
Pujo Bae telah menjadi merk terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM untuk produk mesin pemilah sampah.
Mesin ini mampu secara otomatis memisahkan sampah plastik, sampah non organik dan sampah organik. Dengan mesin Pujo Bae, sampah yang merupakan barang tak berguna, bau dan lebih banyak dihindari manusia ini bisa menjadi modal dalam mengolah sampah menjadi cuan atau uang.
Ide membuat mesin pengolah sampah berawal dari pemilik ide keliling Indonesia bekerja dari satu proyek ke proyek yang lain, sehingga telah memberikan pengalaman, pemahaman dan kristalisasi ilmu pengetahuan yang menghasilkan karya besar, membuat mesin pengolah sampah merk Pujo Bae.
Mesin ini menjadi juara pertama pameran teknologi tepat tingkat nasional.
Penulis, Akhmad Sujadi Pemerhati Masalah Sosial
Sebagai juara, Pujo Hartono mempatenkan Mesin pengolah sampah Merk Pujo Bae. Mesin pengolah sampah Pujo Bae telah digunakan di banyak tempat seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di beberapa Kabupaten di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan NTB, NTT.
Mesin olah sampah Pujo Bae, telah dimanfaatkan untuk mengolah sampah sebagai solusi untuk menghilangkan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). TPA punya kelemahan hanya sebagai tempat membuang sampah.
Sedangkan mesin olah sampah akan mengoptimalkan setiap proses alamiah yang sudah diskemakan Allah SWT yang dapat dijadikan cuan atu uang.
Penempatan mesin pengolah sampah tidak perlu di TPA, cukup di lokasi tempat Pembungan Sampah Sementara (TPS), sehingga DLH sebagai pengelola TPS dapat megolah sampah secara terpadu di lokasi TPS.
Jumlah TPS lebih banyak dari TPA, karena lokasi TPS sebagai sarana pengepul sampah sebelum dibuang ke TPA.
Dalam proses pembusukan sampah, ada kegiatan yang bisa mendatangkan cuan. Ketika sampah organik dibiarkan, secara alami proses pembusukan didatangi lalat, namun bukan lalat biasa yang mengandung bakteri, namun lalat besar berwarna biru hitam yang sering disebut Black Soldier Fly (BSF) atau lalat tentara hitam yang bisa ditangkar untuk menghasilkan jutaan telur.
Proses pembusukan sampah menjadikan BSF tempat mengembang biakkan anak cucu lalat untuk kelangsungan keturunannya. Sehingga bubur sampah (Bursam) hasil dari mesin olah sampah bisa disemai menjadi tempat penetasan atau lahirnya jutaan magot yang kelak bila dibiarkan akan menjadi lalat BSF.
Magot adalah ulat pemakan bubur sampah (Bursam) ini memiliki kandungan protein cukup besar, sehingga dapat dipergunakan untuk bahan pakan ikan, bahan pakan ternak yang sangat efektif. Magot bisa menjadi cuan karena harga per kilo bisa mencapai 5 hingga 7 ribu per kg.
Guna memaksimalkan potensi yang ada, sebaiknya penggunaan mesin olah sampah Pujo Bae perlu diintegrasikan dengan budi daya ikan, ternak ayam, ternak bebek, dan berbagai tanaman pertanian, sehingga daya upaya yang dilakukan dapat langsung menghasilkan cuan melalui pemanfaatan proses alami yang sudah diskenariokan Allah SWT.
Cuan-cuan sampah didapat dari pendapatan magot, pupuk organik, budi daya ikan, budi daya ayam, bebek dan pertanian. Guna memberikan nilai, Pujo Bae membentuk perusahaan Agrobisnis PT. Djaya Agrobumi Persada (DAP), yang bergerak dibidang pengolahan sampah, budi daya ikan, budi daya itik, budi daya ayam dan pertanian.
Praktek RKS di PT PELNI (Persero)
PT. PELNI (Persero) telah membangun dua Rumah Kelola Sampah (RKS). Pertama RKS Kampung Barokah di Batulicin, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
RKS berikutnya dibangun di Bima, Nusa Tenggara Barat. RKS di Bima diberi nama RKS Kampung Malayu, sedangkan RKS di Batu Licin diberi nama RKS Kampung Barokah. Seperti namanya kedua RKS ini memberkahi warganya.
Pembangunan RKS PELNI menjadi pusat kegiatan para relawan pegiat lingkungan. Peran RKS binaan PELNI makin menggeliat seiring peran serta para relawan dalam membantu masyarakat dalam pengelolaan sampah, pemberdayaan relawan dalam pendidikan lingkungan di masyarakat dalam tata kelola sampah.
Kedua RKS tersebut kini menjadi percontohan dalam menata lingkungan di sekitar RKS di daerah masing-masing dengan berbagai kegiatan positif.
Dari mengelola sampah terbetik mengintegrasikan bisnis ikutan yang mampu menggerakkan ekonomi di kawasan, yaitu usaha kelola sampah, yang mampu meningkatkan pendapatan relawan dari sampah plastik dan kardus untuk dijual sebagai produk daur ulang.
Selain itu sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk organik. Sebelum menjadi pupuk organik, sampah ini dapat diolah alami dan menghasilkan magot.
Magot adalah ulat pengurai sampah, hewan ini memakan sisa sayur dan sisa makanan. Kemudian sisa-sisa pakan magot dapat dijadikan pupuk organik, namanya Kasgot (makanan sisa bekas pakan magot).
Dengan memanfaatkan peristiwa alami yang diciptakan Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, kita bisa membuat siklus bisnis teritegrasi dari sampah dibuat magot sebagai bahan pakan alternative untuk pakan ikan lele, gurameh, nila dan jenis ikan lainnya.
Mogot juga bisa untuk pakan itik, ayam dan ternak unggas sebagai bahan protein yang mendorong pertumbuhan badan dan mendorong itik bertelor maksimal.
Dalam kesempatan ini kami ingin berbagi pengalaman kepada pembaca tahapan hingga bisnisnya bisa menghasilkan uang atau cuan.
Berikut tahapan bisnis yang akan kami bangun dalam mengintegrasikan sampah-magot-lele-itik ayam dan usaha Rumah Makan. **
(###)
-
Implementasi Permenhub 94/2018 Perlintasan Sebidang Beban atau Peluang Implementasi Permenhub 94/2018 Perlintasan Sebidang Beban atau Peluang
-
Mencegah Tabrakan KA VS Kendaraan di Perlintasan dengan CCTV Perlintasan Sebidang Mencegah Tabrakan KA VS Kendaraan di Perlintasan dengan CCTV Perlintasan Sebidang
-
Meski Kalah Dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung, KA Parahyangan Hidup Kembali Meski Kalah Dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung, KA Parahyangan Hidup Kembali
-
"Mak Gedor" Ikut Aktif Kalahkan Tiwi-Hendra "Mak Gedor" Ikut Aktif Kalahkan Tiwi-Hendra
-
Lagu Tarik Lur dan Sing Lanang-Lanang Baen Ikut Tentukan Kemenangan Fahmi-Dimas di Pilkada Purbalingga Lagu Tarik Lur dan Sing Lanang-Lanang Baen Ikut Tentukan Kemenangan Fahmi-Dimas di Pilkada Purbalingga