merdekanews.co
Rabu, 14 Juni 2023 - 12:36 WIB

Oleh : Akhmad Sujadi

Temukan Mesin Pengolah Sampah Plastik Jadi BBM Solar, PUJO Bae Optimis Atasi Sampah Indoesia

### - merdekanews.co
PUJO Baen, alat pengolah sampah ini diberi Merk, kini telah memproduksi 2 mesin, pertama mesin pemilah sampah plastik dan sampah organik, dan kedua mesin pengolah sampah plastik menjadi BBM solar.

Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup, Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Wury Ma'ruf Amin bersama jajaran Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) membuat pupuk kompos bersama di halaman Istana Kepresidenan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.

Pada giat Kompos Satu Negeri ini Ibu Iriana mengajak para ibu di seluruh Indonesia memanfaatkan sampah untuk dijadikan pupuk kompos. “Dalam rangka hari lingkungan hidup dunia 2023, saya mengajak ibu-ibu di 38 provinsi seluruh Indonesia untuk mengompos bersama,” ajak Ibu Iriana, pada Sabtu (10/6/23).

Acara ini juga diikuti oleh ibu-ibu dari seluruh provinsi di Tanah Air yang hadir secara luring maupun daring. Ibu Iriana pun berpesan agar pengomposan sampah yang dilaksanakan oleh ibu-ibu yang mengikuti kegiatan ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan.

“Jangan berhenti ya, Bu. Berkelanjutan untuk membuat kompos ini, kan tidak mahal tapi hasilnya bermanfaat sekali,” ucap Ibu Iriana saat berinteraksi dengan salah satu peserta.

Menindaklanjuti pernyataan Ibu Negara Iriana Jokowi, langkah Pujo Hartono sangat sejalan dengan pemikiran dan aksi Ibu Iriana Jokowi untuk membuat kompos guna menyuburkan tanah Indonesia.

Penulis Akhmad Sujadi, pemerhati masalah sosial, transportasi dan politik



Pada sisi lain Pujo Bae, terus berinovasi, setelah menemukan dan memproduksi mesin pemilah sampah, Pujo Hartono, penemu dan pemilik pabrik mesin pemilah sampah ini inovasinya berhasil.

Otaknya yang tidak pernah diam terus berpikir dan bergerak melakukan uji coba cara merubah sampah plastik agar bisa diolah. Setelah ratusan kali uji coba, pada 1 Juni 2023, telah berhasil membuat mesin pengolah sampah plastik menjadi BBM solar.

PUJO Baen, demikian merk alat pengolah sampah ini diberi Merk, kini telah memproduksi 2 mesin, pertama mesin pemilah sampah plastik dan sampah organik, dan kedua mesin  pengolah sampah plastik menjadi BBM solar.

Temuan ini tentu sangat menggembirakan karena kedua mesin ini akan dapat dipergunakan berdampingan dalam bekerja mengolah sampah secara tuntas.

Mantan Kepala Desa Kertanegara, Kecamatan Kertanegara, Jawa Tengah ini sebelum menemukan mesin pengolah sampah telah mempraktekkan dengan mengelola dan  menghimpun sampah di Desa Kertanegara yang berpenduduk 4.700 jiwa.

Pada awalnya untuk membuat mesin pengolah sampah yang bisa memisahkan sampah plastik dan sampah organik ini, ia mencoba memilah sampah menggunakan  mesin pencacah padi, namun semua percobaan itu tidak membuahkan hasil.
Mesinnya rusak parah ketika mesin perontok padi dimasuki sampah.

Sekitar delapan bulan percobaan dengan  berbagai modifikasi akhirnya mesin pemilah sampah  bisa meisahkan sampah plastik, dan sampah organik yang selanjutnya diolah menjadi  bubur sampah yang kemudian dari bubur sampah  dibuat kompos, atau pupuk organik.

Pada pembuatan kompos ada proses pembusukan sampah secara alami, dimana bubur sampah menjadi tempat berkembangbiak lalat Black Solders Fley (BSF) yang menghasilkan dibuat magot, atau calon lalat BSF.

Ditemukanya mesin pemilah sampah telah melahirkan banyak bisnis ikutan, sehingga Pujo Bae terus menyempurnakan mesin pemilah sampah sebagai sarana meningkatkan Kedaulatan pangan Indonesia dengan memanfaatkan proses alami yang dikelola secara baik, sehingga setiap proses bisa menjadi ladang bisnis, mulai bisnis pembuatan mesin pemilah sampah dan mesin pembakaran sampah plastik menjadi BBM solar, bisnis olah sampah jadi magot dan pupuk organik atau pupuk kompos.

Sejak mendapatkan sertifikat merk, Pujo Hartono dan tim mulai keliling Indonesia untuk memperkenalkan mesin pemilah sampah merk PUJO Bae. Beberapa Pemda telah memesan dan menggunakan mesin pemilah sampah untuk merubah TPS menjadi TPST.

TPS sebelumnya hanya sebagai tempat pengepul sampah, dirubah menjadi tempat mengolah sampah.
Para Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten/Kota yang telah menggunakan mesin pengolah sampah PUJO  Bae, diantaranya Kabupaten Bandung yang akan  menutup  TPA diganti dengan TPST, sehingga dalam pengelolaan sampah, DLH bisa mendapatkan nilai tambah sehingga mampu menambah anggaran dari  hasil olah sampah.

Sebelumnya, dalam proses pembuangan sampah DLH mengumpulkan sampah di TPS,  diangkut dengan truk ke TPA. Namun setelah mereka merubah pola pembuangan sampah dengan Mesin Pemilah sampah, mereka membuang sampah cukup ke TPS, yang selanjutnya sampah diolah di TPS menjadi barang bernilai ekonomi.

Kegiatan pembuangan sampah ke TPA memerlukan biaya lebih mahal, diantaranya biaya angkutan sampah dari TPS-TPS ke TPA. Pembuangan ke TPA  yang dipusatkan di satu tempat akan memerlukan waktu dan biaya untuk membeli solar, menggaji sopir dan biaya lainnya.

Sementara dengan merubah pembuangan ke TPS-TPS yang lebih dekat, maka DLH dapat menghemat biaya angkutan, ada nilai tambah bagi DLH karena biaya angkutan yang lebih hemat, serta pendapatan dari magot dan solar akan menambah pemasukan, sehingga  dananya bisa dipakai untuk kegiatan lain yang lebih bermanfaat untuk pembangunan daerahnya.

Pada pola lama, TPA menjalankan fungsi sebagai cara pembuangan sampah tidak diolah, sampah hanya dibuang,  ditumpuk dan dibiarkan  membusuk, atau dibakar untuk mengurangi bau sampah yang sering mengganggu lingkungan.

Karena pola pembuangan sampah tidak diolah, maka pembangunan TPA harus dibuat jauh dari pemukiman.

Dengan penanganan sampah pola baru, sampah diolah menjadi magot bisa sebagai bahan pakan ikan, pakan unggas sehingga bisa memberikan nilai tambah bagi DLH, terlebih sampah plastik juga bisa diolah menjadi BBM jenis solar, sehingga sampah tidak masalah bagi bangsa, namun sampah akan mendukung ketahanan pangan bagi Indonesia. 

(###)