merdekanews.co
Kamis, 21 Desember 2017 - 01:35 WIB

Gawat, Aceh Pintu Masuk Narkoba Dari Laut

Aziz - merdekanews.co
Budi Waseso

Jakarta, MERDEKANEWS -Wilayah Aceh menjadi salah satu pintu masuk narkoba dari jalur laut. Hal itu disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso saat menghadiri deklarasi Pemuda Aceh Antinarkoba di Kantor Kepolisian Daerah Aceh, kemarin.

Menurutnya, pengedar narkoba jaringan internasional selalu mengincar Aceh untuk memasukkan narkoba ke Indonesia. Sebab, laut Aceh berbatasan langsung dengan negara luar. Buwas mengakui, sebagian besar masuknya narkotik ke Indonesia lewat jalur laut. 

"Selain Aceh, ada beberapa daerah lain yang biasanya dipakai sebagai jalur masuk, yaitu Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jakarta, dan Kalimantan Timur," kata Buwas seperti dikutip Tempo, Rabu (20/12/2017).

Karena itu, Buwas mengajak seluruh masyarakat Aceh bersatu melawan dan memberantas jaringan tersebut sehingga peluang masuk narkotik ke Aceh bisa diputus.

Deklarasi masyarakat yang diwakili pemuda itu merupakan sebuah ikrar keseriusan masyarakat dalam memberantas narkoba. 

“Ini merupakan wujud kepedulian masyarakat Aceh dalam menyelamatkan generasinya,” ujarnya.

Guna mempermudah pemberantasan narkotik, BNN terus membangun sinergi dengan masyarakat dan pemuda, termasuk bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian, dan Bea Cukai.

Bersamaan dengan deklarasi tersebut, BNN juga menandatangani kerja sama pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkotik dengan kampus Unsyiah. Untuk perangi narkoba, Buwas menggandeng satuan-satuan elite Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk memerangi peredaran narkotika.

"Kerja sama dengan  TNI sangat penting untuk pemberantasan narkotika. Saya menunjuk dua Kepala BNN Kabupaten/Kota berlatar belakang TNI," kata Buwas.

Menurut Buwas, Provinsi Aceh, Sumut, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur menjadi pintu gerbang besar narkotika masuk ke Indonesia. Penyebabnya, kata Buwas karena daerah-daerah itu berdekatan dengan Malaysia dan Singapura. 

"Jaringan besar narkoba Asia Tenggara ada di Malaysia dan Singapura. Negaranya melindungi para bandar narkoba itu. Mereka merusak generasi muda Indonesia," kata Buwas.

Menurut Buwas, ada 72 jaringan internasional dan 11 negara yang aktif menyuplai narkotika ke Indonesia. Tahun lalu, sambung Buwas, jaringan narkotika internasional dari Negara Tiongkok memasok 250 ton sabu ke Indonesia namun hanya bisa diamankan 3,4 ton sabu.

Data 250 ton sabu asal Tiongkok itu didapat Buwas dari Kementerian Tiongkok untuk urusan narkotika. Selain Tiongkok, Belanda, ujar Buwas juga aktif mengirim narkoba jenis ekstasi ke Indonesia. 
  (Aziz)