merdekanews.co
Minggu, 20 Juni 2021 - 21:13 WIB

Oleh: Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi

Cetak Sejarah Baru, KA Celebes Indonesia Hadir di Bumi Sulawesi

### - merdekanews.co
Kereta api inspeksi, milik Ditjenka sudah ujicoba jalan dari dari Stasiun Tenate Rilau ke Pangkep pada lintas Makasar- Parepare.

Atas prakarsa pemerintah melalui Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (Ditjenka) Bumi Sulawesi yang dalam peta bumi Indonesia membentuk huruf K mulai diinjak roda kereta api.

Kereta api inspeksi, milik Ditjenka sudah ujicoba jalan dari dari Stasiun Tenate Rilau ke Pangkep pada lintas Makasar- Parepare.

Dalam uji coba kereta melaju kencang melebihi kecepatan KA di Jawa yang maksimal 100 km/jam pada lebar spoor 1067 mm. KA Celebes Indonesia, sebutan KA di Bumi Sulawesi dalam uji coba dipacu 120 km/jam. Masih nyaman,  meski sangat kencang relnya karena lebar dibanding rel di Jawa dan Sumatera 1067 mm. Lebar spoor  di Sulawesi berstandar internasional, 1435 mm.
Terbangunnya rel KA antara Makasar-Parepare tidak perlu mengeruk pakai cangkul dan linggis seperti pada jaman Belanda tempo dulu, namun dibangun dengan peralatan modern yang memudahkan dan memberikan kecepatan, sehingga target waktu dapat diprogramkan bisa diprediksi kapan selesai, kapan beroperasi.

Program Kemenhub/Ditjenka dalam pembangunan parasarana Perkeretapian Umum Makasar-Parepare dikerjakan dengan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Pemerintah menggandeng PT Celebes Railway Indonesia (CRI) untuk pembangunan, pemeliharaan dan operasional prasarana. Sedangkan operator sarana belum ada lelang maupun penugasan kepada badan usaha.

 

Penulis Akhmad Sujadi

 


Dasar pekerjaan pelaksanaan kegiatan investasi dan pembangunan fisik atas  Perjanjian Kerjasama Kemenhub dengan PT. Celebes Railway Indonesia (CRI) tentang Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian Umum Makasar-Parepare dengan skema kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) yang diteken tanggal 5 April 2019, dan diperbaharui pada 2020. Skema KPBU dalam bentuk Desain-Build-Finance-Transfer-Operate-Maintain(DBFTOM) untuk jangka waktu 18 tahun.

PT CRI merupakan perusahaan konsorsium,  gabungan perusahaan swasta nasional, swasta asing, perusahaan infrastruktur nasional, BUMN Konstruksi- PT Perusahaan Perumahan (Persero) PP-Tbk, PT BUMI KARSA, CCCEI- IRODA MITRA.

Izin usaha penyelenggaraan prasarana Perkeretaapian Umum Makasar-Parepare untuk PT CRI telah keluar dengan No. KM. 72 Tahun 2021. Pembangunan fisik KA Sulawesi dimulai tahun 2015 direncanakan sudah beroperasi secara penuh seluruh lintas dari Makasar-Parepare pada 2024 mendatang.

Jaringan rel sepanjang 142 km, ini dibangun dengan terintegrasi dengan kawasan industri, pabrik Semen Tonasa, pabrik Semen Bosowa, kawasan pelabuhan, terminal bus, kawasan perumahan, dan Bandara ini, diharapkan akan mendongkrak kinerja ekonomi dibumi Sulawesi yang berdampak positif bagi kemajuan bangsa.

Sulawesi pernah ada kereta api pada zman Belanda, namun masa penjajahan Jepang rel KA diklotok dipindahkan ke Burma berikut orang-orangnya yang mengelola perkeretaapian di Sulsel. Pemerintah telah memulai kembali pembangunan perkeretaapian di Sulawesi dengan prasarana rel mampu dilewati dengan kecepatan 160 km/jam. Saat ini sudah tercepat karena kereta cepat Jakarta-Bandung belum beroperasi.

Pembangunan prasarana perkeretaapian di Sulawesi dirancang bangun dan  dikerjakan anak bangsa oleh BUMN karya diantaranya PT PP (Persero), Adhi Karya dan lainnya. Kereta apinya juga buatan dalam negeri, dari PT. INKA Madiun. Komponen dan tenaga ahli dalam negeri menjadi palaku utama dalam pembangunan perkeretaapian di Sulsel.
Pekerjaan, pemeliharaan, operasi, dan perawatan harian  prasarana perkeretaapian di Sulsel dikerjakan oleh PT CRI. Sedangkan operator Sarana belum ada penugasan atau penunjukan atau mungkin lelang. Operator perkeretaapain saat ini bukan hanya KAI, namun ada  pula operator swasta. Kabarnya  anak perusahaan INKA dan LRS (anak perusahaan LEN Industri) juga  mampu menjadi operator sarana kereta api swasta selain KAI.

KA Sulwesi dibangun mendekati dan sebagain menyusuri pinggir pantai. Kalau di Jawa seperti jalur lintas utara. Bahkan ada rencana redesain dengan memmbangun  elevated melalui atas laut untuk mempermudah konstruksi jalan rel. Pada desain lama, kontraktor harus memabgun terowongan di 3 tempat dengan panjang 500 meter, 1525 meter dan 1.650 meter dan ngeparas sebagain pegunungan. Rencana itu dirubah,  via pantai. Dengan demikian KA Sulawesi akan makin menarik dengan pemandangan lautnya dibanding KA di Jawa dan Sumatera.
Pembangunan dimulai dari titik tangah menuju Makasar dan menuju Parepare. Dalam perencanaan pekerjaan KA Celebes Indonesia di Kota Makasar akan dibangun Stasiun Besar Parangloe untuk penumpang, akan  diintegrasikan dengan pusat pendidikan, rencana Kota Baru UNTIA, stasiun ini terletak di Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makasar.

Stasiun Besar Mandai, terlatak di Desa Marumpa, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros. Stasiun ini akan diintegrasikan dengan Bandara Sultan Hasanuddin dan  KA Maminasata. Kemudian Stasiun Maros Baru dielngkapi Depo, sehingga dapat mendukung perawatan lokomotif, kereta dan gerbong, serta sarana lainya.  Letaknya di Desa Palintang, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros.

Stasiun Rammang-rammang, stasiun ini diintegrasikan dengan kawasan obyek wisata Geopark Rammang-rammang. Stasiun ini terletak di Desa Selenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros. Stasiun Pankajene,   terletak di Desa Kabba, Kecamatan Minasatena, Kabupaten Pangke. Terkoneksi dengan jalan Nasional Trans Sulawesi.

Stasiun Labakkang, selain melayani penumpang stasiun ini akan  terintegrasi dengan Siding Track arah Pabrik Semen Tonasa,  berlokasi di Desa Kassiloe,  Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep.

Stasiun Ma’rang berada di Desa Bontomatene, Kecamatan Segiri, Kabupaten Pangkep. Stasiun Mandalle di Desa Manggalung, Kecamatan Mandalle, Kabupaten Pangkep. Lalu Stasiun Besar Tanette Rilau  untuk stasiun penumpang dan barang. Terletak di Desa Tellempanua, Kecamatan Tanate Ralaiu, Kabupaten Barru. Stasiun ini akan terkoneksi dengan terminal bus tipe A, Latannri Sessu dan Poros arah Kabupaten Soppeng, Wajo dan Bone.

Stasiun Barru, akan difungsikan untuk stasiun penumpang dan barang. Terletak di Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Stasiun ini akan teritegrasi dengan terminal tipe C Barru dan akan teritegrasi pula dengan Pelabuhan Garongkong dengan track siding.

Selanjutnya Stasiun Takkalasi  di Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru. Terkoneksi dengan jalan arah Kabupaten Shoppeng. Stasiun Mangkoso,  di Kecamatan Shoppeng Riaja, Kabupaten Barru dekat dengan kawasan pendidikan, kawasan wisata pantai dan agrowisata. Stasiun Palanro, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru. Stasiun ini dekat dengan kawasan pariwisata pantai dan Pulau Dukungan dan terakhir Stasiun Lampue, Kecamatam Lampue, Kota Parepare. Dapat diintegrasikan dengan terminal tipe A Lumpue dan Kota Parepare. Selanjutnya terdapat pula  Siding Track pabrik Semen Tonasa.

Belanda membangun perkeretaapian Indonesia lebih dari 100 tahun. Kondisi perkeretaapian di Jawa dan Sumatera sudah sangat maju. Saat merintis dulu, perkeretaapian juga masih belum sempurna. Bahkan perkeretaapian baru terlihat maju dalam 12 tahun belakangan ini, setelah Direktorat Jenderal Perkeretaapian berdiri dan membangun infastruktur perkeretaapain secara massif di seluruh Jawa dan Sumatera.

KA Celebes Indonesia di Sulawesi ibarat manusia baru lahir, masih anak-anak yang baru akan tumbuh sempurna dalam beberapa tahun ke depan. Perkeretaapian Sulsel lahir di era digital, era setelah teknologi maju hadir di negeri ini sehingga pembangunan akan disesuaikan dengan kondisi teknologi terkini. KA Sulsel akan mampu menjadi transportasi tercepat di Bumi Celebes. Semoga kita bisa menikmatinya kelak.***  

 

  (###)