
Jakarta, MERDEKANEWS - Sejumlah negara khususnya Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan di bursa saham. Kondisi ini terus dicermati pemerintah agar Indonesia tak kena dampak pelemahan itu.
"Kami akan terus memperhatikan perkembangan dari, terutama bursa-bursa yang ada di luar negeri. Yang di triger pertama yang ada di Amerika Serikat,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di DPR, Jakarta, Selasa (6/2/2018).
Sebab, kata Sri Mulyani, pelemahan di lantai bursa, bisa melahirkan berbagaim masam sentimen. Ke depan, pemerintah akan terus melakukan pemantauan. Tak terkecuali memantau kebijakan.
Sri Mulyani bilang, kebijakan-kebijakan yang perlu diperkuat adalah di sektor ekonomi. Sebab, apabila salah langkah dalam mengambil kebijakan, dikhawatirkan bisa merugikan ekonomi Indonesia.
“Sekarang ini dari sisi makro kami dengan Bank Indonesia terus ingin menyampaikan bahwa kebijakan viskal dan kebijakan moneter dua-duanya ditujujan untuk tetap mnjaga stabilitas dari perekonomian Indonesia dan hari ini kita juga kerjasama dengan OJK dan LPS ingin menjaga terus terutama sistem dan sektor keuangan,” ujar dia.
Diketahui, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street alami koreksi tajam dalam dua hari ini. Bahkan indeks saham Dow Jones catatkan penurunan terbesar sejak Agustus 2011.
Indeks saham Dow Jones melemah lebih dari 1.800 poin sejak Jumat pekan lalu. Wall street tergelincir 4,6%pada Senin waktu setempat. Indeks saham Dow Jones alami penurunan besar sejak Agustus 2011, selama krisis utang Eropa.
Tekanan terjadi di bursa saham Amerika Serikat (AS) berdampak ke bursa saham global. Sebagian besar indeks saham acuan antara lain di Jepang, Hong Kong, dan Australia turun tajam pada Selasa pagi.
(Alisya Purwanti)
-
Tugas Heru Jadi Bos Bea Cukai Berakhir 1 Juli? Prestasinya Sih Biasa-biasa Saja... Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad menilai kinerja Direktur Bea Cukai Heru Pambudi terlalu biasa. Artinya, tidak ada prestasi yang bisa dibanggakan. Jadi, buat apa dipertahankan.
-
Utang Numpuk di Era Jokowi, Sri Mulyani Bilang untuk Tambal Bolongnya Anggaran Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bakal memanfaatkan pinjaman bilateral dan multilateral sebagai salah satu strategi pembiayaan utang guna menangani dampak pandemi Covid-19.
-
Pengawasan OJK Lembek, DPR Minta Dibubarkan, Sri Mulyani Belain Begini Kalangan DPR mengusulkan agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibubarkan saja. Menyusul lemahnya pengawasan sektor keuangan terkait gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang belakangan terkuak adanya penyelewengan keuangan alias fraud.
-
Akhir Pemerintahan Jokowi, Setoran Pajak Makin Nyungsep Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan mengatakan, penerimaan pajak hingga akhir Juli 2019, melambat ketimbang periode yang sama 2018.
-
Cukai 2020 Makin Mahal, Industri Rokok Siap-Siap tak Ngebul Pemerintah berencana menaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Meski begitu kepastian mengenai rencana ini masih menunggu pembahasan dengan DPR.