merdekanews.co
Kamis, 08 Juni 2023 - 17:52 WIB

Oleh : Akhmad Sujadi Pemerhati masalah Sosial, Transportasi dan Politik

Modernisasi Transportasi Massal Perkotaan

### - merdekanews.co

Kemacetan Jakarta sekitarnya sudah sangat parah, guna mengurai kemacetan salah satu solusinya mengatur lalu lintas  kendaraan ganjil genap sesuai tanggal untuk mobil pribadi pada jalan-jalan tertentu di Ibu Kota Jakarta.

Pemerintah juga terus melakukan berbagai langkah nyata, diantaranya memperbaiki sistem transportasi umum yang  modern dan adaptif dengan teknologi terkini.

Sudah hampir 20 tahun sejak tahun 2004, pemerintah terus melakukan perbaikan layanan  transportasi massal perkotaan. Gema pembangunan busway yang dicetuskan Gubernur DKI Jakarta kala itu Sutiyoso semula banyak pro kontra, namun moderninsasi transportasi massal ini terus dikembangkan.

Bus Rapid Transit pertama di Asia Tenggara ini awalnya beroperasi  pada rute  Blok M ke Jakartakota. Pemprov DKI terus memperluas  prasarana bus jalur khusus ini ke berbagai jurusan, sehingga setiap sudut Jakarta sudah terlayani busway.

Terlebih kini PT Transportasi Jakarta, (Trans Jakarta) sebagai pengelola busway telah mengkoneksikan transporasti bus khusus ini dengan angkutan Metro Trans, Mikro Trans, sehingga cukup dengan 1 kartu JakLingko penumpang bisa menggunakan busway, metro Trans dan Micro Trans dari depan rumah ke tujuan.

Selain itu Trans Jakarta juga telah mengintegrasikan   busway dengan layanan MRT, LRT, LRT Jabodebek dan KRL Jabodetabek untuk mempermudah mobilitas warga DKI dalam bepergian, sehingga mereka bisa ke mana saja tanpa menggunakan mobil pribadi.

Kesuksesan layanan  busway diikuti pula dengan pembangunan transportasi massal berbasis rel perkotaan yang mengalami kemajuan pesat dengan hadirnya Moda Raya Terpadu (MRT) dari Hotel Indonesia-Lebak Bulus yang dilanjutkan ke Jakartakota. 

Kemudian Light Rail Transit (LRT)  Jakarta dari Kelapa Gading-Velodrom Rawamangun, yang akan dilanjutkan pula ke JIS dan Halim Perdana Kusuma (HPK) untuk integrasi dengan kereta cepat Jakarta Bandung, KCJB. 

Selanjutnya LRT Jabodebek Cawang-Bekasi Timur, Cawang-Cibubur, Cawang-Dukuh Atas.  LRT Palembang, KRL Yogya-Solo  serta kereta rel listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek,  tak  terlepas dari upaya pemerintahan Presiden Jokowi-Ma’ruf Amin yang terus mendorong pengembangan angkutan berbasis rel perkotaan di Indonesia.

Sejatinya hadirnya angkutan perkotaan berbasis rel sudah dirintis sejak dibangun eletrifikasi oleh Pemerintah  Belanda dari Tanjung Priok-Mester Cornelis (Jatinegara) yang pada waktu itu  telah menghadirkan kereta kayu yang ditarik lokomotif  listrik pertama yang  mulai beroperasi pada tanggal 6 April 1925.

Selain membangun KRL Pemerintah Hindia Belanda juga telah membangun Trem yang ditarik kuda dan Trem yang ditarik lokomotif uap di Indonesia lebih dari 100 tahun silam dengan ditemukanya rel Trem yang terkubur saat penggalian pembangunan MRT lintas Hotel Indonesia-Harmoni-Jakarta Kota, dimana rel peninggalan Hindia Belanda masih kokoh terikat bantalan kayu jati.

Pemerintah Hindia Belanda juga membangun elektrifikasi jalur kereta api hingga  Buitenzorg (Bogor) pada tahun 1930. Jalur kereta listrik di Batavia  menjadi  angkutan umum massal yang ramah lingkungan, yang  pada masa itu  merupakan salah satu sistem transportasi paling maju di Asia dan  menjadi andalan  transportasi perkotaan  Jakarta-Bogor sebelum berkembang ke Bekasi, dan Tangerang sehingga menjadi KRL Jabotabek.

Lokomotif Listrik ESS3201 merupakan salah satu dari 6 unit Lokomotif Listrik seri 3200 buatan pabrik Werkspoor Belanda. Perusahaan Electrische Staats Spoorwegen (ESS)  merupakan bagian dari  perusahaan Staats Spoorwegen (SS) yang khusus menangani sarana, prasarana dan operasional kereta listrik di Batavia (Jakarta).



KRL Hadir Menyapa Jakarta

Pemerintahan Presiden Soeharto kala itu mendatangkan  rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) baru buatan Jepang pada  tahun 1976. Kehadiaran KRL telah menggantikan peran kereta kayu ditarik lokomotif listrik, hingga akhirnya hanya tersisa lokomotif ESS3201 yang disimpan di Balai Yasa Manggarai.

Hadirnya KRL di Jabotabek pada 1976 telah meningkatkan animo masyarakat menggunakan angkutan umum. Waktu terus berjalan, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Perkeretaapian, pada  Direktorat Jenderal Perhubungan Darat terus menambah jumlah armada KRL Ekonomi  dari berbagi negara,  sehingga beberapa jenis KRL menghiasi ibu kota.

Pada tahun 2000, Pemerintah Indonesia mendapat hibah 72 unit KRL bekas dari Jepang bagi  PT. Kereta Api  (Persero). KRL bekas dari Jepang menandai perbaikan pelayanan KRL di Jabodetabek.

PT. KAI Daop 1 Jakarta yang membentuk Daop Jabodetabk sebagai pengelola  72 unit KRL bekas  membuat inovasi dengan mengoperasikan KRL Ekspres Ber-AC,  sehingga ada KRL Ekspres  Pakuan Jakarta-Bogor.  Bekasi Ekspres Jakarta-Bekasi. Serpong Ekspres Manggarai-Sudirman-Serpong dan Benteng Ekspres Jakarta-Tangerang.


Perluasan Elktrifikasi Jaringan KRL

Permintaan angkutan kereta api makin tinggi, sementara prasarana dan sarana kereta makin berkurang, guna mengimbangi permintaan angkutan  yang terus naik, Kementerian Perhubungan dan PT. KAI terus berbenah organisasi.

Pada 5 Agustus 2005 Kementerian Perhubungan membentuk Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) dengan jabatan  setingkat eselon satu.
Sementara PT KAI juga mengarahkan pengelolaan KRL Jabodetabek  menjadi anak perusahaan yang diawali pembetukan Daop Jabotabek pada 1999, kemudian menjadi Divisi Jabotabek, lalu PT. Kereta Api Commuter Jabotabek (KCJ) dan terakhir menjadi PT. Kereta Api Commuter Indonesia (KCI)  seiring perluasan elektrifikasi KRL ke Provinsi Banten, Yogyakarta dan Solo yang dibangun pemerintah melalui DJKA Kementerian Perhubungan.

Kemajuan perkeretaapian di berbagai negara telah mendorong pemerintah meningkatkan kualitas SDM perkeretaapian, perubahan organisasi dan penerapan teknologi perkeretaapian lebih ditingkatkan. Banyak program proyek bank dunia yang mengirim karyawan DJKA dan karyawan PT. KAI ke  luar negeri untuk mempersiapkan pembangunan perkeretaapain Indonesia.

Hadirnya DJKA di Kemenhub telah mendorong pembangunan prasarana perkeretaapian makin masif. DJKA melakukan pembangunan prasarana perekeretaapian angkutan perkotaan lengkap dengan pembangunan beberapa stasiun baru sehingga makin hari pengguna KRL makin bertambah.

Sementara KCI sebagai pengelola KRL terus mendatangkan KRL bekas dari Jepang untuk memperkuat armadanya.

Kehadiran transportasi massal perkotaan yang modern merupakan momentum bagi pemerintah mendorong penggunaan transportasi umum sebagai upaya  mengalihkan sebagian pengguna mobil pribadi yang menjadi biang  kemacetan. ***

(###)