merdekanews.co
Kamis, 03 Juni 2021 - 14:49 WIB

Oleh: Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi

“MRT dan LRT”  Kereta Api Swasta Pertama di Indonesia

### - merdekanews.co
Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi

Pemerintah telah menerbitkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Dalam UU 23 Tahun 2007, diantaranya mengatur  perkeretaapian swasta di Indonesia.

Sebelumnya transportasi kereta api di negeri ini berdasarkan Undang-unadang Nomor 13 Tahun 1992 dimonopoli oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero)-KAI.

Transportasi berbasis rel di negeri ini pada mulanya dibangun oleh swasta antara Semarang-Tanggung, Jawa Tengah  sejauh 26 km, pada 1864. Sejak itu rel kereta api di jawa kemudian berkembang pesat di Pulau Jawa, dibangun pula di  Sumatera, Madura dan bahkan pernah pula di Sulawesi sebelum dipindahkan ke Burma oleh penjajah Jepang.

Pada 2007, peran swasta dalam pembangunan transportasi berbasis rel telah dibuka oleh pemerintah dengan lahirnya UUKA No. 23/2007.

Undang-undang yang disahkan dan diundangkan pada masa pemerintahan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, belum serta merta swasta tertarik dan mulai membangun perkeretaapian di Indonesia.

MRT merupakan sebuah sistem transportasi transit cepat menggunakan rel listrik. MRT Jakarta sebagian relnya ada didalam tanah. Dari Bundaran HI hingga Patung Senayan, kemudian sebagian yang lain dibuat melayang dari Patung Senayan hingga ke  Lebak Bulus.

Selain MRT, dibangun  Light Rail Transit (LRT), sebuah sistem angkutan cepat dengan kereta api ringan.  MRT kini telah dapat dinikmati masyarakat. Sedangkan  LRT Jakarta telah dapat dinikmati sejak 2018 silam. Namun untuk LRT Jabotabek masih prses pembangunan.

 Meskipun LRT Jakarta lintasanya masih sangat pendek, hanya 5,8 km dari kelapa Gading ke Velodrom Rawamangun, perangkat menageman MRT cukup kuat, dipimpin seorang direktur.  Hal ini menandakan BUMD DKI Jakarta ini memiliki masa depan gemilang dalam merajut transportasi berbasis rel di ibu kota.

Pembangunan MRT dibiyai negara melalui pinjaman dari  pemerintah Jepang,  dana  pemerintah pusat dan pemerintah DKI Jakarta. MRT dan LRT Jakarta keduanya dikelola  BUMD, perusahaan berbentuk perseroan  milik Pemda DKI.  MRT merupakan perusahaan baru yang didirikan pada 17 Juni 2008. Sedangkan LRT Jakarta  dioperasikan PT LRT, anak yang saat ini masih dibawah   PT Jakarta Propertindo. LRT Jabotabek dibangun Adhikarya dan akan dioperasikan oleh KAI.

Pembangunan MRT dan LRT sebagai transportasi massal modern di ibu kota ini  merupakan upaya pemerintah mengurangi pengguna kendaraan pribadi. Dengan transportasi yang modern, cepat dan nyaman diharapkan dapat mendorong pengguna kendaraan pribadi beralih menggunakan angkutan umum.




Integrasi Transportasi Ibu Kota

Saat ini transportasi massal di Jakarta terdiri  kereta rel listrik (KRL), MRT Jakarta,  TransJakarta, TransJabodetabek, dan dalam waktu mendatang akan hadir pula LRT Jabotabek yang pengelolaanya ditugaskan kepada  PT. KAI.

KRL Jabotabek  telah hadir sejak 25 April 1925 pada lintas Tanjung Priok-Mestercornelis, Jatinegara, jalur lingkar KRL Jakarta dan Manggarai-Bogor. Pada awalnya KRL berbodi kayu tersebut ditarik lokomotif listrik. KRL  bersama Trem di Jakarta dulu menjadi cikal bakal kereta api perkotaan dan ke kota penyangga.

KRL Jabodetabek yang telah memperluas jaringan ke Rangkasbitung dan Cikarang saat ini menjadi tulang punggung transportasi ibu kota dan kota-kota penyangga Depok, Bogor, Bekasi, Tangerang dan Banten. KRL  Jabodetabek berfungsi untuk mengangkut orang dari tempat tinggal ke tempat kerja dari daerah penyangga ke Jakarta dan sebaliknya.

Untuk transportasi berbasis rel ke daerah penyangga ibu kota, saat ini pemerintah juga sedang membangun infrastruktur LRT Jabodetabek dari Cawang ke Cibubur dan Cawang ke Bekasi Timur. LRT Jabodetabek akan memiliki fungsi sama dengan KRL, melayani warga dari tempat tinggal di daerah penyangga ke tempat kerja di Jakarta.

Trans Jakarta, MRT dan LRT Jakarta ke depan akan menjadi sarana tarnsportasi di dalam kota Jakarta untuk mengangkut penumpang dari KRL dan LRT Jabodetabek. Dengan dioperasikannya MRT intergrasi transportasi di Jakarta mulai tekoneksi secara nyata. MRT dan KRL serta TransJakarta dan kereta Bandara Soetta di Dukuh Atas akan menjadi titik temu 4 transportasi massal secara terintegrasi.

Kehadiran transportasi massal MRT, LRT Jakarta, LRT Jabodetabek, Trans Jakarta akan menjadi magnet bagi masyarakat. Kesan modern akan menjadikan MRT menjadi pilihan utama transportasi ibu kota. Menjadi harapan besar sebagian warga ibu kota berpindah dari kendaraan pribadi dengan kendaraan umum.

Kaum millenial diharapkan akan menjadi pelopor  pengguna transportasi berbasis rel yang dibangun generasi saat ini. Transportasi berbasis rel terbukti efektif dan diterapkan di negara maju seperti Jepang, China,  Perancis, Jerman, Amerika, Inggris dan negara lainnya, memberikan dampak positif bagi kotanya.

Negera-negara maju berhasil mencegah dan mengatasi kemacetan dengan transportasi massal, Indonesia cepat atau lambat harus mengarah ke transportasi massal. Generasi mellenial diharapkan tidak tertarik memiliki dan menggunakan kendaraan pribadi. Harapannya mereka akan menjadi  pionir pengguna transportasi umum sebagi pilihan utama.

Membangun transportasi berbasis rel di ibu kota sangat sulit. Transportasi yang diwacanakan bertahun-tahun, penetapan MRT sebagai proyek nasional ditetapkan pada 2005. Secara fisik desain konstruksi mulai dibangun pada 2013 dan dapat diopersikan secara komersial pada  2020 harus kita sambut dengan suka cita.

Membangun transportasi berbasis rel di Jakarta amat sangat  rumit dan sulit. Bukan perkara mudah membangun  MRT dan LRT Jakarta. Ibu kota  yang  sejak tahun 1970-an mulai berjubel kendaraan di jalan raya dengan hadirnya mobil buatan Jepang Colt Mitsubishi sebagai penanda revolusi kendaraan di jalan raya di Indonesia, manimbulkan  kemacetan parah di berbagai kota hingga saat ini..

Hadirnya kendaraan made in Jepang di tanah air terus berkembang. Kendaraan baru  hingga saat ini terus bermunculan dengan berbagai merek. Bukan hanya Jepang Amerika, Jerman, China, Korea  ikut meramaikan  produk kendaraan berbagai merek dan tipe, sehingga Indonesia yang konsumtif dan belum ada pengaturan pembatasan kendaraan menjadi pasar empuk kendaraan, terutama kendaraan pribadi.

Untuk mendobrak kemacetan sulit bila tidak ada tekad kuat dari masing-masing pribadi. Pemerintah telah dan akan terus  membangun kereta api modern di perkotaan. Untuk mengubah gaya hidup menggunakan mobil pribadi ke angkutan umum hanya dapat bertumpu kepada generasi millenial sebagai generasi penerus bangsa.

Generasi mellenial dengan berbagai kemudahan dan tantanganya akan menjadi pendobrak revolusi pengguna mobil pribadi ke kendaraan umum. Generasi pendahulu akan mewariskan bebeberapa kebaikan, namun tak sedikit kekurangan dalam kebijakan bertransportasi yang menjadikan kendaraan pribadi menjadi kendaraan utama saat ini. ***

                                              

(###)