merdekanews.co
Rabu, 23 November 2022 - 07:50 WIB

Tinjau Lokasi Gempa Cianjur, Menteri Bintang Pastikan Pengungsi Perempuan dan Anak Dapat Penanganan Terbaik

Deka - merdekanews.co
“Saya menyampaikan rasa prihatin, dan duka cita yang mendalam atas terjadinya bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur Jawa Barat, apalagi berdasarkan data sementara yang disampaikan oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur, mayoritas korban merupakan anak – anak. Kedatangan saya hari ini adalah untuk meninjau langsung situasi di lokasi bencana untuk memastikan para pengungsi, khususnya perempuan dan anak, bisa mendapatkan penanganan yang baik,” ujar Menteri PPPA.

Jakarta, MERDEKANEWS --  Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengunjungi lokasi bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Selasa (22/11).

Kunjungan ini sebagai bentuk respon cepat pemerintah dalam penanggulangan bencana, khususnya penanggulangan bencana yang ramah terhadap kelompok rentan, anak, perempuan, dan lansia.

“Saya menyampaikan rasa prihatin, dan duka cita yang mendalam atas terjadinya bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur Jawa Barat, apalagi berdasarkan data sementara yang disampaikan oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur, mayoritas korban merupakan anak – anak. Kedatangan saya hari ini adalah untuk meninjau langsung situasi di lokasi bencana untuk memastikan para pengungsi, khususnya perempuan dan anak, bisa mendapatkan penanganan yang baik,” ujar Menteri PPPA.

Menteri PPPA mengunjungi lokasi pengungsian di Taman Prawatasari Cianjur, yang kemudian disambut gembira oleh para pengungsi. Selain menyapa anak – anak, Menteri PPPA juga melakukan dialog dengan para pengungsi perempuan hingga pemangku kepentingan di lokasi pengungsian.

Menteri PPPA juga memberikan paket bantuan, dimana diantaranya merupakan bantuan spesifik bagi anak, yaitu sebanyak 100 paket bantuan dengan pembagian usia 0-2 tahun sebanyak 24 paket, 3-7 tahun sebanyak 20 paket, dan 8-18 tahun sebanyak 56 paket.

Pada kesempatan yang sama, Menteri PPPA segera melakukan rapat bersama jajaran KemenPPPA, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Cianjur, dan beberapa pemangku kepentingan lainnya.

“Pertama, yang selalu kita lakukan dan kita dorong saat terjadinya bencana, adalah adanya data terpilah, agar intervensi yang dilakukan tepat sasaran. Kedua, adanya pendampingan psikososial, maka menjadi penting adanya pemetaan di 11 titik lokasi pengungsian. Namun, dalam melakukan ini, KemenPPPA tidak bisa bekerja sendirian, butuh adanya kehadiran dari pemerhati perempuan dan anak untuk pendampingan psikososial,” tegas Menteri PPPA.

Menteri PPPA juga meminta agar tempat pengungsian harus ramah perempuan dan anak, seperti toilet yang terpisah antara laki - laki dan perempuan, penerangan yang baik untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan, hingga dapur umum yang sudah berperspektif perempuan dan anak, dimana dalam menyajikan makanan memperhatikan kebutuhan anak.

Seto Mulyadi, selaku Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) yang juga melakukan kunjungan ke lokasi gempa bumi Cianjur dan mengikuti rapat bersama Menteri PPPA, mengingatkan bahwa dalam penanganan bencana ini, perlu tetap memperhatikan pemenuhan hak anak – anak.

“Ada 4 hak dasar anak, pertama adalah hak hidup, jadi mohon keselamatan anak untuk tetap hidup bisa kita utamakan, seperti menjaga anak agar tidak berada di dekat lokasi – lokasi yang rawan seperti rawan bangunan roboh, dan lain sebagainya. Kedua, hak tumbuh kembang, ini termasuk seperti bermain dengan gembira. Disamping itu, mohon ada pemenuhan hak belajar secara informal maupun non-formal, sehingga anak tidak merasa tertinggal atau berbeda dengan anak – anak lain, terkadang ketidakberlanjutan pendidikan dapat membuat anak rendah diri. Berikutnya, hak perlindungan dari kekerasan, mohon dikampanyekan kepada para orang dewasa untuk menjaga kesehatan mentalnya, agar dalam menghadapi anak – anak tidak mudah emosi. Termasuk juga perlu diwaspadai kejadian seperti penculikan, hingga perdagangan anak. Terakhir, hak untuk berpartisipasi, mohon agar kita bisa mendengarkan suara anak, mendengarkan apa yang mereka inginkan,” ujar Seto.

Kepala DP3AKB Provinsi Jawa Barat, I Gusti Agung Kim Fajar Wiyati Oka, menyampaikan beberapa hal yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, diantaranya bantuan baik logistik, ambulans, dan obat-obatan.

“Kemudian saya laporkan juga Bu Menteri, bahwa hingga jam 18.00 WIB tadi, jumlah yang meninggal dunia sudah 268 orang, jumlah yang masih dalam pencarian 151 orang, jumlah luka - luka 1.083 orang, dan jumlah yang mengungsi 58.362 orang. Memang tantangan kita adalah bagaimana data ini bisa terpilah.
Selanjutnya kita harapkan terutama dari KemenPPPA, DP3AKB Provinsi Jawa Barat, dan DP2KBP3A Kabupaten Cianjur, dapat terus berkoordinasi sampai semuanya pulih dalam waktu cepat,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas DP2KBP3A Kabupaten Cianjur, Heri Suparjo, menyampaikan bahwa pihaknya telah membentuk 11 tim untuk diterjunkan ke 11 titik, dan sudah dibuatkan Surat Keputusan (SK) nya.

“Tahapan dari SK tersebut, yaitu kita melakukan koordinasi, verifikasi, dan memilahkan data. Ini akan memerlukan assesmen di lapangan, dan verifikasi mana saja yang masuk dalam kategori untuk kita intervensi secara psikososial. Besok kita akan melakukan koordinasi dengan para pemerhati dan peduli terhadap perempuan dan anak, dan juga akan mulai melakukan verifikasi,” ujar Heri.

Lebih lanjut, KemenPPPA akan terus mengawal penanganan bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur ini, terutama akan memastikan adanya data terpilah agar intervensi yang dilakukan tepat sasaran, serta adanya pendampingan psikososial yang dibutuhkan oleh para pengungsi.

Di samping itu, KemenPPPA juga akan terus berkoordinasi dengan pihak – pihak terkait untuk memastikan bahwa hak – hak anak tetap terpenuhi.

(Deka)