
Madiun, MERDEKANEWS – Dua hari sebelum tragedi kecelakaan Lion Air JT 610, Sukartini, ibunda pramugari pesawat nahas Lion Air JT-610, Alfiani Hidayati Solikah, ternyata menyimpan firasat buruk sebelum anak semata wayangnya itu turut tenggelam di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
Ada kehidupan pasti ada kematian dan hal ini pasti akan dialami oleh setiap manusia yang hidup. Kematian seseorang merupakan rahasia Illahi dan ketika saat itu tiba tidak ada satu manusia pun yang mampu menolaknya.
Dua hari sebelum tragedi Lion Air JT-610 itu, Sukartini dikejutkan seekor burung perkutut yang tiba-tiba jatuh di tandon air yang ada di lantai dua rumahnya.
Tak mengira bakal terjadi sesuatu pada anak semata wayangnya, Suparti menyelamatkan burung perkutut itu, lalu dimasukkan ke sangkar.
"Kejadiannya hari Sabtu (27/10/2018) sore. Saat ini, burungnya masih hidup," kata Sukartini, saat menerima Bupati Madiun, Ahmad Dawami, yang berkunjung ke rumahnya, Senin (29/10/2018) malam.
Sukartini tak menyangka, burung perkutut yang jatuh di tandon air rumahnya menjadi pertanda buruk bagi putri tunggalnya.
Dua hari kemudian, Sukartini dikejutkan kabar putrinya menjadi pramugari pesawat Lion Air JT-610 tujuan Jakarta – Pangkalpinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin kemarin.
Sukartini tak kuasa menyembunyikan kesedihannya setelah mendapatkan kabar buruk menimpa Alfiani.
Hingga tengah malam, bersama Slamet, suaminya, Sukartini tetap berjaga menunggu kepastian nasib putrinya.
"Sampai sekarang saya sedih dan loyo," tandas Sukartini.
Malam sudah sangat larut. Tapi, suasana rumah Alfiani tampak ramai. Sanak kerabat masih berkumpul duduk melingkar di atas tikar.
Tidak ada suara televisi dan radio. Hanya potret keluarga berisi foto Alfiani mengenakan seragam pramugari Lion Air bersama dua orangtuanya terpampang di tembok menjadi sasaran perhatian keluarga.
Senada dengan Sukartini, ayah kandung Alfiani, Slamet, memilih tidak menonton siaran televisi terkait kecelakaan pesawat Lion Air JT-610.
Ia memilih menunggu kabar kepastian dari pemerintah terkait nasib anaknya.
"Saya tidak lagi mau menonton televisi," ujar Slamet.
Slamet menyatakan, Alfiani merupakan putri kebanggaannya. Apalagi Alfi adalah anak tunggalnya.
Ia pun masih berharap anaknya selamat dalam tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang.
Sebelum terbang, Alfi juga sempat menghubungi keluarganya akan terbang ke Balikpapan. Namun, tiba-tiba Alfi ditugaskan terbang ke Pangkalpinang.
Sementara itu, Bupati Madiun, Ahmad Dawami, meminta keluarga tenang dan menunggu kabar kepastian Alfi dari pemerintah.
Tak hanya itu, Pemkab Madiun siap memfasilitasi keluarga bila membutuhkan bantuan.
"Keluarga jangan gampang menerima informasi yang tidak jelas. Nanti informasinya tunggu saja dari pemerintah," kata Kaji Mbing, sapaan akrab Ahmad Dawami.
Kaji Mbing meminta keluarga banyak berdoa dan menyerahkan urusan kepada Allah. Sebab, Allah akan memberikan yang terbaik bagi keluarga dan Alfiani.
(Hadi Siswo)
-
Kronologi Kecelakaan Maut Kalijambe Purworejo Sebabkan 11 Orang Meninggal Dunia kecelakaan bermula ketika truk tronton yang melaju dari arah Magelang menuju Purworejo di jalan menurun desa Kalijambe
-
Update Korban Truk Tercebur ke Sungai di Pelalawan: 14 Tewas, 8 Diantaranya Anak-anak 14 lainnya dinyatakan meninggal dunia, dengan rincian 8 anak-anak dan 6 orang dewasa.
-
Kronologi Kecelakaan Artis Larasati Nugroho, Ternyata Ini Penyebabnya Beruntung, Larasati Nugroho tidak mengalami cedera serius akibat insiden ini. Ia hanya mengalami luka ringan.
-
176 Orang Tewas, Korsel Tetapkan Masa Berkabung Selama 7 Hari 176 Orang Tewas, Korsel Tetapkan Masa Berkabung Selama 7 Hari
-
4 Orang Tewas, Detik-detik Kecelakaan Maut antara Bus Rombongan Pelajar dan Truk di Tol Malang awalnya sebuah truk bermuatan pakan ternak tidak kuat menanjak jalan