merdekanews.co
Jumat, 29 Desember 2023 - 15:25 WIB

Bergejolak! PBNU Tepis Ada Aroma Politik di Balik Pencopotan KH Marzuki Mustamar

Jyg - merdekanews.co
KH Marzuki Mustamar. (Foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) resmi mencopot KH Marzuki Mustamar dari posisi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Pencopotan itu diumumkan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dalam pertemuan dengan sejumlah pimpinan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), Rabu (27/12).

Sempat beredar kabar pencopotan KH Marzuki Mustamar berbau politis lantaran mendukung paslon capres-cawapres tertentu dalam Pilpres 2024. Namun Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul secara tegas menepis anggapan tersebut.

"Saya pastikan (pencopotan Kiai Marzuki sebagai Ketua PWNU Jatim) bukan karena faktor politik, ini karena semata-mata soal miss manajemen dan beberapa yang lain lah," kata Gus Ipul di sela acara Jawa Timur Berselawat, JX International, Surabaya, Kamis (28/12) malam.

Menurutnya, PBNU juga tidak pernah memaksakan kehendak politik apapun kepada para pengurus dan kadernya. Pihaknya membebaskan sesuai pilihan serta hati nurani masing-masing.

"Kalau itu terus terang tidak ada kaitannya, jadi di NU ini bebaslah, mau milih siapa saja silakan sesuai dengan hati nurani atau keyakinan masing-masing, siapa calon yang paling tepat, jadi kita enggak akan memaksa orang," tuturnya.

Pemberhentian Kiai Marzuki, kata Gus Ipul, adalah masalah internal yang sudah digodok PBNU dengan matang. Hal itu bermula dari usulan Rais Syuriah PWNU Jatim. Karena itu ia meminta kejadian ini tak perlu dibesar-besarkan.

"Ya sudah enggak usah dibesar-besarkan, ini adalah masalah internal, dan proses-prosesnya dicoba secara internal dan sudah melalui proses yang sangat panjang sekali," ucapnya.

Gus Ipul menyebut ada banyak masalah yang menyebabkan Kiai Marzuki dicopot. Salah satunya soal konflik penunjukan kepengurusan Pengurus Cabang NU (PCNU) Jombang yang terjadi beberapa bulan lalu. Saat itu PBNU bahkan sampai digugat ke pengadilan oleh kadernya sendiri.

"Banyak beberapa. Di antaranya ada masalah-masalah yang tidak terkendali, misalnya di cabang Jombang kan sampai ke pengadilan segala macam," ujarnya.

PBNU menilai Kiai Marzuki sebagai Ketua PWNU Jatim tidak menjalankan fungsi dan perannya hingga permasalahan jadi berlarut-larut.

"Ketika itu setelah kita teliti, kita melihat ada paling tidak tanggung jawab yang kurang dari wilayah (PWNU Jatim), dalam hal ini oleh ketua wilayah (Kiai Marzuki)," katanya.

Sementara soal faktor-faktor yang lain, Mantan Gubernur Jatim Dua Periode itu mengaku tak bisa menjelaskannya ke publik, lantaran hal itu merupakan ranah internal.

Lebih lanjut, Surat Keputusan (SK) pemberhentian Kiai Marzuki itu akan segera diserahkan. Saat ini pihaknya masih menunggu tanda tangan Rais Aam dan Ketua Umum serta jajaran lengkap sebelum resmi menyampaikannya.

Terpisah, Marzuki Mustamar, yang kini ramai dibicarakan usai dirinya dicopot,  mengaku selalu menjaga hubungan baik dengan setiap partai politik. Baik Parpol pendukung paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, parpol pendukung paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka maupun parpol pendukung paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. 

"Saya tidak ingin pasca Pilpres itu pintu dakwanya PWNU tertutup untuk salah satu golongan. Karena kami ingin skala dakwah di Partai Golkar itu masih terbuka, dakwah di PKB masih terbuka, di PDIP masih terbuka. Sikap kami seperti itu," kata Marzuki, Jumat (29/12).

Ia mengatakan, orang yang menudingnya sebagai pendukung paslon capres tertentu karena tidak melihat gambaran sikap politik dirinya secara utuh. "Kalau pilihan politik itu kan hak masing-masing. Dan itu tidak ada yang tahu karena itu pribadi saya. Sehingga kalau Kiai Marzuki disanksi karena mendukung salah satu (paslon) itu tidak benar," ujar Marzuki. 

"Perkara misalnya ada orang dekatnya Marzuki kok masuk di Paslon AMIN (Anies-Muhaimin), ada juga orang dekat kami yang alumni sini sekarang jadi lengurus Golkar dan tentu Golkar 2 (Prabowo-Gibran). Nah kayak begitu-begitu, ketika orang melihat lalu menyimpulkan Marzuki mendukung 2. Terus melihat ada yang masuk 1 dikira Marzuki mendukung 1," tambah Marzuki. 

KH Marzuki mengaku sering melihat konten media sosial yang memframing dirinya condong mendukung Paslon tertentu tanpa mengklarifikasi terlebih dahulu. Jika sejumlah kegiatan ini menjadi latar belakang pencopotannya maka dia menganggapnya sangat tidak tepat. 

"Tidak kesini, konfrimasi secara lengkap. Kalau kesini jelas saya beritahu secara lengkap. Kami diruang publik mengurus semua. Perkara internal kami memilih siapa itu urusan kami. Itu karena kami tidak ingin kehilangan peluang dakwah," kata Marzuki. 

(Jyg)