merdekanews.co
Senin, 08 Agustus 2022 - 13:40 WIB

77 Tahun Indonesia Merdeka, Saatnya Mereview Sudahkah Pembangunan Kita Bersifat Semesta Sesuai Amanat Pancasila

Yani - merdekanews.co
Fahira Idris

Jakarta, MERDEKANEWS -- Dalam hitungan hari, rakyat Indonesia akan merayakan HUT ke-77 Kemerdekaan.

Selama 77 tahun merdeka, pasang surut mewarnai perjalanan negeri besar ini dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan sebagaimana tercantum dalam kelima sila Pancasila dan pembukaan konstitusi.

Namun, perayaan hari Kemerdekaan idealnya juga menjadi momentum bagi seluruh rakyat dan pemimpin bangsa untuk mengevaluasi atau mereview sudah sejauh mana pembangunan nasional yang kita jalankan selama 77 tahun merdeka ini sudah sejalan dengan perwujudan nilai-nilai Pancasila dan amanat konstitusi.

Anggota MPR RI yang juga Anggota DPD RI DKI Jakarta mengungkapkan, paradigma pembangunan yang sesuai nilai dan prinsip Pancasila adalah pembangunan yang bersifat menyeluruh atau pembangunan semesta.

Selain diimplementasikan dengan perencanaan yang matang dan komprehensif, pembangunan semesta menyeimbangkan pembangunan fisik dan pembangunan yang mencakup pembangunan mental atau karakter bangsa.

Namun, spirit utamanya adalah, pembangunan di negeri ini harus berpusat pada manusia atau lebih dikenal dengan human centric development.

“Selain kita bersyukur dan merayakan 77 tahun kemerdekaan ini dengan penuh suka cita dan gegap gempita, momentum hari kemerdekaan ini juga idealnya kita jadikan momentum untuk melakukan kontemplasi, merenung, mereview dan mengevaluasi sudah sejauh mana paradigma dan implementasi pembangunan di negeri ini sesuai nilai dan prinsip Pancasila yaitu pembangunan yang bersifat menyeluruh atau pembangunan semesta dimana manusia sebagai pusatnya.

Evaluasi ini penting untuk memastikan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial tetap menjadi spirit pembangunan nasional Indonesia,” ujar Fahira Idris di sela-sela Sosialisasi Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI 1945, Bhineka Tunggal Ika, NKRI) di Jakarta Timur (7/8).

Menurut Fahira, Pancasila dan pembukaan UUD 1945 secara gamblang menghendaki Indonesia menjadi bangsa yang memiliki keunggulan peradaban di antara bangsa-bangsa lain di muka bumi.

Menjadi bangsa terkemuka hanya bisa terwujud jika bangsa tersebut memiliki kedaulatan atas tanah airnya, atas tumpah darahnya, dan atas buminya sebagai kekuatan atau modal mengerahkan kemampuan sumber daya manusia, teknologi, dan modal yang memadai sehingga diperoleh postur kekuatan nasional yang kuat dan andal.

“Pembangunan sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasila harus menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki ekonomi yang mandiri, tidak tergantung dan dikendalikan oleh gejolak harga-harga dan pasar di negara-negara maju,” pungkas Senator Jakarta ini. 

(Yani)





  • Pemerintah Diminta Tegas Tolak Usul Penghapusan Daya Listrik 450 VA Pemerintah Diminta Tegas Tolak Usul Penghapusan Daya Listrik 450 VA Lagi-lagi kesabaran rakyat diuji. Setelah wacana kenaikan BBM bersubsidi benar-benar direalisasikan kini muncul lagi usulan dari Badan Anggaran (Banggar) DPR RI agar daya listrik 450 volt VA yang lazim digunakan golongan masyarakat tidak mampu dihapus dan sebagai gantinya akan dialihkan secara bertahap menggunakan daya listrik 900 VA.


  • Raih Gelar Doktor, Fahmi Idris Urai Strategi Cegah Korupsi Raih Gelar Doktor, Fahmi Idris Urai Strategi Cegah Korupsi Politisi senior Partai Golkar Fahmi Idris meraih gelar Doktor Ilmu Filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) setelah mempertahankan disertasinya di depan dewan penguji yang berjudul “Korupsi Pada Masyarakat yang Menjunjung Tinggi Keadilan Sosial: Refleksi Kritis Berbasis Kontraktualisme Rawls”.