Diasuh oleh; Sutomo Asngadi
Productivity Series: Seri-4 Sejarah Perkembangan Total Quality Management (TQM)
Sejarah manajemen mutu terpadu (TQM) awalnya bermula sebagai istilah yang dicetuskan oleh Komando Sistem Udara Angkatan Laut untuk menggambarkan pendekatan manajemen ala Jepang terhadap peningkatan mutu.
Sebagai metodologi umum untuk terus meningkatkan mutu semua proses, metodologi ini memanfaatkan pengetahuan tentang prinsip dan praktik: Ilmu perilaku, Analisis data kuantitatif dan non kuantitatif, Teori ekonomi, dan Analisis proses.
Sejarah Manajemen Kualitas Total menurut The Certified Manager of Quality/Organizational Excellence Handbook adalah :
Tahun 1920-an
Beberapa benih pertama manajemen mutu ditanam ketika prinsip-prinsip manajemen ilmiah menyebar ke seluruh industri AS. Bisnis secara jelas memisahkan proses perencanaan dan pelaksanaan rencana, dan pertentangan serikat pekerja muncul karena pekerja tidak diberi hak bersuara dalam kondisi dan fungsi pekerjaan mereka. Percobaan Hawthorne pada akhir tahun 1920-an menunjukkan bagaimana produktivitas pekerja dapat dipengaruhi oleh partisipasi.
Tahun 1930an
Walter Shewhart mengembangkan metode untuk analisis statistik dan pengendalian kualitas.
Tahun 1950an
W. Edwards Deming mengajarkan metode analisis statistik dan pengendalian kualitas kepada para insinyur dan eksekutif Jepang. Hal ini dapat dianggap sebagai asal mula TQM.
Joseph M. Juran mengajarkan konsep pengendalian kualitas dan terobosan manajerial.
Buku Armand V. Feigenbaum berjudul Total Quality Control, cikal bakal pemahaman TQM saat ini, diterbitkan.
Promosi Philip B. Crosby tentang nol cacat membuka jalan bagi peningkatan kualitas di banyak perusahaan.
Tahun 1968
Orang Jepang menamakan pendekatan mereka terhadap kualitas total sebagai "kontrol kualitas di seluruh perusahaan." Pada masa inilah istilah sistem manajemen kualitas muncul.
Sintesis filosofi Kaoru Ishikawa berkontribusi pada kebangkitan Jepang sebagai pemimpin berkualitas.
Hari ini
TQM adalah nama untuk filosofi pendekatan yang luas dan sistemik untuk mengelola kualitas organisasi.
Standar mutu seperti seri ISO 9000 dan program penghargaan mutu seperti Deming Prize dan Malcolm Baldrige National Quality Award menetapkan prinsip dan proses yang membentuk TQM.
TQM sebagai istilah untuk menggambarkan kebijakan dan prosedur mutu suatu organisasi sudah tidak lagi diminati karena standar internasional untuk manajemen mutu telah dikembangkan. Silakan lihat rangkaian halaman kami tentang sistem manajemen mutu untuk informasi lebih lanjut.
Dari referensi lain sejarah perkembangan TQM adalah seperti berikut :
1. Era Tanpa Mutu
Dimulai sebelum tahun 1920, Pada era ini belum ada persaingan, karena produsen yang memberikan layanan belum banyak. Masyarakat tidak punya pilihan, mereka tidak bisa menuntut untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih baik. Pada masa ini kualitas belum menjadi penilaian, yang penting kebutuhan utama dari suatu bentuk pelayanan sudah terpenuhi.
2. Era Inspeksi
Pada era ini mulai ada persaingan antar produsen. Mereka sudah mulai mengawasi produk-produk yang mereka hasilkan, yaitu dengan melakukan inspeksi. Inspeksi ini hanya melihat bentuk fisik produk, apakah ada kerusakan atau cacat pada produk. Hanya produk yang bagus tanpa ada cacat yang akan dilepas sampai ke konsumen. Belum ada perhatian terhadap kualitas proses dan sistem untuk merealisasikan produk tersebut.
3. Era Pengendalian Mutu (Statitical Quality Control)
Era ini dimulai sekitar tahun 1930-an. Pada era pengendalian mutu ini, manajemen telah mulai memperhatikan pentingnya pendeteksian yaitu dengan cara departemen inspeksi sudah mulai dilengkapi dengan alat dan metode statistik di dalam mendeteksi penyimpangan yang terjadi dalam atribut produk yang dihasilkan dari proses produksi. Terdapat perubahan dalam penanganan mutu produk yaitu hasil deteksi yang secara statistikal dari penyimpangann mulai dipergunakan oleh departemen produksi untuk memperbaiki proses dan sistem produksi.
4. Era Jaminan Mutu (Quality Assurance)
Era ini dimualai sekitar tahun 1960-an. Pada era ini mulai dikenal adanya konsep Total Quality Control (TQC) yang diperkenalkan oleh Armand Feigenbaum. Menurutnya, pengendalian dimulai dari perancangan produk dan berakhir saat produk tersebut telah sampai ke tangan konsumen, dan konsumen merasa puas.
Armand Feigenbaum menyatakan bahwa kualitas dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori: Pengendalian rancangan baru, Pengendalian bahan baku yang baru datang dan Pengendalian produk.
Jaminan mutu merupakan seluruh perencanaan dan kegiatan sistimatik yang diperlukan untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa suatu barang atau jasa dapat memenuhi persyaratan mutu. Jaminan mutu merupakan bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada peningkatan kemampuan untuk memenuhi persyaratan mutu.
Sejak masa ini peran manajemen mulai diperhitungkan untuk terlibat dalam penentuan dan penanganan mutu produk. Selain itu dalam era jaminan mutu ini mulai diterapkan bukan hanya pada industri manufaktur, tetapi juga pada industri jasa. Industri jasa atau non barang ini mulai diterapkan seperti pada Rumah Sakit, Puskesmas, dan lain sebagainya.
5. Era Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)
Era ini dimulai pada tahun 1980-an. Total Quality Management (TQM) mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan. TQM menekankan komitmen manajemen untuk mendapatkan arahan perusahaan yang ingin terus meraih keunggulan dalam semua aspek produk dan jasa penting bagi pelanggan.
Total Quality berarti komitmen dan pendekatan yang digunakan secara terus-menerus untuk meningkatkan setiap proses pada setiap bagian organisasi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memenuhi bahkan melampui harapan dan outcome dari customer.
Tujuan dari diterapkan TQM perlu adanya perubahan budaya serta komitmen dari seluruh jajaran mulai pimpinan puncak sampai level terbawah. Agar TQM dapat berkelanjutan maka organisasi harus didukung oleh budaya yang mendukung yang menekankan pada kerja kelompok, pemberdayaan dan partisipasi karyawan, peningkatan terus-menerus fokus pada pelanggan serta kepemimpinan yang tepat.
Bersambung
-
Supply Chain Seri 28: Perbaikan System Procurement menggunakan Metodologi 5R/5S Supply Chain Seri 28: Perbaikan System Procurement menggunakan Metodologi 5R/5S
-
Productivity Series: Seri-8 Kualitas, Pelanggan dan Kepuasan Pelanggan (TQM) Productivity Series: Seri-8 Kualitas, Pelanggan dan Kepuasan Pelanggan (TQM)
-
Productivity Series: Seri-7 Biaya-Biaya Kualitas (TQM) Productivity Series: Seri-7 Biaya-Biaya Kualitas (TQM)
-
Productivity Series: Seri-6 Pemikiran Tradisional dan Modern tentang Kualitas (TQM) Productivity Series: Seri-6 Pemikiran Tradisional dan Modern tentang Kualitas (TQM)
-
Productivity Series: Seri-5 Guru, tokoh, dan Pemikir Total Quality Management (TQM) Productivity Series: Seri-5 Guru, tokoh, dan Pemikir Total Quality Management (TQM)