merdekanews.co
Kamis, 01 Februari 2018 - 10:29 WIB

Fayakhun Terpojok Kasus Bakamla, Golkar DKI dan Fraksi Galau 

Ira Saqila - merdekanews.co
Fayakhun Andriadi

Jakarta, MERDEKANEWS - Golkar harus bebenah. Fayakhun Andriadi yang diharapkan bisa menjadi ujung tombak di Jakarta kini tersandera kasus suap proyek satelite monitoring Bakamla. 

Akibat kasus yang melilit bos Golkar yang juga anggota DPR itu kini partai beringin di Jakarta galau. Bahkan, gerak fraksi seperti tidak bersemangat. 

Fraksi Golkar yang seharusnya bisa menjadi penyeimbang DPD dalam meperjuangkan visi misi partai lewat Kebon Sirih. "Kita ini seperti tersendera," ungkap kader Golkar yang namanya enggan disebutkan. 

Saat sidang, Jaksa KPK mengungkap percakapan WhatsApp. Ada beberapa nama dalam percakapan WhatsApp Fayakhun Andriadi yang ditelisik jaksa KPK. Mulai dari `onta` hingga `SN dan Kahar`, tetapi Fayakhun mengaku itu bukanlah tulisannya.

"Onta siapa? SN dan Kahar siapa?" tanya jaksa kepada Fayakhun dalam sidang lanjutan perkara suap proyek satellite monitoring Bakamla dengan terdakwa Nofel Hasan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018).

Berikut ini percakapan Fayakhun dengan Erwin Arief yang ditampilkan dalam persidangan:

Fayakhun: Bro, tadi saya sudah ketemu onta, SN dan Kahar. Semula dari KaBa yang sudah ok drones, satmon belum. Tapi saya sudah "paksa" bahwa harus drones + satman total 850. Onta sudah konfirmasi dengan KaBa dan saya ok utk fahmi dapet 2 items, drones dan satmon 850.

Fayakhun: Skrg semestinya onta ketemu Fahmi. Begitu ok saya perlukan senin dimulai didrop

Erwin Arief: Ok nanti aku kabarin fahmi sekrg.

"Tidak pernah menulis itu. Itu bukan tulisan saya," jawab Fayakhun.

Jaksa pun menampilkan beberapa percakapan lain. Dalam percakapan itu, Fayakhun disebut jaksa meminta fee USD 300 ribu untuk petinggi Golkar serta Munas Golkar. 

"Ada keterangan apa bisa dipecah, perlu petinggi dulu, umat menyusul. Maksudnya apa?" tanya jaksa.

"Saya tidak tahu. Saya kalau kirim pesan Erwin janjian ketemu ngobrol tidak pernah kirim pesan detail seperti ini. Apalagi itu, saya panggil 'Bro'. Saya panggil Erwin itu 'Win'," kata Fayakhun. 

"Kalau Munas Golkar?" tanya jaksa kembali. 

"Saya tidak tahu dan tidak pernah nulis itu," jawab Fayakhun, yang mengaku sebelumnya akun WhatsApp-nya diretas.

Namun lawan bicara Fayakhun dalam WhatsApp itu, Erwin Arief, menyebut SN adalah Setya Novanto, sedangkan Onta adalah Ali Fahmi alias Fahmi Habsyi, staf khusus bidang perencanaan dan anggaran Kabakamla Arie Soedewo.

"Onta itu Fahmi Habsyi karena kami bingung ada dua nama Fahmi. Jadi panggil Fahmi, dia juga ada keturunan Arab," kata Erwin dalam persidangan sebelumnya. (Ira Saqila)