
Surabaya, MERDEKANEWS– Pengamat politik dari Surabaya Survey Center (SSC), Mochtar W Oetomo memberikan apresiasi kepada Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Putra sulung Presiden ke-6 SBY itu berani membongkar praktik politik kotor yang melibatkan elite-elite politik.
Menanggapi gonjang-ganjing isu pengambilalihan paksa di tubuh Partai Demokrat, Mochtar menukil pepatah nakhoda yang hebat tidak lahir dari lautan yang tenang. Sebaliknya, nahkoda yang hebat adalah nakhoda yang terbiasa mengarurungi badai dan gelombang.
“Isu kudeta di tubuh partai Demokrat ini justru menjadi momentum bagi AHY sebagai nakhoda partai, untuk membuktikan kualitas dan kapasitasnya di hadapan rakyat Indonesia. Jika AHY mampu melewati badai dan gelombang ini, maka saat tiba di pantai tujuan, AHY dan Demokrat justru akan dapat menikmati indahnya Pelangi,” ungkap Mochtar, Rabu (3/2).
Alumni Universiti Sains Malaysia ini berpendapat bahwa AHY telah membuktikan tagline-nya ‘Muda adalah Kekuatan’.
“Keberanian AHY dengan cepat dan sigap mengungkap pada publik, bahkan menyebutkan beberapa nama sebagai aktor, termasuk nama KSP Moeldoko, harus diakui sebagai keberanian dan kekuatan tersendiri yang layak diperhitungkan,” kata Oetomo.
“Tentu bukan hal sederhana untuk berhadapan langsung secara vis a vis dengan KSP Moeldoko yang Jenderal Purnawirawan, Mantan Panglima TNI dan bahkan sekarang tengah kuat-kuatnya sebagai KSP,” tandas Oetomo. “Banyak resiko yang bisa didapat oleh AHY.”
Dengan kekuatan energi mudanya yang didukung oleh mayoritas pengurus inti demokrat yang rata-rata masih muda, keberanian AHY itu ibarat keberanian menantang badai.
"Sejauh ini keberanian itu justru kian mensolidkan Demokrat, untuk menghadapi badai bersama-sama. Secara bergiliran satu persatu DPD dan DPC partai Demokrat menyatakan loyalitasnya, mengecam KSP Moeldoko,” ungkap Direktur Surabaya Survey Center (SSC) ini sambil menunjukkan berbagai pemberitaan tentang dukungan pimpinan daerah dan cabang Demokrat di seluruh Indonesia.
“Demokrat mendapatkan momentumnya untuk bangkit bersama-sama,” kata Oetomo menyimpulkan.
Jika tokoh sekaliber KSP Moeldoko saja bisa dibuat gelagapan, maka kualitas dan kapasitas AHY jelas tak bisa diremehkan. Secara internal, ini menjadi momentum bagi Demokrat untuk merapatkan barisan menghadapi musuh, sekaligus untuk membersihkan ular dan tikus yang ada di rumah besar Demokrat.
“Sementara secara eksternal momentum ini menjadi peluit peringatan bagi kekuatan-kekuatan diluar Demokrat yang ingin mengganggu soliditas Partai. Momentum ini akan berdampak positif secara elektoral, baik bagi AHY sendiri maupun Partai Demokrat,” tutur Mochtar, “AHY dan Demokrat mulai menjadi simbol perjuangan harapan rakyat, setelah tokoh-tokoh yang sebelumnya dianggap sebagai tokoh oposisi, dijadikan Menteri oleh Presiden Jokowi.” (Alesha)
-
ASN Terapkan FWA 7 Hari Jelang Lebaran Idul Fitri, Atasi Macet Saat Mudik 2025 kebijakan itu bisa membantu mendistribusikan arus mobilitas masyarakat lebih awal menjelang mudik Lebaran
-
Klaim Indonesia Tidak Gelap dan Bakal Makmur, Prabowo: yang Melihat Siapa? Indonesia akan berhasil jadi negara makmur. Dan yang akan nikmati adalah kalian saudara-saudara yang muda-muda. Yang melihat Indonesia gelap itu siapa,?
-
Tinggi Badan Tak Penuhi Syarat, Tri Gagal Diterima Meski Raih Skor Tertinggi Tes SKD CPNS sebagai peraih skor tertinggi dalam tes SKD CPNS Kemenkumhan Jawa Tengah, gagal diterima karena tinggi badan kurang 0,5 cm
-
Pagar Laut Tangerang, Kholid: Sampai Kiamat Nelayan Tetap Miskin Kalau Laut Dikelola Korporasi! Kalau saya dikelola oleh korporasi, sampai kiamat kita ini akan miskin terus
-
Kewenangan Berada di Provinsi dan Pusat, Siapa Beri Izin Pagar Laut Kabupaten Tangerang? seluruh rangkaian perizinan hingga pengelolaan kawasan pesisir pantai itu kewenangannya berada di pemerintah provinsi dan pusat