merdekanews.co
Sabtu, 01 Mei 2021 - 20:31 WIB

Soal Peleburan Kemdikbud dan Kemenristek, Fahira Idris: Segera Reorientasi Pembangunan Iptek

Fikri - merdekanews.co
Anggota DPD RI Fahira Idris

Jakarta, MERDEKANEWS — Nomenklatur baru kementerian akhirnya terkuak setelah pelantikan Nadiem Anwar Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) oleh Presiden (28/4).  

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi merupakan peleburan antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Terlepas dari pro kontra yang terjadi di masyarakat, peleburan dua kementerian ini diharapkan merupakan kebijakan yang tepat dan strategis dalam memajukan pembangunan riset, ilmu pengetahuan, dan teknologi di Indonesia yang memang saat ini belum terlalu menggeliat.
 
Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, salah satu pekerjaan penting yang harus segera dilakukan Mendikbud Ristek terutama dalam bidang penelitian, riset dan pengembangan teknologi adalah melakukan reorientasi pembangunan iptek ke depan yaitu dengan menjadikan setiap denyut aktivitas iptek dan negeri ini berorientasi kepada kebutuhan nyata rakyat dan potensi bangsa. Riset Indonesia tidak bisa lagi didasarkan hanya atas keingintahuan peneliti tetapi didasarkan atas berbagai persoalan yang dihadapi rakyat sekaligus melihat kebutuhan pasar.
 
“Artinya lembaga penelitian terutama yang berada di bawah koordinasi Mendikbud Ristek harus segera menghasilkan berbagai produk yang berguna bagi masyarakat dan dunia usaha. Jika dalam beberapa tahun ke depan gebrakan seperti ini lahir, maka peleburan kedua kementerian ini adalah kebijakan yang tepat. Untuk itu yang sangat perlu segera dilakukan adalah memformulasikan berbagai kebijakan dan regulasi agar pembangunan iptek terintegrasi dalam satu sistem pembangunan ekonomi bangsa atau tidak bisa lagi dilakukan secara parsial,” ujar Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta (29/4).
 
Menurut Fahira, salah satu pilar penting dalam upaya reorientasi pembangunan iptek adalah mahasiswa. Dalam pembangunan riset dan iptek saat ini dan ke depan mahasiswa harus dipandang sebagai sumberdaya kreatif yang setiap tahun terbarukan atau sumber daya potensial yang akan terus lahir. Di banyak negara sangat sering ditemui berbagai riset dan inovasi yang berawal dari berbagai tugas mahasiswa. Melalui kolaborasi dengan kampus dan dosen, ide dan gagasan segar dari mahasiswa yang sering sekali berangkat dari kebutuhan masyarakat dan dunia usaha banyak dilirik sehingga mendapatkan hibah riset baik dari investor, dunia usaha maupun Pemerintah.
 
“Saya meyakini banyak mahasiswa cerdas di Indonesia dan mereka harus dilibatkan dalam pembangunan riset dan iptek di negeri ini. Artinya Kementerian yang baru ini harus mempunyai sistem dan mekanisme untuk ‘memanen’ ide-ide kreatif dari mahasiswa di seluruh Indonesia sehingga kampus benar-benar menjadi wadah pengembangan iptek yang bersifat eksploratif. Ke depan perguruan tinggi di Indonesia harus menjadi salah satu sumber gagasan utama inovasi bagi industri,” pungkas Fahira Idris. 

(Fikri)





  • Pemerintah Diminta Tegas Tolak Usul Penghapusan Daya Listrik 450 VA Pemerintah Diminta Tegas Tolak Usul Penghapusan Daya Listrik 450 VA Lagi-lagi kesabaran rakyat diuji. Setelah wacana kenaikan BBM bersubsidi benar-benar direalisasikan kini muncul lagi usulan dari Badan Anggaran (Banggar) DPR RI agar daya listrik 450 volt VA yang lazim digunakan golongan masyarakat tidak mampu dihapus dan sebagai gantinya akan dialihkan secara bertahap menggunakan daya listrik 900 VA.


  • Raih Gelar Doktor, Fahmi Idris Urai Strategi Cegah Korupsi Raih Gelar Doktor, Fahmi Idris Urai Strategi Cegah Korupsi Politisi senior Partai Golkar Fahmi Idris meraih gelar Doktor Ilmu Filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) setelah mempertahankan disertasinya di depan dewan penguji yang berjudul “Korupsi Pada Masyarakat yang Menjunjung Tinggi Keadilan Sosial: Refleksi Kritis Berbasis Kontraktualisme Rawls”.