merdekanews.co
Senin, 11 Januari 2021 - 12:00 WIB

Oleh: Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi

Mencari Solusi KA Bandara Soekarno Hatta Yang Sepi Peminat

### - merdekanews.co
Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi

Penulis pernah naik KA Bandara di Perancis dan Jepang, dua negara yang pernah penulis kunjungi.  Naik KA Bandara memang nikmat, aman, nyaman dan tepat waktu.

KA Bandara di beberapa negara padat dan menjadi pilihan utama pengguna jasa untuk akses dari dan menuju ke Bandara.

Budaya naik KA bandara belum menyentuh warga Jakarta dengan kehadiran KA super mewah ini di Ibu Kota.

Sejak 2013 silam,  Indonesia telah memiliki KA Bandara. Untuk pertamakali KA Bandara dioperasikan  dari Stasiun Medan ke Bandara Kualanamu di Sumatera Utara. 

Pada akhir 2017 negara kita menaikkan grade transportasi berbasis rel dengan diresmikanya KA Bandara Soekarno Hatta (BSH) dari Manggarai-Sudirman Baru atau BNI City - Batu Ceper menuju Bandara Soekarno Hatta pergi pulang. Peresmian dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo. 

KA BSH jauh sangat modern dibanding KA Bandara Medan-Kualanamu  di Sumatera Utara. KA BSH lebih unggul dibanding KA Bandara Kualanamu baik kondisi bangunan Stasiun di Manggarai, Sudirman Baru  atau BNI City dibanding Stasiun Medan sebagai akses dari dalam kota menuju Bandara.

Demikian pula Stasiun BSH sebagai akses ke Jakarta, lebih elegan, modern berstandar internasional.  

KA BSH merupakan transportasi tercepat dari Bandara Soekarno Hatta  ke ibu kota Jakarta. Pelayanan yang ramah, aman dan nyaman bisa menjadi pertimbangan pengguna jasa ke Bandara memilih menggunakan KA BSH menuju Sudirman Baru atau Stasiun BNI City.

Bila anda akan  naik KA Bandara mudah  mencari informasi layanan stasiun kereta bandara. Setelah turun dari pesawat ada penunjuk arah menuju stasiun Skytrain, akses kereta didalam bandara untuk menghubungkan antar terminal. Layanan canggih dari BUMN PT Angkasa Pura II (Persero)  ini membanggakan, berbagai kemudahan dihadirkan.

Untuk naik Skytrain, pengguna jasa tidak dipungut biaya. KA dalam Bandara akan mengantar pengguna jasa dengan 2 rangkaian  kereta. 

Bagi generasi umur lebih 45 tahun jangan takut tersesat naik Skytrain dan KA BSH, coba langsung, Anda akan menikmati berbagai kemudahan, keamanan dan kenyamanan naik KA BSH.

Pengumuman dari 2 wanita muda di belakang kemudi Skytrain mengudara, pintu segera ditutup, dan tak lama Skytrain bergerak pelan.

Dari terminal 1 B Skytrian, dalam waktu tak kurang dari 5  menit Skytrain sudah tida di Stasiun Bandara Soekarno Hatta. Kami turun ke lantai bawah, berjalan kaki sekitar 200 meter menuju tempat penjualan tiket yang serba modern, semua serba digital, tak dilayani petugas loket, tapi dilayani mendiri.

Petugas Security cukup sigap dan   siap membantu setiap calon penumpang yang masih sedikit bingung dalam membeli tiket. Penulis membeli tiket dengan kartu debit, muncul harga cuma Rp 35.000. sangat murah.

“Cuma Rp 35.000. Mas?” tanya penulis tak percaya tiket KA BSH dijual murah.

“Hari Sabtu dan Minggu diskon Pak,” jawab seorang petugas dengan senyum ramah.

Mendapatkan tiket, penulis bertanya kepada petugas, mana kereta ke Jakarta dengan jadwal pukul  13.20 karena pada waktu bersamaan ada 2 rangkaian kereta BSH sudah parkir.

Menjelang pukul 13.20 penulis dipersilahkan masuk. Sengaja naik dari kereta paling belakang untuk mencari tahu setiap gerbong kereta.

Dari belakang hingga ke depan, kereta tidak terisi penuh. Dalam 1 keretanya rata-rata hanya 10 orang.

Paling padat di kereta bagian belakang, diisi lebih dari 20 orang. Ada 3 kereta tak berpenumpang sama sekali, penulis memilih kereta paling depan sendirian didalam kereta.

Selama perjalanan sengaja penulis tidak menerima Wa, dan telephon. Penulis ingin konsentrasi mengamati lingkungan dan menikmati perjalanan.

Dalam beberapa menit KA BSH tiba di Stasiun Batu Ceper, jalur penghubung KA BSH dengan jalur Duri-Tangerang. Mobil dan motor masih lalu lalang melintas didepan KA BSH yang berhenti tepat menjelang perlintasan tak berpalang resmi.

Stasiun Batu Ceper memiliki 2 fungsi, sebagai stasiun pengaturan perjalanan KA (Perka) dan stasiun untuk naik turun penumpang KA BSH. Dari stasiun ini pengguna jasa ke dan dari BSH atau ke Stasiun BNI City  dapat naik dari Stasiun Batu Ceper yang sudah dipermak  modern dibanding 4 tahun silam ketika penulis masih di PT. KAI.

Stasiunnya bertingkat dan para pengguna jasa bisa berbangga menggunakan jasa layanan KA.

KA BSH terus berjalan tanpa henti hingga stasiun Duri, stasiun transit bagi pengguna KRL Jabodetabek ini menjadi stasiun Perka bagi KA BSH.

Pintu kereta BSH  dibuka namun tidak ada  penumpang naik turun penumpang di Stasiun Duri untuk KA BSH.

Masinis harus pindah kabin karena KA akan berganti arah menuju Tanahabang-Karet- hingga Stasiun Sudirman Baru tempat berakhirnya KA BSH.

Perjalanan dengan pemberhentian 2 stasiun dan tanpa henti di stasiun-stasiun KRL menjadikan KA BSH bisa tepat waktu tiba di BSH.

Janji dalam tiket terpenuhi sempurna layanan jasa KA BSH yang merupakan sinergi BUMN PT. KAI dan PT. AP II dan melahirkan anak perusahaan, PT. Railink yang telah melahirkan KA BSH  yang menjadi ikon ibukota dan kebanggaan Indonesia.

Tiba di Stasiun BSH, penulis keliling dari lantai 1 hingga seluruh spot yang perlu diketahui. Stasiun BNI City sangat dekat dengan Sudirman dan Stasiun Karet. Hanya sekitar 500 meter dari Stasiun KRL Sudirman. Bagi pengguna KA BSH yang akan menggunakan KRL cukup berjalan kaki. Jauh sedikit tapi nikmati saja untuk kesehatan tubuh Anda.

Di ujung arah  Stasiun Karet tersedia taksi terpercaya. Lalu di lantai dasar tersedia layanan Bus DAMRI  ke Stasiun Gambir.

Begitu mudah, begitu cepat layanan KA BSH. Mau pakai bus, taksi atau KRL akan mudah menuju BSH.

Tarif diskon dan biaya taksi terjumlah lebih murah dibanding naik taksi dari kos di bilangan Jalan Gajah Mada.

Total menggunakan taksi penulis menghabiskan Rp 134.000 untuk bayar taksi dan tol.

Dengan KA BSH total Cuma habis Rp 70.000. sudah memberikan tips Rp 5.000 kepada sopir taksi.

Bagi warga yang belum pernah mencoba KA BSH, segera mencoba.
Bila takut ketinggalan pesawat beri spare waktu 1 jam di depan jadwal penerbangan.

Naik KA BSH, mudah, cepat, aman dan nyaman. Pengguna KA BSH menjadi pahlawan hemat energi  BBM, mencegah meningkatknya polusi udara dan menambah pengalaman tak terlupakan.

Mari nikmati KA Bandara Soekarno Hatta, karya anak bangsa yang layak kita nikmati bersama.

KA Bandara Soekarno Hatta makin tak terisi sejak Indonesia terkena Covid-19, KA BSH konon sudah menyiapkan bendera putih.

Haruskan KA Bandara dilebur menjadi layanan KRL Jabodebatek yang dikelola KCI? Sehingga biaya operasional ditanggung negara melalui PSO dan tarif KA Bandara bisa lebih murah sekelas tarif KRL yang disubsidi?

Lalu bagaimana nasib rangkaian KA Bandara yang mewah? Bekas KA Bandara bisa digunakan untuk KA KRL Jabodetabek Eksekutif atau kelas komersial non subsidi jarak jauh, misalkan Bogor-Manggarai-Serpong PP. Atau Cikarang-Bekasi-Manggarai-Tanahabang-Serpong.

Banyak alternative solusi. 

Disaat terjepit, pemerintah dan KAI bisa duduk bareng mencarikan solusi untuk KA BSH yang akan segera mengibarkan bendera putih.***

(###)