merdekanews.co
Selasa, 07 Juli 2020 - 12:58 WIB

Utang Numpuk di Era Jokowi, Sri Mulyani Bilang untuk Tambal Bolongnya Anggaran

Setyaki Purnomo - merdekanews.co
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

MERDEKANEWS - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bakal memanfaatkan pinjaman bilateral dan multilateral sebagai salah satu strategi pembiayaan utang guna menangani dampak pandemi Covid-19.

Selain itu, ia menuturkan bahwa pembiayaan lewat Surat Berharga Negara (SBN) juga akan dimaksimalkan baik yang dalam mata uang rupiah maupun global. "Ritel maupun non ritel untuk SBN, sukuk maupun konvensional, baik yang local currency rupiah maupun yang global. Dalam kondisi yang luar biasa ini pun kami juga mengambil seluruh potensi pinjaman yang risikonya lebih rendah seperti pinjaman bilateral dan multilateral," ujarnya dalam video conference Senin (6/7/2020).

Sri Mulyani mengakui pandemi Covid-19 telah memberikan tekanan luar biasa terhadap anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2020. Karena dampak itu, postur APBN 2020 sampai diubah beberapa kali demi mengikuti perkembangan asumsi makro, kebutuhan penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional yang masih berubah-ubah. "Tahun ini adalah tahun yang luar biasa shocknya, sehingga defisit meningkat luar biasa dari yang tadinya kami bisa jaga di bawah 2 persen, atau 1,76 persen, primary balance mendekati nol, tapi sekarang terpaksa berubah sangat total," ucapnya.

Meski demikian, ia memastikan langkah-langkah pemerintah dalam pembiayaan utang juga tetap dilakukan secara hati-hati. Di sisi lain, pemerintah tetap akan melakukan reformasi kebijakan fiskal, melanjutkan reformasi pajak, hingga memperbaiki kualitas belanja pemerintah. "Dukungan kepada daerah juga kami terus perbaiki dan strategi pembiayaan kami lakukan secara prudent," ucapnya.

Langkah-langkah tersebut, lanjut Sri Mulyani, juga dilakukan untuk menciptakan confident terhadap pasar, sehingga market bisa melakukan assessment resiko secara baik. "Demikian yield bisa merefleksikan resiko yang reasonable dan objektif," imbuhnya.

Terakhir, Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia (BI) akan melakukan kerja sama dalam menggaet investor dengan menciptakan efisiensi market dan integrity market. "Tentu kami juga melakukan pendalaman pasar karena kalau market makin deep, kami akan menciptakan kompetisi makin bagus," tandasnya.

  (Setyaki Purnomo)






  • Sri Mulyani: Kinerja APBN 2023 Luar Biasa Sri Mulyani: Kinerja APBN 2023 Luar Biasa Realisasi pendapatan negara mencapai Rp2.774,3 triliun (112,6 persen terhadap APBN 2023 atau 105,2 persen dari Perpres 75/2023) atau tumbuh 5,3 persen dibandingkan realisasi tahun 2022