merdekanews.co
Senin, 28 Juni 2021 - 11:47 WIB

Oleh: Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi

Kemenhub Bangun Tiga Terowongan Di Lintas Selatan Jawa

### - merdekanews.co
Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi

Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (Ditjenka) melalui  Balai Teknik Perkeretaapian (BTP)  Jawa Tengah membangun jalur ganda lintas selatan Jawa dari Cirebon-Purwokerto-Kroya-Gombong-Kutoarjo.

Dalam pembangunan dua jalur KA di lintas Selatan Jawa terdapat tantangan di lapangan, diantaranya  jembatan panjang Sungai Keruh di Bumiayu yang dikenal dengan jembatan Sakalibel (saka/tiang lima belas),  Sungai Logawa dan Sungai Serayu dan 3 terowongan terdiri Notog, Kebasen dan Ijo.

Setelah menyelesaikan pembangunan jalur ganda Cirebon-Prupuk-Purwokerto, BTP Jawa Tengah melanjutkan pembangunan lintas  Purwokerto-Kroya-Gombong-Kutoarjo. Dalam pembangunan lintas Purwokerto-Kroya-Gombong  terdapat tiga terowongan kereta api legendaris yang  merupakan warisan  zaman kolonial di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Jaringan rel di lintas Selatan Jawa   membentang melewati  permukiman di perkotaan, desa dengan pemandangan  persawahan yang menghijau dan melewati perbukitan yang rimbun. Untuk menembus  perbukitan berbatu cadas,  jalur KA harus menembus gunung dengan membangun terowongan yang menembus bumi perbukitan agar jalur KA tidak menanjak tinggi. 

Tiga  terowongan kereta api lintas selatan ini dibangun oleh perusahaan kereta kolonial Belanda Staats spoorwegen (SS) antara 1881-1890. Terowongan legendaris yang dibangun Belanda ini, bila kita naik kereta dari arah Purwokerto akan didapati terowongan pertama  Terowongan Notog yang menembus di Bukit Gamping, perbukitan Desa Notog, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas.
Terowongan Notog yang dibangun pada 1914-1915 dengan panjang 260 meter, memiliki julukan terowongan  ujung yang tak tampak.

Hal ini karena didalam terowongan sedikit menikung,  sehingga lubang terowongan tidak tembus pandang.  Terowongan yang hanya beberapa meter sebelum jembatan  Sungai Serayu Kebasen  ini dibuat melengkung dengan radius hingga 30 derajat atau R 800.

Tak sulit mencari  Terowongan Notog. Letaknya yang bersisian dengan jalan raya  nasional ruas Rawalo-Purwokerto ini memiliki tinggi 8 meter, lebar 7 meter. Dalam perkeretaapian, jembatan dan terowongan diberi kode  Bangunan Hikmat (BH). Terowongan Notog merupakan BH 1440. 

Setelah menyeberangi  jembatan Sungai Serayu akan didapati  terowongan kedua dikenal dengan Terowongan Kebasen yang berada di Bukit Brojol, Desa Gambarsari, Kecamatan Kebasen, Banyumas. Lokasinya hanya sekitar 3 km dari Terowongan Notog yang dipisahkan oleh jalan raya Rawalo-Purwokerto dan Sungai Serayu.

Panjang Terowongan Kebasen  sekitar 79 meter dengan diamater sekitar 7 meter dan tinggi 8 meter. Dibangun hampir bersamaan dengan pembangunan Terowongan Notog, 1915. Petak jalan Notog-Kebasen terdapat 2 terowongan, Terowongan Notog dan Terowongan Kebasen.

Melihat terowongan Kebasen yang baru sangat mudah dari jalan raya Kebasen-Rawalo dari atas jembatan yang berada diatas rel KA. Para pelintas seringkali berhenti untuk menyaksikan kereta meliuk-liuk sebelum atau sesudah melewati  jembatan Serayu, memasuki atau keluar terowongan.

Terowongan ketiga adalah Terowongan Ijo yang terletak di Desa Bumiagung, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen. Terowongan Ijo membelah Gunung Malang dan berada di antara Stasiun Ijo dan Stasiun Gombong.

Sampai saat ini, terowongan  sepanjang 580 meter tersebut merupakan terowongan terpanjang kelima di Pulau Jawa dan dibangun SS pada 1885-1886.

Pembangunan Terowongan Ijo  masuk ke dalam proyek pembangunan jalur KA lintas  Yogyakarta-Cilacap pada masa kolonial sepanjang 184,8 km. Seperti halnya Terowongan Notog dan Kebasen, teknis pembangunan terowongan Ijo pada masa itu dilakukan dengan menggali tanah secara bersamaan pada setiap sisi barat dan timur mulut terowongan.

Pada 20 Juli 1887 Terowongan Ijo dibuka untuk umum bersamaan peresmian jalur kereta api Yogyakarta-Cilacap.

Ketiga terowongan masing-masing Notog, Kebasen dan Terowongan Ijo telah selesai dibangun dua jalur dan kini dioperasikan untuk memperlancar lalu lintas kereta api yang sudah dibangun 2 jalur.

Sedangkan terowongan lama tidak difungsikan untuk lalu lintas KA, hanya ditutup menggunakan pintu jeruji besi. Terowongan Ijo lama dijadikan  bangunan cagar budaya yang dikelola KAI.

Terowongan legendaris itu melayani kereta jarak jauh jalur Selatan rute Jakarta-Kroya-Yogyakarta-Surabaya dan  Bandung-Kroya-Yogyakarta-Surabaya atau  sebaliknya.

Ketiga terowongan lama harus beristirahat dari lalu lintas KA dan telah diganti dengan terowongan baru oleh Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, melalui BTP Jawa Tengah. 

(###)