Jakarta, MERDEKANEWS -- Penerapan New Normal di Jakarta membuat para pengusaha harus merogoh kocek lebih dalam untuk menyiapkan berbagai fasilitas demi mengikuti protokol kesehatan. Namun mereka tidak keberatan agar bisnisnya bisa berjalan.
Para pengusaha retail, seperti mal dan pusat perbelanjaan, harus menyiapkan anggaran ekstra agar bisnisnya bisa berjalan di tengah pandemi Covid-19.
"Ada penambahan biaya yang harus mereka keluarkan, tapi mereka merasa itu perlu dilakukan. Sebab kalau tidak, kapan bisnisnya akan bisa kembali beroperasi," ujar Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Diana Dewi.
Diana menjelaskan pengeluaran ekstra yang harus dikeluarkan tak cuma seperti menyediakan fasilitas cuci tangan, hand sanitizer, dan alat pengecekan suhu lebih banyak. Para pengusaha juga harus menyediakan vitamin, makan siang, hingga pengurangan jam kerja.
"Memang kondisi seperti ini tidak sama antara semua pengusaha, ya. Mereka juga tidak mengeluhkan hal ini, karena merasa harus dilakukan," ujar Diana.
Protokol standar kesehatan yang harus diikuti oleh para pengusaha mal di Jakarta itu sesuai dengan Surat Edaran Menteri Perdagangan Nomor 12 Tahun 2020, tanggal 28 Mei 2020 perihal Pemulihan Aktivitas Perdagangan yang dilakukan pada Masa Pandemi Covid-19 dan New Normal. Dalam aturan tersebut, ada 10 poin protokol kesehatan yang wajib dipatuhi jika pengusaha ingin bisnis retailnya kembali beroperasi saat New Normal diberlakukan.
Protokol itu antara lain, jumlah maksimal pengunjung mal hanya 40 persen dari jumlah kunjungan normal, seluruh petugas mal wajib mengikuti tes PCR atau rapid test untuk membuktikan bebas Covid-19, hingga mewajibkan penggunaan masker dan pengecekan suhu kepada seluruh pengunjung mal.
Sampai saat ini, Diana mengatakan sudah ada 60 mal di Jakarta yang siap menjalankan protokol kesehatan itu. Mereka siap melakukan pembukaan mal segera setelah pemerintah mengumumkan penerapan New Normal.
-
Kadin Dorong Penggunaan TKDN untuk Kemandirian Alkes yang Berkesinambungan Melalui penerapan TKDN secara konsisten, maka ekosistem industri alkes akan terbangun secara otomatis, dan efek berganda di rantai pasok industri alkes akan segera terbentuk melalui terbentuknya industri pendukung industri alkes
-
Pemerintah Gandeng Kadin Kembangkan Model Link and Match SMK dan Industri Pariwisata Tujuan dari kebijakan ini adalah memfasilitasi kerjasama yang kuat antara SMK dan industri pariwisata dalam pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan. Hal ini bertujuan agar lulusan SMK dapat memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri
-
Masuk Rantai Pasok Global, UMKM Didorong Tingkatkan Daya Saing Rencana Go Global dalam persaingannya, UMKM harus memiliki pemahaman komoditas yang strategis dan penguasaan teknologi. Ini akan membantu promote the trade, dengan harapan membangun ekosistem trade yang mature
-
Kadin: Hilirisasi Perlu Ditunjang dengan Adopsi Teknologi Investor bisa diajak untuk mengembangkan teknologi, kalau kita belum punya. Sebab, teknologi ini jadi kunci. Jadi nanti ada transfer teknologi agar anak bangsa bisa menguasai juga
-
Kadin Dorong Penggunaan TKDN Sektor Alat Kesehatan Melalui implementasi TKDN, diharapkan dapat meningkatkan peluang terciptanya lapangan kerja dengan adanya produksi dan distribusi alat kesehatan secara lokal