merdekanews.co
Sabtu, 31 Juli 2021 - 13:17 WIB

Fahira Idris: Bukan Hanya Ekonomi, Kini Penanggulangan Pandemi Jadi Parameter Performa Sebuah Negara

Gaoza - merdekanews.co
Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan bahwa kini citra dan reputasi sebuah negara sangat ditentukan dan dinilai dari kemampuan Pemerintahnya mengendalikan pandemi.

Jakarta, MERDEKANEWS — Dalam percaturan dunia dan hubungan internasional, kemajuan ekonomi sebuah negara menjadi salah satu parameter utama performa dan eksistensi sebuah negara. 

Negara yang maju dari sisi ekonomi atau sedang mengalami pertumbuhan ekonomi pesat akan dinilai oleh dunia internasional, negara lain dan warga dunia sebagai negara yang berhasil dan biasanya mendapat citra dan reputasi yang baik. 

Namun, semenjak pandemi melanda seluruh dunia, selain kemajuan ekonomi, penanggulangan pandemi Covid-19 di juga menjadi faktor dominan posisi sebuah negara di  dunia.
 
Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan bahwa kini citra dan reputasi sebuah negara sangat ditentukan dan dinilai dari kemampuan Pemerintahnya mengendalikan pandemi. Negara yang mempunyai efektivitas yang baik dalam mengendalikan pandemi akan dinilai sebagai negara yang punya visi jelas karena menjadikan sains sebagai dasar kebijakan atau strategi. 

Selain itu, negara yang saat ini dinilai berhasil mengendalikan laju penyebaran Covid-19 menjadikan faktor kesehatan sebagai sumbu utama semua kebijakan, bukan ekonomi apalagi politik.
 
“Pandemi yang sudah berlangsung lebih dari setahun ini mengubah paradigma dunia internasional dan warga dunia dalam menilai sebuah negara. Jika dulu ekonomi dan kondisi sosial politik menjadi salah satu faktor dominan eksistensi sebuah negara di dunia, kini tidak lagi. Kini penanggulangan pandemi juga menjadi parameter performa sebuah negara. Kini percakapan warga dunia bukan lagi hanya soal sejauh mana pertumbuhan ekonomi sebuah negara, tetapi sejauh mana negara tersebut mampu mengendalikan penyebaran Covid-19,” jelas Fahira Idris di Jakarta (30/7).
 
Menurut Fahira, akibat pandemi yang masih terus berlarut-larut di banyak negara di dunia, pertumbuhan ekonomi di negara tersebut juga mengalami gangguan bahkan kemunduran. Bahkan di beberapa negara, pandemi ini memunculkan konflik dan keresehah sosial bahkan kerusuhan. 

Artinya, selama sebuah negara belum bisa mengendalikan pandemi maka selama itu juga akan terjadi kemandekan ekonomi dan membuka celah terjadinya keresahan sosial.
 
Strategi sebagian besar negara di dunia yang saat ini relatif sudah mampu mengendalikan pandemi adalah di awal mereka berinvestasi besar (mengerahkan anggaran dan semua sumber daya) pada bidang kesehatan dan penguatan jaringan sosial masyarakat (stimulus ekonomi dan bantuan sosial). 

Semua lapisan masyarakat yang pencarian ekonominya terganggu akibat pembatasan dipastikan mendapatkan bantuan yang layak agar bisa bertahan. Pemerintah pun lebih fokus melakukan langkah-langkah pengendalian pandemi. Memang anggaran negara yang dihabiskan negara-negara tersebut besar, tetapi ini adalah pilihan rasional dan lebih efektif serta ongkos ekonomi dan sosialnya lebih kecil dibanding jika pandemi terus berlarut.
 
“Bagi negara-negara yang saat ini relatif pandeminya sudah terkendali, paradigmanya adalah semakin cepat pandemi dikendalikan, semakin cepat ekonomi pulih dan semua potensi masalah akan cepat sirna sehingga masyarakatnya bisa menata kembali kehidupannya,” pungkas Senator Jakarta ini.  (Gaoza)






  • Pemerintah Diminta Tegas Tolak Usul Penghapusan Daya Listrik 450 VA Pemerintah Diminta Tegas Tolak Usul Penghapusan Daya Listrik 450 VA Lagi-lagi kesabaran rakyat diuji. Setelah wacana kenaikan BBM bersubsidi benar-benar direalisasikan kini muncul lagi usulan dari Badan Anggaran (Banggar) DPR RI agar daya listrik 450 volt VA yang lazim digunakan golongan masyarakat tidak mampu dihapus dan sebagai gantinya akan dialihkan secara bertahap menggunakan daya listrik 900 VA.


  • Raih Gelar Doktor, Fahmi Idris Urai Strategi Cegah Korupsi Raih Gelar Doktor, Fahmi Idris Urai Strategi Cegah Korupsi Politisi senior Partai Golkar Fahmi Idris meraih gelar Doktor Ilmu Filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) setelah mempertahankan disertasinya di depan dewan penguji yang berjudul “Korupsi Pada Masyarakat yang Menjunjung Tinggi Keadilan Sosial: Refleksi Kritis Berbasis Kontraktualisme Rawls”.