merdekanews.co
Minggu, 25 Juli 2021 - 19:37 WIB

Oleh: Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi

Menanti Kehadiran KRL Bandung Raya

### - merdekanews.co
Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi

Angkutan kereta api perkotaan di Bandung Raya jauh tertinggal dibanding yang ada di Jabotadebek, Banten dan Yogja-Solo. Ini karena di Bandung masih menggunakan kereta konvensional yang ditarik lokomotif.

Seperti diketahui, penggunaan KA konvensional untuk angkutan perkotaan saat ini selain tidak efisien, juga sulit dipakai untuk mengubah budaya masyarakat dalam bertransportasi.

Oleh karena itu, Angkutan KA perkotaan di Kota Bandung perlu ditingkatkan. BTP Jawa Barat kemudian menyusun rencana pembangunan elektrifikasi Listrik Aliran Atas (LAA). Rencana konstruksi program tersebut akan masuk dalam Renstra DJKA pada tahun 2020-2024. Sedangkan DED Padalarang – Cicalengka sebagai acuan teknis pembangunan elektrifikasi sudah selesai dikerjakan pada tahun 2020 oleh Ditjen Perkeretaapian Direktorat Prasarana Perkeretaapian.

Ke depannya, KRL Bandung Raya yang akan melintas dari Padalarang-Bandung-Cicalengka diharapkan dapat menjadi angkutan perkotaan pilihan masyarakat. Mengingat, KAI sebagai operator akan menghadirkan angkutan yang bersih, tertib, aman, nyaman dan handal. Untuk itu, stasiun yang akan dilalui KRL akan diubah penampilannya menjadi lebih modern dan sesuai dengan kekinian.

Contoh hadirnya KRL AC yang mampu mengubah gaya hidup para penggunanya adalah pengoperasian KRL AC di lintas Tanah Abang – Rangkasbitung. Ketika masih dilayani kereta konvensional, penumpangnya cenderung biasa (tidak mengikuti tren), bahkan terkesan seenaknya sendiri. Namun, setelah diganti KRL AC, penggunanya menjadi lebih tertib dan disiplin. Penampilannya pun juga ikut berubah.



Rencana Elektrifikasi Padalarang-Bandung-Cicalengka (Sumber: DJKA & KAI Kompilasi Data BTP Jabar Erni 2021)
 



Diawali Pembangunan Jalur Ganda Kiara Condong-Cicalengka
Kepala BTP Jawa Barat, Erni Basri dalam paparannya di depan Walikota Bandung, Oded M Daniel pada tanggal 8 Juni tahun 2021 menyampaikan, bahwa terkait Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS), saat ini pihaknya fokus pada pembangunan double track Kiaracondong-Cicalengka dengan target pada tahun ini tahap pertama selesai dan untuk tahap kedua selesai tahun 2022.

Menurut Erni, untuk pembangunan jalur ganda Kiaracondong-Cicalengka BTP Jawa Barat akan menggunakan lahan pemerintah yang di kiri kanan rel, kini masih digunakan masyarakat untuk tempat tinggal. “Karena lahannya akan dipakai untuk membangun jalur ganda, maka warga yang tinggal di atas lahan tersebut harus dipindahkan. Namun, untuk pelaksanaannya masih menunggu tim independen, karena ada aturan mainnya,” kata Erni.

Untuk tahap kedua, pihaknya akan melakukan sterilisasi pada lahan milik pemerintah. Lahan tersebut berada di Cicalengka hingga Kiaracondong, tepatnya berada di sisi kiri dan kanan rel. Untuk yang ada di Jalur Kiaracondong - Cicalengka terdapat sekitar 900 bidang dan di Kiaracondong 600 bidang.

Untuk diketahui, bangunan yang berdiri di atas lahan milik pemerintah tersebut sudah ditempati warga selama puluhan tahun. “Mereka mengaku akan mengosongkan lahan yang mereka tempati secara kooperatif ketika tahu bahwa lahan itu akan dipakai untuk membangun jalur ganda,” jelas Erni.

Sebagai kompensasi, warga yang menempati lahan pemerintah dan terdampak pembangunan jalur ganda akan mendapatkan uang kerohiman yang besarannya diatur berdasarkan Perpres No 62 tahun 2018. Adapun rinciannya, terdiri dari biaya sewa rumah selama 1 tahun (12 bulan), biaya bongkar, biaya mobilisasi dan biaya pemanfaatan tanah. Sedangkan luas bangunan tidak dihitung.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Bandung, Oded M. Daniel, mendukung sepenuhnya pembangunan jalur ganda Kiaracondong – Cicalengka. Menurut dia, Pemkot Bandung hanya sebagai pendamping, karena proyek seutuhnya ada di Kemenhub. “Kita mendukung, dan kita mendampingi. Karena ini kan ada di wilayah Kota Bandung. Oded juga menekankan yang terpenting agar selalu berkoordinasi,” katanya.


Pengembangan Kawasan TOD Bandung Raya
Dengan dibangunnya elektrifikasi lintas Padalarang - Cicalengka, KRL dapat beroperasi di Bandung Raya. Kehadiran KRL akan semakin meningkatkan nilai lebih. Karena, selain jalur ganda dan elektrifikasi, stasiun-stasiun antara Padalarang hingga Cicalengka yang kurang representatif akan diubah menjadi stasiun modern.

Ditjenka sudah merancang stasiun modern untuk membuka peluang sebagai Transit Oriented Development (TOD), yakni kawasan terintegrasi angkutan dengan tempat tinggal dan perkantoran dalam satu kawasan. Dengan adanya TOD, diharapkan akan tumbuh bisnis baru di sekitar stasiun. Hal ini tentu akan berdampak pada peningkatan ekonomi warga sekitar kawasan TOD.

Stasiun-staiun yang akan dipermak modern diantaranya stasiun Cicalengka, Haurpugur, Rancaekek, Cimekar dan Gedebage. Empat stasiun itu akan tampil kekinian dengan New Stasiun Gedebage, Cimekar, Rancaekek dan Haurpugur. Dukungan pembangunan TOD stasiun nantinya akan dilakukan oleh Pemda Jabar bekerjasama dengan swasta.



Rencana Konsep TOD (Sumber: DJKA Kompilasi Data BTP Jabar Erni 2021)

(###)