merdekanews.co
Minggu, 27 Juni 2021 - 14:35 WIB

Oleh: Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi

Pembangunan Jalur Ganda Bogor-Sukabumi

### - merdekanews.co
Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi

Infrastruktur Perkeretaapian di Jawa warisan Belanda membentang dari Merak-Cirebon-Kroya. Cirebon-Surabaya Pasarturi- Banyuwangi. Tanjung Priok-Bogor-Sukabumi-Padalarang-Kroya-Yogyakarta-Solo-Madiun-Suarabaya Gubeng beserta lintas-lintas cabang.

Dalam peta perkeretaapian warisan Belanda ini sebelumnya jalur kereta api sangat dominan hampir ke semua wilayah hingga ke pelosok Ciwedey, Pengandaran dan lintas-lintas lainnya.

Pada masa sesudah merdeka, banyak jalur-jalur kereta api  yang mati seiring perkembangan kendaraan jalan raya dengan hadirnya kendaraan Jepang ke Indonesia sekitar tahun 1974 yang secara massif menggantikan peran kereta api, khususnya ke lintas cabang.

Secara bertahap jalur-jalur kereta api pada lintas cabang mati perlahan. Jalur-jalur mati tersebut  saat ini sedang direvitalisasi oleh pemerintah melalui Kementerian Perhubungan Indonesia, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (Ditjenka) yang didirikan pada 15 Agustus  2005.

Pemerintah aktif meningkatkan infrastruktur perkeretaapian. Jalur tunggal di lintas utara dan selatan dibikin jalur ganda, sejumlah jalur mati dihidupkan dan mengoptimalkan jalur-jalur yang masih kurang produktif.

Untuk memudahkan dan efektifitas dalam pekerjaan revitalisasi perkeretaapian, Ditjenka membagi beberapa wilayah kerja untuk memudahkan perencanaan, pembangunan dan pemantauan.

Ditjenka membagi wilayah yang disebut Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) dari sebelumnya satuan kerja perkeretaapian (Satker) di Jawa, Sumatera dan Sulawesi.

Untuk wilayah Jawa terdiri BTP Jabotabek dan Banten. Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur. Sedangkan untuk wilayah Sumatera ada BTP Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh termasuk Balai Pengelolaan Perkeretaapian Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan.

Sedangkan pada proyek-proyek tertentu yang sebahagian didanai bantuan luar negeri termasuk SBSN seperti Double-double track Manggarai-Cikarang sudah mencakup wilayah BTP Jabotabek dan Banten dan Satker Peningkatan dan Pengembangan Prasarana seperti Satker LRT Palembang dan Satker LRT Jabodetabek juga menjadi upaya pemerintah meningkatkan jaringan infrastuktur perkeretaapian perkotaan.

Wilayah BTP Jawa Barat meliputi Cikampek-Bandung-Banjar-Pangandaran. Padalarang-Cianjur-Sukabumi-Bogor dan lintas cabang lainnya yang sudah dalam perencanaan akan dihidupkan kembali. Lintas-lintas dalam wilayah  BTP Jawa Barat kondisi tracknya ada yang datar, naik turun, ada yang aktif dan terdapat pula jalur-jalur yang sudah tidak operasional. Jalur operasional namun belum optimal seperti Bogor-Sukabumi, ada kereta api namun kondisi infrastrukturnya sudah mulai menurun dibangun jalur ganda.

Selain lintas Bogor-Sukabumi, dikerjakan pula lintas Sukabumi-Cianjur-Padalarang yang sampai saat ini sudah direaktivasi sampai Cipatat sedangkan Cipatat ke Padalarang terdapat elevasi 40 permile masih dalam proses perencanaan yang harus disesuaikan dengan elevasi min.25 per mile. Pelaksanaan Jalur ganda Kiaracondong-Cicalengka sedang proses konstruksi termasuk elektrikasi jalur KA Bandung Raya secara bertahap terus di tingkatkan, sebagai upaya akan meningkatkan pelayanan KRL di Kota Bandung.

Pada jalur Bogor-Sukabumi terdapat kereta penumpang kelas eksekutif dan ekonomi yang dioperasikan KAI. Jalur itu memiliki potensi dibangun jalur ganda, namun belum elektrifikasi.

Meskipun belum elektrifikasi, setidaknya pembangunan jalur ganda mampu meningkatkan frekuensi KA serta mampu meningkatkan perekonomian wilayah sepanjang lintas  Bogor-Sukabumi. 

Selain itu BTP Jawa Barat juga memiliki program konektivitas mencakup peningkatan keselamatan, peningkatan kapasitas lintas dengan pembangunan jalur ganda, diantaranya jalur ganda Purwakarta-Padalarang, Bogor-Sukabumi, Kiarcacondong-Cicalengka-Banjar. Pembangunan infrastruktur perkeretaapian dalam wilayah BTP Jawa Barat telah direncanakan dalam Rencana Strategis Ditjenka  sesuai program Nawa Cita Presiden Jokowi hingga tahun 2024.



Kondisi eksisting Jalur Bogor-Sukabumi

Kondisi lintas Bogor-Sukabumi sepanjang 57 km dengan  11 stasiun sebelumnya merupakan jalur tunggal dengan persinyalan mekanik. Jalur ini masih  operasional namun belum optimal karena pada lintas ini infrastruktur perkeretaapian belum dapat mengoptimalkan frekuensi perjalanan KA lintas Bogor-Sukabumi.

Pada lintas ini sebelumnya dioperasikan kereta rel disel (KRD) Bumi Geulis oleh Daop 1 Jakarta. KRD dengan 4 rangkaian ini diberhentikan pada 2012. Kondisi KRD yang sudah tua menjadikan pelayanan KRD diganti KA konvensional, KA Pangrango yang dioperasikan sejak 9 November 2013 Bogor, berangkat dari Bogor, Stasiun Paledang-Sukabumi dengan waktu tempuh 1 jam 45 menit.

PT KAI (Persero) mengoperasikan KA Pangrango. KA non subsidi PSO (public service obligation)   dengan rangkaian kelas  Eksekutif dan kereta Ekonomi ber-AC ditarik lokomotif.  KA Pangrango dalam sehari berjalan 3 kali dari Bogor dan 3 kali dari Sukabumi. Pemintaan  KA Pangrango cukup tinggi, namun KAI sulit menambah perjalanan  karena keterbatasan infrastruktur.

Selain terdapat KA Pangrango, pada lintas Bogor-Sukabumi juga dijalankan KA barang pengangkut air minum dalam kemasan (AMDK) dari Stasiun Cicurug-Jakarta Gudang.

Pengoperasian KA Pangrango yang terbatas rangkaian dan frekuensi perjalannya menjadi perhatian pemerintah. Atas kondisi tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan akan membangun jalur ganda Bogor-Sukabumi pada kesempatan Idul Adha di Sukabumi. Presiden melakukan peletakan batu pertama pembangunan jalur ganda Bogor-Sukabumi di Stasiun Cicurug pada 2017. 



Pembangunan Jalur Ganda Non Elektrifikasi Bogor-Sukabumi

Pembangunan jalur ganda Bogor-Sukabumi dimaksudkan untuk meningkatkan potensi dan meningkatkan frekuensi perjalanan KA, mengurangi beban kepadatan lalu lintas jalan raya antara Bogor-Sukabumi yang macet, meningkatkan kapasitas lintas dan meningkatkan waktu tempuh KA dari 123 menit menjadi 80 menit.

Pembangunan  jalur ganda Bogor-Sukabumi belum disertakan pembangun elektrifikasi listrik aliran atas (LAA) sehingga KRL Bogor-Sukabumi belum bisa masuk. Dengan belum masuknya KRL pada lintas Bogor-Sukabumi maka hampir seluruh masyarakat di sepanjang stasiun yang dilewati belum dapat menikmati perjalanan KRL.

Bila ke depan dapat dilengkapi elektrifikasi seperti lintas Tanahabang-Serpong-Rangkas Bitung masyarakat  akan mendapatkan transportasi yang lebih  lancar, aman dan nyaman.

Meskipun belum dilengkapi KRL pembangunan jalur ganda Bogor-Sukabumi dapat ditingkatkan kapasitas dan waktu tempuhnya, sehingga ke depan jumlah KA dapat ditingkatkan. Rangkaian KA Bogor-Sukabumi dapat menggunakan KRDE atau semacam KA Bandara Medan-Kualanamu.

Meskipun tanpa listrik aliran atas bila kereta yang beroperasi bagus, ber-AC masyarakat akan senang, terlebih bila frekuensi KA-nya banyak.

Lintas Bogor-Sukabumi saat ini masih menggunakan sinyal mekanik. Sinyal lengan yang ditarik dengan kawat baja. Persinyalan mekanik akan diganti menjadi sinyal elektrik menggunakan indikator lampu atau cahaya, sehingga persinyalan buatan dalam negeri PT LEN Industri (Persero) ini setidaknya mampu meningkatkan frekuensi dan meningkatkan keselamatan perjalanan KA.

Dalam bidang jalan rel atau track rel akan diganti dengan ukuran rel R-54 dengan tekanan gandar 18 ton, sehingga lokomotif besar CC 206 milik KAI akan  mampu menarik  12 gerbong. Karena masih menggunakan lokomotif, KA Bogor-Sukabumi masih kemungkinan belum bisa masuk stasiun Bogor karena padatnya layanan KRL Jakarta-Bogor.

KA Bogor-Sukabumi kemungkinan masih akan menggunakan Stasiun Paledang berjarak sekitar 200 meter dari Stasiun Bogor. Pada lintas Bogor-Sukabumi terdapat stasiun yang perlu dilakukan rehabilitasi menjadi stasiun yang lebih modern dan steril seperti stasiun pada lintas Tanah Abang-Serpong-Rangkas Bitung yang sudah tampil kekinian.

Stasiun yang perlu dimodernisasi diantaranya Stasiun  Batu Tulis-Ciomas-Maseng-Cigombong-Cicurug-Parungkuda-Cibadak-Karang Tengah-Cisaat-Sukabumi. 

Proyek jalur ganda Bogor-Sukabumi dimulai tahun 2019 dan diperkirakan akan selesai pada tahun  2022 saat ini masih proses konstruksi.

BUMN konstruksi yang terlibat diantaranya PT Nindya Karya (Persero), PT LEN Industri (Persero) dan PT Adhi Karya (Persero) serta terdapat beberapa kontraktor swasta nasional. Keterlibatan kontraktor dalam negeri menandakan  kemampuan industri perkeretaapian dalam negeri terus berkembang maju.

Semoga..

(###)