merdekanews.co
Rabu, 26 Maret 2025 - 13:45 WIB

BPOM dan Kementan Bersinergi Tingkatkan Keamanan dan Daya Saing Produk Pertanian

Deka - merdekanews.co
Kepala BPOM Taruna Ikrar menandatangani Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Rabu (26/3/2025). MoU yang ditandatangani menyangkut kerja sama pengawasan obat dan makanan dalam rangka peningkatan keamanan, mutu, gizi, dan daya saing produk pertanian.

Jakarta, MERDEKANEWS -- Kepala BPOM Taruna Ikrar menandatangani Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Rabu (26/3/2025).

MoU yang ditandatangani menyangkut kerja sama pengawasan obat dan makanan dalam rangka peningkatan keamanan, mutu, gizi, dan daya saing produk pertanian. Produk pertanian yang dimaksud adalah semua hasil yang berasal dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan/atau peternakan dalam suatu agroekosistem yang masih segar atau telah diolah.

Taruna Ikrar menjelaskan bahwa dalam MoU yang ditandatangani pada hari ini terdapat beberapa poin tujuan, di samping meningkatkan keamanan, mutu, gizi, dan daya saing pangan yang berasal dari produk pertanian. “Selain itu, MoU ini bertujuan untuk memperkuat integritas peredaran bahan obat dan obat, termasuk pengendalian resistensi antimikroba di sektor kesehatan manusia dan hewan,” ungkapnya.

Menurut Taruna Ikrar lagi, “Khusus untuk pengembangan obat yang asli dari Indonesia potensinya bisa mencapai Rp300 triliun setiap tahun. Kami berkomitmen siap mendukung dalam mengembangkan obat dan makanan segar asli Indonesia,” 

Kepala BPOM menambahkan, tujuan lain dari MoU ini adalah untuk menjalin kerja sama dengan Kementerian Pertanian dalam meningkatkan kapasitas pelaku usaha. “Utamanya adalah terhadap pelaku usaha yang memproduksi dan/atau mengedarkan obat dan makanan yang berasal dari produk pertanian, kami akan mengupayakan peningkatan kapasitas para pelaku usaha tersebut. Ini merupakan salah satu tujuan dari MoU dengan Kementerian Pertanian ini,” tutur Taruna Ikrar lagi.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyambut baik kerja sama ini. Ia menyebutkan bahwa kolaborasi dengan BPOM merupakan peluang besar bagi seluruh masyarakat. "Sesuai dengan arahan Bapak Presiden, yaitu 1 desa 1 koperasi. Di dalam koperasi tersebut dicanangkan akan terdapat apotek, maka dari itu, kami membutuhkan sinergisme dan sosialisasi regulasi, kebijakan, dan standar pengawasan BPOM dalam menjamin pangan bergizi, obat herbal berstandar, dan juga kosmetik aman yang beredar di masyarakat," harapnya.

“Kami mengapresiasi BPOM yang telah gencar menjalankan tugas dan fungsinya, terutama dalam menghentikan praktik dan peredaran kosmetik ilegal. Selain itu, kami juga siap mendukung BPOM dalam mengawasi perkembangan produksi obat herbal dalam negeri yang berdaya saing dan dapat dijangkau oleh masyarakat dengan harga yang lebih murah, serta terjamin mutu dan khasiatnya untuk meningkatkan perekonomian,” tambah Andi Amran Sulaiman.

Andi kemudian mengakhiri paparannya dengan berbagi cerita mengenai pengalamannya dalam mengonsumsi obat herbal yang disebut diperolehnya dari luar Indonesia, untuk menggambarkan permasalahan yang masih dihadapi dalam pengembangan obat di dalam negeri. “Masalah obat potensinya besar. Ini saya dapat obat dari Cina, satunya harganya Rp25 juta, obat untuk stroke dan ini obat [efeknya] luar biasa. Nah, kalau dikembangkan dengan bahan lokal, ini potensinya luar biasa,” tutupnya. 

(Deka)