Jakarta, MERDEKANEWS - Militer Israel memperpanjang masa penahanan Ahed Tamimi, 17 tahun, gadis Palestina yang menampar tentara dan merekamnya. Selain Ahed, aparat juga menahan ibunya, serta seorang sepupunya.
Ahed ditangkap otoritas Israel setelah menampar tentara di sebuah desa di Tepi Barat di rumahnya, Rabu (19/12) subuh. Peristiwa itu terekam dalam sebuah video yang belakangan beredar dan viral di media sosial.
Rekaman gambar yang ditayangkan Jumat pekan lalu itu menunjukkan dua gadis remaja Palestina mendekati dua tentara Israel sebelum salah satu dari anak perempuan itu mendorong, menendang, dan menampar seorang tentara.
Dua tentara yang saat itu tengah berjaga dan dilengkapi senjata berat tidak merespons perilaku gadis tersebut, yang dinilai berupaya memprovokasi aparat keamanan tersebut. Karena tak ditanggapi, kedua perempuan itu lantas bergerak mundur.
Sementara itu, sebuah video terpisah menunjukkan gadis-gadis itu sempat menyuruh para tentara tersebut agar pergi dari desa mereka.
Insiden itu diyakini terjadi di dekat rumah Ahed Tamimi, salah satu gadis tersebut, yang terletak di Desa Nabi Saleh, Tepi Barat.
Setelah kejadian itu, seperti dikutip CNN Indonesia, pada Selasa (19/12), tentara Israel menggerebek rumah Tamimi dan menangkapnya. Sang ayah, Bassem, mengatakan para tentara juga turut menyita telepon, komputer, dan peralatan elektronik lain di rumahnya.
"Dan mereka tidak memberi alasan atas penangkapan Tamimi," kata Bassem seperti dikutip AFP pada Jumat (21/12).
Tak lama setelah Tamimi ditangkap, sang ibu juga turut diamankan tentara. Israel menyebut Tamimi bisa terancam tujuh tahun penjara karena tindakannya tersebut.
Sebelumnya, seorang anggota keluarga Tamimi juga dikabarkan tengah dirawat di rumah sakit setelah mengalami luka tembak di kepala pada pekan lalu.
Keluarga Tamimi memang dikenal sebagai aktivis anti-pendudukan israel di Tepi Barat.
Pada 2015 lalu, Tamimi pernah menggigit tangan seorang tentara Israel yang ingin menangkap adiknya dan gambar tersebut diabadikan menjadi simbol pergerakan mereka.
Tamimi juga pernah bertemu dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan pada 2012 lalu.
Penangkapan Tamimi ini terjadi ketika tensi di Tepi Barat dan Gaza memanas menyusul serangan militer Israel di wilayah itu dalam beberapa waktu terakhir. (Kinanti Senja)
-
Serangan Balik ke Isfahan Iran Gunakan Drone Bukan Rudal, Israel Masih Menahan Diri? Serangan balik tersebut diketahui dilakukan dengan drone, bukan dengan rudal atau serangan udara
-
Konflik Iran-Israel Diyakini Tak Ganggu Cadangan BBM Nasional Pemerintah Indonesia perlu mewaspadai dampak dari konflik tersebut berkaitan dengan pasokan minyak dunia melalui Selat Hormuz yang menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab
-
Volodymyr Zelensky Ngemis ke Negara Barat, Minta Ukraina Diperlakukan Seperti Israel Zelensky mendesak negara-negara Barat untuk memberikan dukungan yang sama kepada Ukraina
-
Khawatir Perang Iran dan Israel Berimbas ke Ekonomi Indonesia, Dua Menteri Jokowi Gelar Rapat Darurat Ekskalisi perang Iran dan Israel dikhawatirkan merambat ke perekonomian Tanah Air bahkan dunia
-
Negara Barat Kecam Serangan Iran ke Israel, Rusia: Parade Kemunafikan dan Standar Ganda! Saat ini, Dewan Keamanan menyaksikan parade kemunafikan Barat dan standar ganda yang bahkan agak tidak nyaman untuk disaksikan