merdekanews.co
Jumat, 09 Agustus 2024 - 18:20 WIB

Kepala BKKBN Sebut Toxic Relationship dan Megalonia Jadi Penyebab Perceraian

Gaoza - merdekanews.co
Ilustrasi. (foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Pasangan dalam rumah tangga diminta berhati-hati bila terlibat toxic relationship dan toxic megalonia. Keduanya menjadi salah satu penyebab perceraian.

Hal itu dikatakan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo saat menghadiri peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024 di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, pada 7 Agustus 2024. 

"Hati-hati apabila dalam keluarga terdapat anggota toxic atau megalonia yang merasa dirinya paling hebat. Megalonia termasuk gangguan mental emosional, keluarga menjadi enggak tenteram, masyarakat tidak mudah maju. Hubungan suami istri juga toksik dan akhirnya perceraian meningkat," kata Hasto Wardoyo dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Sejak tahun 2015 hingga saat ini, lanjutnya, perceraian terus meningkat pesat akibat semakin banyak orang-orang toxic. "Di dalam keluarga ada yang toksik, ketemu sama temannya yang toxic menjadi super toxic. Orang toxic ketemu yang waras, yang waras jadi toxic," ujar dia.

Ia mengapresiasi Aceh yang menjadi provinsi dengan Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) paling tinggi di antara provinsi lain di Indonesia dengan nilai 65,40.

"Setelah saya breakdown (rinci) dengan nilai ini saya lihat nilai tenteramnya 67, ternyata perkawinan dan perceraiannya bagus di Aceh, tidak banyak gonjang ganjing," ucapnya.

Berdasarkan data yang direkam dalam Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), ia menyebutkan prevalensi stunting di Provinsi Aceh ada di bawah 20 persen.

"Saya titip agar stunting lebih diperhatikan, selain itu juga gangguan mental karena rata-rata anak-anak muda atau remaja yang mengalami gangguan mental sekitar 98,4 persen. Kalau ada 10 orang, kira-kira sembilan yang agak enggak jelas," paparnya.

Ia juga menyebutkan berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, usia remaja yang melakukan hubungan seksual pertama kali (15-19 tahun) sebesar 59 persen pada perempuan dan laki-laki sebesar 74 persen. Sedangkan perempuan usia 20-24 tahun 22 persen dan laki-laki 12 persen.

Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh Safrina Salim mengemukakan perayaan Harganas tersebut merupakan momentum penting dalam rangka penguatan komitmen bersama untuk percepatan capaian Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta percepatan penurunan stunting.

Pada momen tersebut, Hasto juga memasang implan pada salah satu akseptor, mengunjungi pameran gelar promosi produk unggulan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) binaan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagan Raya, sekaligus juga meluncurkan jam populasi atau population clock di Aceh.

(Gaoza)