merdekanews.co
Selasa, 15 Desember 2020 - 13:41 WIB

AHY Turunkan Perintah: Pastikan Kemenangan, Jangan Biarkan Kecurangan Ubah Hasil Pilkada 2020

Alesha - merdekanews.co
Ketum Partai Demokrat AHY

Jakarta, MERDEKANEWS– Sepekan mencermati hasil Pilkada 2020, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengapresiasi perjuangan para kadernya dalam memenangkan calon Kepala Daerah dalam Pilkada 2020 lalu. Jumlah kemenangan Partai Demokrat juga melebihi target capaian. 

 “Sampai saat ini Partai Demokrat memenangkan 47% Pilkada, dengan potensi tambahan kemenangan 7%, lebih tinggi dari target semula 35-40%,” kata AHY.

Kendati demikian, AHY meminta para kader Demokrat untuk terus mengawal proses di KPU pasca Pilkada, untuk memastikan kader dan Paslon yang didukung tetap menang dan mampu menghadapi berbagai dugaan kecurangan  yang berpotensi mengubah hasil Pilkada. 

Misalnya, pertarungan ketat  di Kalimantan Selatan. Pasangan calon yang didukung Partai Demokrat yaitu Prof. Dr. Denny Indrayana-Difriadi yang dinyatakan menang oleh sejumlah perhitungan quick count, kini masih harus  bersaing ketat melawan paslon Sahbirin Noor-Muhidin, dengan basis partisipasi 85,8% suara yang masuk ke KPU (14/12). 

Dalam siaran persnya (12/12), Prof. Denny mengungkapkan indikasi kecurangan 
dalam perhitungan suara. “Kami terima informasi, ada oknum petugas KPPS yang 
membawa formulir C-Hasil-KWK itu ke rumah. Ini jelas dilarang, bisa berpotensi terjadi 
manipulasi suara hasil penghitungan di TPS," kata Denny. Kejanggalan lainnya, urai Denny, yakni jumlah suara di sejumlah TPS yang mencoblos paslon nomor urut 1, sama 
persis dengan jumlah pemilih yang terdaftar di TPS itu. "Ternyata ada 10 TPS yang bahkan tingkat kehadiran pemilih mencapai 100 persen. Hasil coblosnya pun 100 persen, kata mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM ini, “padahal rata-rata kehadiran pemilih ke TPS hanya sekitar 50 persen saja.”

Kalsel adalah salah satu dari 19 Pilkada dimana selisih suara yang diperoleh paslon
yang didukung PD tidak sampai 3% dengan lawannya, sehingga terbuka untuk gugatan 
di Mahkamah Konstitusi. 

AHY juga menilai bahwa hasil Pilkada lalu mengindikasikan kuatnya aspirasi perubahan dari akar rumput. Hal itu tampak dari ketatnya persaingan antar Paslon. Misalnya di Medan, 
pasangan calon Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi yang didukung koalisi PD-PKS 
sejauh ini dinyatakan memperoleh 48% suara oleh quick count. Ini merefleksikan besarnya
keinginan warga Medan untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan aspirasi mereka, bukan pemimpin yang dimenangkan oleh, mengutip istilah Akhyar Nasution (10/12), "The Invisible Hands.”

Untuk itu, AHY mengapresiasi pencapaian kader-kadernya dalam memenangkan calon-calon 
kepala daerah yang didukung maupun diusung PD di seluruh Nusantara. Hal iti diyakini AHY akan membawa perubahan yang lebih baik bagi konsolidasi kekuatan PD pada 2024 mendatang. Misalnya di Jateng, PD memenangkan 80% Pilkada yang diikutinya. Basis kemenangan ini sangat penting untuk menata PD agar lebih kuat, karena sebelumnya suara PD banyak tergerus di sini. 

“Jangan lengah,” pinta AHY, “Pastikan setiap kemenangan ini sampai dengan penetapan 
KPU.” Bagi yang saat ini perolehan suaranya masih berimbang, kata AHY, “Jangan putus 
asa, teruslah berikhtiar meraih kemenangan.” Sementara bagi yang belum berhasil, kata AHY menyemangati, Allah SWT memiliki jalan yang terbaik bagi kita.

 “Mari konsolidasikan kekuatan, menyongsong kemenangan di masa depan, untuk bisa memperjuangkan harapan rakyat lebih baik lagi,” tegas AHY. 

Dua minggu terakhir menjelang pencoblosan, AHY turun berkampanye ke 12 provinsi dan 14 kabupaten/ kota dengan protokol kesehatan yang ketat. Pada setiap temu media, AHY selalu mengingatkan para calon kepala daerah untuk memperjuangkan harapan rakyat. Koalisi politik bisa dengan partai manapun, tegas AHY, “ tapi yang jelas kita selalu berkoalisi dengan rakyat. (Alesha)