelas  KRL ekonomi tanpa AC. Alias kereta panas.

Pada tahun 2000 Pemerintah Indonesia melalui PT KAI menerima hibah 72 unit KRL bekas dari Jepang.

KRL ber-AC ini oleh PT KAI dioperasikan sebagai KRL Pakuan Ekspres Jakarta-Bogor. KRL Serpong Ekspres Manggarai-Sudirman-Serpong. KRL Benteng Ekspres Jakarta-Tangerang dan KRL Bekasi Ekspres Jakarta-Bekasi.

Dalam perjalananya KRL Ekspres AC  ini diminati konsumen karena KRLini tidak banyak berhenti di stasiun, tiket yang dijual mahal dengan fasilitas yang cukup representatif ini menjadikan pendapatan KRL AC ini memberikan pemasukan yang tinggi bagi Daop Jabotabek yang berevolusi menjadi Divisi Jabotabek, PT KCJ dan PT KCI ini terus mendatangkan armada KRL bukan baru dari Jepang.

Hingga tahun 2022 hampir seluruh layanan KRL Jabodetabek menggunakan KRL bukan baru. KRL INKA yang produk dalam negeri yang dibeli Kemnhub untuk mendorong usaha dalam negeri  kalah bersaing dengan KRL bekas.

Bahkan dalam beberapa tahun kemudian KRL INKA yang semula beroperasi di Jakarta mulai dihentikan operasinya, bahkan ada yag disekrap. Sisa KRL INKA  dipindah ke jalur Solo-Yogyakarta.

Bertahun-tahun sejak tahun 2000 PT KCI  menggunakan KRL bekas. Pada tahun 2022 PT KCI berniat impor lagi KRL bekas dari Jepang, namun terganjal ijin di Kementerian Perindustrian karena produk dalam negeri dari PT INKA sudah mempu membuat KRL sendiri. Namun produk INKA tidak dipilih oleh KCI karena berbagai faktor.

PT INKA hanya kebagian meretrofit KRL-KRL yang sudah dipilih agar KRL retrovit dari INKA  ini mampu bertahan lebih lama beberapa tahun lagi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan armada untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat Jabodetabek yang diprediksi pada 2025 mendatang akan mencapai 1,2 juta orang perhari.

Lalu pada 2023 PT KCI berencana mengadakan armada baru, beberapa perusahaan produsen KRL luar negeri segera memasukkan proposal, ada perusahaan Jepang, Korea dan China.
Melalui berbagai rapat dengan Kemenhub, dan Kemko Kemaritiman dan Investasi akhirnya PT KCI membeli  KRL baru buatan China.
 

Alasan KCI Pilih Impor KRL dari China meski Jepang Tawarkan Harga Lebih Murah


Dicuplik dari Kompas. Com (31/1-24) PT KAI Commuter (KCI) membeberkan alasan pihaknya memilih impor 3 KRL baru dari China ketimbang dari Jepang meskipun harga yang ditawarkan Jepang lebih murah.

Sebagai informasi, dalam penandatanganan Kontrak Kerjasama Pengadaan Sarana KRL Baru pada 31 Januari 2024 di Beijing, China, disepakati impor 3 KRL baru dari China ini senilai Rp 783 miliar.
Sementara pada Price Proposal JR East tanggal 30 Juni 2023 yang pernah dibagikan oleh Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT KAI John Robertho saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Selasa (19/9/2023), harga 3 KRL baru dari pabrikan asal Jepang hanya Rp 676,8 miliar (asumsi kurs Rp 104,44 per Yen).

Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, selama proses pengadaan 3 KRL impor ini pihaknya telah melakukan penjajakan dengan berbagai penyedia atau manufaktur dari beberapa negara produsen sarana KRL.
KCI telah menerima proposal resmi dari produsen KRL asal Jepang, J-TREC, pada Oktober 2023.

Selain dengan J-TREC, KCI juga melakukan penjajakan dengan perusahaan manufaktur kereta api asal Korea Selatan yakni Wojin dan Dawonsys, serta perusahaan asal China yang juga memproduksi Kereta Cepat Whoosh yakni China Railway Construction Corporation (CRRC) Sifang Qingdao.

Setelah menerima proposal dari berbagai perusahaan tersebut, KCI pun melakukan pembahasan proses pengadaan sarana KRL hingga akhirnya memutuskan untuk memilih CRRC Sifang sebagai mitra kerja.

"CCRC Sifang dapat memenuhi spesifikasi teknis dan time delivery yang sesuai dengan persyaratan dan harga yang kompetitif dibandingkan produk lainnya," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (2/2/2024).

Selain itu, KCI juga mempertimbangkan dari sisi reputasi dan rekam jejak karena CRRC Sifang sudah bekerja sama dengan 28 negara di dunia untuk menyediakan sarana commuter EMU dengan berbagai kondisi di negara masing-masing pengimpornya.

Selain itu, dalam kerja sama ini KCI dan CRRC Sifang juga sepakat untuk melakukan transfer pengetahuan untuk penanganan operasional KRL ke depan. "Ini juga yang memperkuat KAI Commuter untuk bekerja sama dengan CRRC Sifang," kata dia.

Sebagai informasi, pengadaan sarana KRL baru ini sebagai langkah KCI dalam pemenuhan sarana KRL untuk mengakomodir pengguna KRL Jabodetabek yang diharapkan mencapai 2 juta pengguna per hari pada 2025.

Sebagai catatan, saat ini rata-rata volume pengguna KRL Jabodetabek pada hari kerja sebanyak 870.000-950.000 orang per hari. Pada Januari 2024 tercatat volume tertinggi pada Senin (2/1/2024) yaitu sebanyak 941.771 orang, dengan rata-rata volume sebanyak 877.846 orang setiap hari kerja.***

(###)