
BANDUNG, MerdekaNews - Tiket Golkar ke Ridwan Kamil mengubah peta politik Jawa Barat. Dedi Mulyadi yang pede bakal didukung Golkar terpaksa gigit jari.
Kang Dedi sapaan akrab Bupati Purwakarta dan Ketua DPD Golkar Jawa Barat ini kini hanya menunggu sikap PDI Perjuangan. Jika partai pro pemerintah itu mendukung maka Kang Dedi siap berlaga di pilkada 2018.
Jika tidak, mungkin saja dia akan istirahat di dunia politik. Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa Golkar ke Ridwan Kamil dan mengusung Daniel Muttaqien?
Apakah manuver Golkar ini untuk menyembelih dominasi Dedi di Jawa Barat. Lalu, kenapa harus Daniel?
Daniel adalah anggota DPR RI dan anak dari mantan Bupati Indramayu Irianto Syafiuddin alias Yance. Munculnya nama Daniel tentunya bisa menandingi Dedi jika ngambek.
Soal ngambek, Dedi sudah memberikan sinyal. Bahkan dia rela pindah ke PDI Perjuangan jika tidak didukung Golkar.
Nah, hanya Yance-lah yang dianggap mampu menyetop manuver Dedi. Yance dinilai lebih berpengalaman dalam menjaga soliditas kader Golkar di Tanah Pasundan.
Kang Dedi-Netty Berebut Simpati
Tepat perayaan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017 di Gedung Sabuga ITB, Bandung, Jawa Barat yang digelar PDI Perjuangan, Dedi diberi panggung. Dia, naik ke atas panggung dan berorasi.
Dedi tiba sekira pukul 12.40 WIB dan langsung bergegas duduk di barisan kursi paling depan. "Hidup Dedi. Maju Pilgub Dedi!" teriak sejumlah orang yang duduk di tribun penonton.
Bukan hanya Dedi yang sedang mencari perhatian partai besutan Megawati. Istri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Netty Heryawan juga sedang gerilya.
Netty membuat heboh para kader Banteng. Bahkan, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Tubagus Hasanuddin memuji Netty karena memakai kerudung merah.
“Di ruangan ini kita juga kedatangan tamu istimewa yakni Teh Netty Heryawan, beliau lebih cantik karena berkerudung merah, semoga ini awal dari segalanya," ujar Tb Hasanuddin.
Pujian Tubagus Hasanuddin kepada Netty itu pun langsung disambut tepukan meriah dari ratusan anggota dan simpatisan PDIP, serta para undangan yang hadir di acara tersebut.
Tubagus Hasanuddin melanjutkan tidak menutup kemungkinan PDIP dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berkoalisi di Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 mendatang.
"Kemungkinan merapat dengan PKS. Ya mungkin saja. Sebelum janur kuning melengkus, bebas dengan siapa saja," kata Tubagus Hasanuddin.
Tapi, Netty juga sebaiknya tidak jumawa. Sebab, selama pilkada digelar di Jawa Barat, PDIP belum belum pernah berkoalisi dengan PKS.
(Khairi Ataya)
-
Hasto: “Telur ini Diproduksi oleh Rakyat Indonesia, Bukan Impor, Kalau Prabowo Gibran Susunya Impor” Dalam rangka perayaan HUT PDIP ke 51, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto bersama para kader berlambang banteng moncong putih membagi- bagikan telur ke warga yang tinggal di kawasan Rumah Susun Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat pada Minggu (14/1/2024).
-
Terkait Penganiayaan Relawan Ganjar di Boyolali Megawati Ingatkan TNI Digaji Rakyat Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri saat pidato politiknya di acara HUT ke-51 PDIP yang digelar di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1) mengomentari kasus penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud oleh oknum anggota TNI, di Boyolali, Jawa Tengah.
-
Megawati Ingatkan Pemilu Bukan Alat Elite Politik Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dalam pidato politiknya di perayaan HUT ke-51 PDIP menegaskan Pemilihan umum (pemilu) bukanlah alat yang bisa digunakan oleh para elite untuk melanggengkan kekuasaannya. Apalagi dengan menghalalkan segala cara.
-
PDIP Tanggapi Ketua TKN Prabowo-Gibran: Upaya Politik Devide Et Impera Zaman Kolonialisme Belanda PDI Perjuangan (PDIP) meyakini Partai Persatuan Pembangunan (PPP) solid dalam memenangkan pasangan nomor urut tiga di Pilpres 2024, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.