
Jakarta, MERDEKANEWS -- Analis politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin meminta Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri untuk dievaluasi setelah gagal memenangkan pertarungan Pilpres 2024.
Namun demikian, dirinya meyakini tak ada kader banteng yang berani mengevaluasi Megawati, misalnya dengan melakukan kongres luar biasa, apalagi memakzulkan pewaris trah Soekarno itu.
Ujang mengatakan, kekuatan Megawati sangat besar di PDIP, sehingga tidak ada satupun kader yang mampu mengkritik dan mengevaluasi.
"Mana ada yang berani mengevaluasi Megawati, karena dia penguasa tunggal, pendiri dan pemilik saham terbesar di PDIP," kata Ujang seperti dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (16/2).
Ujang menilai, Megawati memang perlu diganti, karena sudah terlalu lama menduduki tahta ketua umum. Sudah saatnya Megawati memberikan kursi ketua umum kepada penerus yang dianggap cocok menggantikannya.
"Sudah saatnya Megawati menyerahkan tongkat kepemimpinannya, kepada kader yang bagus, yang lebih muda, bisa anaknya, bisa juga yang sudah berjuang lama di PDIP," tandasnya. (Viozzy)
-
KLB Partai Gerindra Dorong Prabowo Subianto Kembali Maju di Pilpres 2029 Prabowo mengaku heran bahwa dalam KLB telah diputuskan bahwa dirinya akan maju lagi dalam kontestasi pilres
-
Anggota DPD RI Sebut Revisi Tatib DPR Arogan dan Merusak Konstitusi Anggota DPD RI Sebut Revisi Tatib DPR Arogan dan Merusak Konstitusi
-
Bisa Evaluasi Pejabat Negara, Revisi Aturan Tatib DPR Disemprot, Ngerti Teori Hierarki Nggak? Masa DPR tidak mengerti teori hierarki dan kekuatan mengikat norma hukum?
-
Jenderal Listyo Sigit: Sentimen Negatif 2024 Terhadap Korps Bhayangkara Jadi Evaluasi Perbaikan Sentimen negatif terhadap Korps Bhayangkara akan menjadi bahan perbaikan ke depan
-
Kasus Penggunaan Senpi Oknum Polisi: Ketua MPR Minta Polri Evaluasi Aspek Psikologis Anggotanya evaluasi berkala itu diperlukan karena setiap orang bisa saja mengalami perubahan sikap dan psikologi