
Jakarta, MERDEKANEWS -- Webinar bedah buku "Koki otonomi kisah anak sekolah pamong" karya Prof Djohermansya Djohan via zoom mendapat apresiasi dari sejumlah pihak.
Gelar koki otonomi yang disematkan kepada Prof Djohermansya Djohan dinilai sangat tepat.
Hal itu juga disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dia mengaku sangat sepakat jika Prof Djohermansya Djohan disebut sebagai koki otonomi. Sebagai seorang politikus, Ganjar Pranowo banyak mendapatkan inspirasi dan pengalaman terkait otonomi daerah bersama pakar otonomi daerah itu.
"Judulnya pas banget kalau Prof Djo (Djohermansya Djohan) disebut sebagai kokinya, saya punya pengalaman dengan beliau cukup banyak, ada dua ruang kamar yang berbeda, kamar pertama beliau jadi mitra saya saat saya duduk di Komisi II DPR RI, Kamar keduanya beliau ini guru saya di UI saat saya mengambil master," bebernya, Selasa 21 Juli.
Gubernur dua periode itu juga banyak menceritakan pengalaman yang sangat berkesan bersama Prof Djohermansya Djohan. Pada saat itu, Prof Djohermansya Djohan menjabat Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, sementara Ganjar Pranowo duduk di DPR RI sebagi ketua pansus pembentukan undang-undang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Ketika berbicara soal otonomi semua orang dulu cengah, marah karena semua sentralistik, saya malah bahagia sebenarnya, kita semua-semua ini bahagia karena kita dikasih otonomi. Prof Djo ini banyak memberikan inspirasi kepada kita, saya pernah berdebat sangat keras sekali kepada beliau soal penyelenggara pemilus saya angkat dua jempol untuk beliau," katanya.
Pada saat itu kata dia, sosok Prof Djohermansya Djohan yang pada saat itu sangat santun, sebagai orang Sumatera barat dan merantaunya cukup lama tentu memiliki pengalaman yang banyak.
"Artinya apa, beliau datangi satu persatu yang pada saat itu saya pernah jadi ketua pansus, dialog dengan beliau, dikeluarkan semua ilmunya membuat kita semua tidak bisa berkutik, pagar-pagar semua dikunci, nah kita ini orang Banten melihat bagaimana otonomi didesain sangat bermanfaat," akunya.
Dia juga menceritakan terkait perdebatan panjang saat membidangi lahirnya undang-undang DIY antara eksekutif dan legislatif. "Prof Djo tidak akan pernah lupa, bagaimana saat itu beliau menjadi orang yang sangat piawai, sangat lihai. Sementara berada diantara kepentingan politik yang sangat luar biasa, saat itu saya melihat bagaimana intonasi seorang Djohermansya Djohan itu naik, sabar sekali saya lihat. kita berdebatnya sekmen lagi padahal kita sudah berdebat panjang, bahwa ini keputusannya," kenangnya.
"Dan kami sadar bahwa kami sedang berhadapan dengan sosok yang pada dirinya seorang intelektual dan praktisi. sehingga ketika kita bicara teori kita kalah dan bicara praktek kita belum pengalaman," sambungnya.
Pada saat itu juga, kepiawaian Prof Djohermansya meyakinkan para anggota pansus agar bagaimana undangan-undang DIY bisa diterima dan disahkan.
"Pada saat keputusan itu, proposal beliau dashyat, betul-betul bagaimana diklaster isu itu bagaimana diperas intinya. saya tidak pernah lupa juga bagaimana ini bisa gol, saya ngaji sama beliau meskipun saya pemegang palunya," urainya lagi.
Ganjar Pranowo juga menceritakan bagaimana Prof Djohermansya merincikan setiap aturan dan mekanisme pada pemilu dalam undang-undang DIY.
"Sebagai koki saya disajikan menu-menu, saya tinggal makan saja, terserah saya mau selera apa tinggal saya pilih. Atau diantara mereka saya branding, saya dan teman-teman pada saat itu butuh waktu 10 menit untuk menterjemahkan pesan politik yang disatukan oleh beliau. Akhirnya kita makan siang di ancol, panjang sekali dan ilmu itu ditularkan ke saya, kemudian 10 menit habis makan kita tetapkan sesuai pilihan yang diberikan Prof Djo, dan saya ingat betul ekspresi prof djo beliau berdiri kemudian tepuk tangan, kemudian kita berpelukan saat itu," urainya.
"PR panjang yang bertahun-tahun, kalau tidak salah 12 tahun dan dari pandangan seorang prof djo saat itu diselesaikan. dan hari ini kita melihat bagaimana Jogja bisa melaksanakan pemerintahan dengan baik, itu yang bisa saya sampaikan sebagai anak buah prof djo yang saat ini sedang memimpin daerah otonom yang bernama provinsi Jawa tengah, apresiasi saya sangat hormat kepada prof Djo," tambahnya (Gaoza)
-
Ganjar Panen Raya Ikan Bandeng bersama Ribuan Petani Tambak Karawang Dengan menggunakan helikopter warna merah, calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo mendarat di Desa Tanjungpakis, Karawang untuk melakukan Panen Raya Ikan Bandeng bersama ribuan petani tambak, Minggu (14/1).
-
Soal Knalpot Brong, Gatot Nurmantyo: Jangankan TNI, Warga Biasa Berhak Jaga Ketertiban Umum Kasus pengeroyokan relawan Ganjar Pranowo-Mahfud Md oleh prajurit TNI di Boyolali, Jawa Tengah, terus menjadi sorotan publik. Peristiwa pengeroyokan yang sempat viral di media sosial itu disebut terjadi karena suara bising knalpot brong.
-
Ganjar Disambut Hangat Keluarga Mbah Moen saat Berkunjung ke Rembang, Capres 2024 Ganjar Pranowo bersafari di Rembang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (4/1/2024) mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Anwar di Kecamatan Sarang, Rembang, Jawa Tengah.
-
Ketua Umum Relawan Mitra Ganjar: Diperlukan Pemimpin yang Miliki Integritas Dalam Seminar Kebangsaan yang diselenggarakan Vox Point Indonesia Jawa Tengah di Gedung Harapan Rakyat Semarang, Ketua Umum Relawan Mitra Ganjar, Goris Lewoleba mengatakan, diperlukan pemimpin dengan integritas tinggi dalam menyongsong Tahun Emas Indonesia pada 2045.
-
Laksamana TNI Yudo Margono Sosok yang Tepat untuk Lengkapi Kepemimpinan Ganjar Pranowo Ganjar Pranowo hampir dipastikan maju dalam Pemilihan Presiden tahun 2024. Banyak tokoh yang disodorkan dari berbagai pihak untuk dapat menjadi pendamping Ganjar Pranowo saat Pilpres mendatang.