
Tanggal 20 Oktober 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) genap 6 tahun memimpin Indonesia. Salah satu program unggulan mantan Wali Kota Solo adalah Tol Laut yang pernah menjadi kontroversi dimasa kampanye.
Setahun pertama memerintah, pada 2015 Kemenhub dan PT. PELNI (Persero) berhasil mengimplementasikan Tol Laut.
Tol Laut yang oleh awam diartikan membangun jalan tol diatas laut, sejatinya merupakan pelayaran langsung, rutin, terjadwal untuk membangun konektivitas daerah maju ke daerah terpencil, tertinggal, terdepan dan perbatasan T3P.
Pelayaran langsung ini menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan pokok, barang penting di daerah T3P dan mengangkut hasil alam daerah T3P untuk dipasarkan di daerah maju, Jawa.
Indonesia dengan 17.544 pulau-pulau besar dan kecil memiliki geografi unik di dunia. Pulau-pulau tersebar dari Sabang di barat hingga Merauke di timur. Miangas di utara, hingga pulau Rote di paling selatan Indonesia. Penyebaran penduduk dan infrastruktur yang belum merata menimbulkan kesenjangan harga, perekonomian, pembangunan dan berbagai fasilitas penunjang kehidupan dunia.
Presiden Jokowi memberi solusi dan mewujudkan To Laut yang dilaksanakan oleh Kemenhub dan diimplementasikan pertama kali bersama PT. PELNI (Persero) pada 4 November 2015.
Selanjutnya Kementerian Perhubungan memiliki ide pembangunan “Rumah Kita”.
Kementerian BUMN juga meluncurkan “Rumah Kreatif BUMN”, sebagai upaya untuk mengurangi dan mengikis kesenjangan harga di daerah T3P.
PT. PELNI (Persero) mendapat penugasan membangun 4 “Rumah Kita” di Manokawari, Morotai, Timika dan Saumlaki.
Dari “Rumah Kita” barang-barang akan didistribusikan ke Desa, Kampung melalui kemitraan dengan BUMD, BUMDes dan Koperasi. Dengan model ini kesinambungan perekonomian daerah akan lebih adil dan dirasakan masyarakat banyak.
Rumah kita yang ditugaskan kepada PELNI telah berkembang, Perseroan melalaui anak perusahaan mengembangkan Rumah Kita di Tarempa dan Natuna (Kepulauan Riau). Sorong, Jayapura, Serui, Wamena dan Merauke untuk wilayah Papua dan Papua Barat.
Selanjutnya Tidore, Maluku Utara. Dengan demikian Rumah Kita yang dikelola PELNI ada 12 unit, 4 unit penugasan dan 8 unit inisiatif perseroan.
Hadirnya Tol Laut dan Rumah Kita didaerah T3P telah berdampak positif bagi daerah pulau terdepan di batas Negara.
Morotai, Saumlaki, Tarempa dan Natuna di garis terdepan Indonesia meruapakan daerah yang sangat menikmati ahdirnya Tol Laut dan Rumah Kita.
Morotai, Saumlaki, Tidore, Tarempa dan Natuna kini lebih maju dibanding sebelum ada Tol Laut.
Masyarakat dapat menikmati berbagai kebutuhan dengan mudah dengan harga terjangkau. Sementara hasil alam juga sebagian dapat diolah di daerah dan dipasarkan ke Jawa.
Kementerian Perhubungan telah menambah rute Tol Laut dari 2 rute pada 2015, 6 rute di 2016, lalu 13 rute di 2017 dan 26 rute pada 2020.
PT. PELNI (Persero) yang mendapatkan perintis penugasan Tol Laut tahun pada 2015, saat ini masih dipercaya pemerintah untuk mengoperasikan 8 rute penugasan. Selain mendapatkan penugasan Tol Laut, PELNI bersama Pelindo, ASDP, RNI, Bulog dan PPI mendapatkan tugas membangun 40 “Rumah Kita”.
Di tengah tantangan pembangunan ekonomi daerah yang beranjak membaik, tingginya angka kemiskinan masyarakat, maraknya praktek monopoli perdagangan oleh kelompok kapitalis di negeri ini, terkikis dengan kehadiran gerai “Rumah Kita” yang menawarkan alternatif harga barang pokok dan strategis yang terjangkau bagi masyaraka, hal Ini merupakan anugrah dari TUHAN bagi masyarakat di Tapal batas Selatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Program Tol Laut diharapkan diteruskan, dilanjutkan dan di tingkatkan sampai keseluruh Desa dan Dusun di wilayah Kabupaten.
Bukan terbatas pada BUMDes saja, tetapi Koperasi dan Usaha masyarakat lainya dapat mendukung program yang baik ini, agar segera bisa mengakhiri praktek monopoli dari kaum kapitalis di negeri ini, sehingga tercipta persaingan usaha yang sehat dan berkeadilan sosial untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pengelola Gerai” Rumah Kita”, termasuk Badan Usaha Milik Desa, agar bekerja dengan jujur dan penuh semangat. Tidak monopoli serta mencari keuntungan yang sewajarnya saja.
Ciptakan iklim Usaha yang sehat dan kompotitif agar terwujud sistem tata niaga barang dan jasa yang sehat pula. Dengan demikian akan terbuka lebar sumber-sumber Usaha baru bagi masyarakat.
Meningkatnya produktifitas masyarakat pada akhirnya akan tercipta daya saing usaha dan daya saing produksi serta daya saing daerah yang semakin unggul.
Sebab melalui daya saing daerah yang unggul itulah akan berdampak pada penurunan angka kemiskinan, penurunan angka pengangguran, dan penurunan angka gizi buruk untuk menuju masyrakat yang cerdas, sehat,berwibawa dan mandiri. (###)
-
Implementasi Permenhub 94/2018 Perlintasan Sebidang Beban atau Peluang Implementasi Permenhub 94/2018 Perlintasan Sebidang Beban atau Peluang
-
Mencegah Tabrakan KA VS Kendaraan di Perlintasan dengan CCTV Perlintasan Sebidang Mencegah Tabrakan KA VS Kendaraan di Perlintasan dengan CCTV Perlintasan Sebidang
-
Meski Kalah Dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung, KA Parahyangan Hidup Kembali Meski Kalah Dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung, KA Parahyangan Hidup Kembali
-
"Mak Gedor" Ikut Aktif Kalahkan Tiwi-Hendra "Mak Gedor" Ikut Aktif Kalahkan Tiwi-Hendra
-
Lagu Tarik Lur dan Sing Lanang-Lanang Baen Ikut Tentukan Kemenangan Fahmi-Dimas di Pilkada Purbalingga Lagu Tarik Lur dan Sing Lanang-Lanang Baen Ikut Tentukan Kemenangan Fahmi-Dimas di Pilkada Purbalingga