merdekanews.co
Senin, 13 Juli 2020 - 07:28 WIB

Top, Banyuwangi Jadi Pionir Laporan Berkelanjutan GRI

MUH - merdekanews.co

MERDEKANEWS -Saat ini, Bumi Global Karbon Foundation tengah mendampingi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dalam menyusun Laporan Berkelanjutan (Sustainability Report) versi Global Reporting  Initiative (GRI). 

Laporan GRI Standard ini juga salah satu langkah untuk menarik investor dan percepatan dan pemulihan ekonomi di masa pandemi. 

Pendiri Bumi Global Karbon Foundation (BGKF), Ahmad Deni Daruri mengatakan, dengan penyusunan laporan berkelanjutan tersebut, Pemkab Banyuwangi menjadi kabupaten pertama di Indonesia yang mempunyai laporan berkelanjutan versi GRI standar.

"Artinya, Banyuwangi sudah tiga langkah lebih maju dalam membuat laporan berkelanjutan yang akuntabel, terukur, dan tranparansi dalam memberikan informasi analisa risiko dampak kebijakan, dan pembangunan terhadap ekonomi, sosial, lingkungan dan tata kelola  yang mumpuni," papar Deni  di Jakarta, Senin (13/07).

Informasi saja, Global Reporting Initiatif (GRI) merupakan lembaga standarisasi pelaporan berkelanjutan yang didirikan UNEP, Ceres dan Tellus Institute pada 1997. Saat ini, GRI berkantor di Belanda.

Hampir di seluruh dunia, kota-kota terbaiknya, lembaga negara dan kementriannya, industrinya melaporkan kinerja keberlanjutannya versi GRI standard. 

Laporan berkelanjutan  ini  juga sangat selaras  dengan yang diminta PBB dalam hal Sustainability Development Goals (SDGs) yang terdiri dari 17 sasaran, dan rencana  penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29%; usaha sendiri dan 41% dengan bantuan luar negeri sesuai dengan Paris Agreement. 

Hal itu akan menjadi terukur, akurat, kredibel, akan terungkap dalam laporan tersebut.

Selain itu, kata Deni, laporan berkelanjutan versi GRI Standard, Pemkab Banyuwangi terkoneksi dengan apa yang diminta investor yang mendukung  Taskforce on Climate-Related Financial Disclosures (TCFD) yang berkedudukan di Swiss

"Dan, investor yang selama ini membaca informasi perubahan iklim, air dan hutan dari CDP (Carbon Disclosure Project) yang berkedudukan di London," ungkapnya.

Apa yang dilakukan BGKF dan Pemkab Banyuwangi, menurut Deni, merupakan langkah cerdas di masa pandemi Covid-19 untuk percepatan dan pemulihan ekonomi. 

Dengan membuat laporan  tersebut, akan menambah stakeholder lebih luas ke tingkat dunia. 

Sehingga, investor yg sustainable akan segera masuk ke banyuwangi. Dan juga  menyambut indonesia sebagai anggota UNECOSOC 2021-2023

Selain itu, lanjutnya, BGKF bekerja sama dengan GRI Indonesia untuk membantu UMKM di Banyuwangi sehingga meningkatkan daya saing. Serta akan menambah daya tarik investor.

Sebagian UMKM akan dibantu menyusun laporan berkelanjutan versi GRI sehingga semakin akuntable dan tranparan. 

Di mana, BGKF adalah anggota GRI, TCFD dan satu-satunya partner CDP yang terakreditasi di Indonesia akan terus membantu daerah lain yang siap dengan tranparansi yang tinggi.

"Karena dengan membuat laporan berkelanjutan  versi GRI standard, daerah tersebut telah melaksanakan Perpres 59 tahun 2017, UU No 16 Tahun 2016 tentang Paris Agreement, Perpres 61 Tahun 2011, Perpres 71 Tahun 2011 dan aturan lain yang berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan," terang Deni. (MUH)