merdekanews.co
Selasa, 06 Februari 2018 - 01:04 WIB

April Pensiun, Gatot Siap Nyapres ?

Hadrian - merdekanews.co
Gatot Nurmantyo

Jakarta, MERDEKANEWS -Bekas Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengaku, akan mengambil sikapnya setelah pensiun pada  April, mendatang. Maju Nyapres atau Cawapres ?

Hal itu ditegaskan Gatot menanggapi kesiapannya masuk politik dan capres dalam acara Future of You(th) Buka Talks by Bukalapak, Plaza City View Kemang, Jakarta, Senin (5/2/2018). 

"April saya akan tentukan,"ujarnya.  

Baginya, sistem demokrasi yang terbuka membuat siapa saja bisa diunggulkan untuk menjadi pemimpin bangsa, apalagi mendapat dukungan dari media. Tetapi untuk saat ini, Gatot mengaku tidak akan mau berbicara mengenai politik praktis apalagi terjun ke politik. 

"Mau ditanya apa saya tidak akan jawab tidak akan ngomong karena saya masih tentara. Nanti kalau saya masuk politik praktis digorok saya," katanya berseloroh. 

Ditanya mengenai tren dukungan yang terus menguat, Gatot lagi-lagi mengelaknya. 

"Nanti saja, saya masih tentara," katanya.

Kalaupun ada partai politik yang meminang,  Gatot menegaskan akan menolaknya. 

"Saya tidak bisa dipinang saat ini," katanya. 

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA sebelumnya merilis hasil survei mengenai popularitas para tokoh yang berpeluang maju sebagai Cawapres.

LSI membagi 5 (lima) jenis bursa wapres di Pilpres 2019 nanti. Kelima jenis itu berasal dari panggung berbeda.
Ada wapres berlatar belakang militer, berlatar belakang Islam, berlatar belakang partai politik, pemimpin atau gubernur provinsi strategis dan berlatar belakang profesional.

Untuk wapres berlatar belakang militer, tiga nama ini paling menonjol. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan popularitas sebesar 71.2 persen. Gatot Nurmantyo dengan popularitas sebesar 56.5 persen. Moeldoko dengan popularitas 18.0 persen. 

"Meskipun popularitas Moeldoko masih rendah, namun masuknya Moeldoko dalam kabinet Jokowi membuka peluang memainkan langkah gambit," jelas peneliti LSI, Adjie Alfaraby di kantot LSI, Jakarta, pekan lalu.

Dari bursa cawapres berlatar belakang Islam, ada 2 nama yang berpeluang dibanding tokoh yang lain. Kedua nama tersebut Muhaimin Iskandar (Cak Imin) popularitasnya sebesar 32.4 % dan TGH M. Zainul Majdi (TGB), yang popularitasnya sebesar 13.9 %.

"Cak Imin sudah pula mulai aktif melakukan sosialisasi sebagai cawapres. Sungguhpun tingkat pengenalan Zainul Majdi masih rendah, namun tingkat kesukaan publik yang mengenalnya sangat tinggi, di atas 70 persen," lanjutnya.

Dari bursa cawapres dari latar belakang partai politik, menurutnya ada 2 (dua) nama yang muncul. Airlangga Hartarto dengan popularitas sebesar 25%, sebagai Ketua Umum partai Golkar dan Budi Gunawan sebesar 16%.

"Budi Gunawan saat ini menjabat sebagai Kepala BIN. Sejarah membawanya melambung dengan simbol PDIP. Sementara Airlangga Hartarto juga datang tak terduga. Sejarah pula yang membawanya menjadi ketum Golkar dalam “injury time,” dan momen menentukan," ucap Adjie.

Cawapres berlatar belakang partai hanya dimasukan PDIP dan Golkar, karena lanjut Adjie, karena kedua partai ini punya kekuatan bargaining lebih besar di banding partai lain. (Hadrian)