merdekanews.co
Rabu, 20 Desember 2017 - 07:02 WIB

Kementeriannya Airlangga Puja-puji Bisnis Bengkel Pesawat

Setyaki Purnomo - merdekanews.co
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto

Jakarta, MERDEKANEWS - Kementerian Perindustrian memproyeksikan potensi bisnis perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair and overhaul (MRO) pada 2025 mencapai US$2,2 miliar.

Angka tersebut naik signifikan dibanding tahun lalu sebesar US$970 juta. Seiring upaya pemerintah yang memacu pengembangan industri jasa penerbangan dalam negeri sejak 2.000, sehingga kinerjanya tumbuh dalam satu dekade terakhir.

“Industri MRO kita semakin kompetitif. Saat ini sudah mampu menyediakan berbagai jasa perawatan pesawat, antara lain airframe, instrument, engine, radio, emergency equipment, dan line maintenance,” kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Harjanto dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (19/12/2017).

Harjanto menyebutkan, pada 2016, maskapai dunia mengeluarkan dana sebesar US$72,81 miliar untuk perawatan pesawat.

Dari nilai tersebut, Amerika Utara menjadi penyumbang terbesar yakni US$21,2 miliar. Diikuti Eropa sekitar US$20,7 miliar dan Asia Pasifik US$13,3 miliar. “Di tahun 2025, pasar perawatan pesawat di dunia diperkirakan terus meningkat dengan pertumbuhan 3,9 persen sehingga menjadi 106,54 miliar dolar AS. Asia Pasifik akan mengalami pertumbuhan terbesar, yakni 5,8 persen dibanding Amerika Utara 0,9 persen dan Eropa 2,35 persen,” papar Harjanto.

Harjanto bilang, perusahaan MRO di Eropa dan Amerika Utara, kini mulai fokus menggarap industri berteknologi tinggi dan padat modal. Sedangkan untuk jasa perawatan pesawat yang tergolong padat karya, bakal diserahkan kepada pihak lain. “Kondisi ini akan memberikan peluang bagi industri MRO di Asia Pasifik termasuk di Indonesia,” ungkapnya.

Peluang bisnis tersebut perlu ditangkap oleh industri MRO nasional yang saat ini jumlahnya mencapai 32 perusahaan, yang tergabung dalam Indonesia Aircraft Maintenance Service Association (IAMSA). Untuk itu, Kemenperin bersama seluruh pemangku kepentingan terkait terus berkolaborasi guna lebih meningkatkan daya saing industri MRO nasional.

Adapun langkah strategis yang perlu dilakukan dalam menunjang hal tersebut, di antaranya adalah pengembangan sumber daya manusia industri, pembangunan kawasan industri terpadu, pemenuhan standar kualitas, dan penguatan industri komponen pesawat.

“Kami akan melakukan pembicaraan yang lebih intens bersama produsen pesawat, terutama Airbus dan Boeing agar dapat mendirikan Aircraft Engineering Center di Indonesia,” ujar Harjanto.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa di Bintan tengah dikembangkan Airport and Aerospace Industry Park di atas lahan seluas 4000 hektar (ha).

Kawasan aviasi terpadu ini akan menjadi yang terlengkap di Indonesia dengan beberapa fasilitas penunjang seperti bandara, sarana perbaikan pesawat, pelatihan pegawai penerbangan, serta area kawasan bisnis dan residensial.

Kemenperin dan IAMSA akan bersinergi untuk pembangunan unit pendidikan maupun penyediaan tenaga pengajar ahli di bidang perawatan pesawat. Selain itu, dilakukan juga kerja sama dengan industri yang akan menampung para lulusan agar dapat langsung terserap kerja.

Kemenperin mencatat, Indonesia akan menyerap sebanyak 12-15 ribu tenaga ahli MRO dalam kurun 15 tahun ke depan. Sementara itu, sekolah-sekolah teknisi penerbangan di Indonesia hanya menghasilkan 200 tenaga ahli per tahun, sedangkan kebutuhannya mencapai 1.000 orang per tahun.

Airlangga menambahkan, industri penerbangan dalam negeri terus berkembang dan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini diindikasikan dengan kenaikan jumlah lalu lintas udara, baik penumpang maupun untuk arus barang.

“Pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik meningkat rata-rata 15 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, sedangkan jumlah penumpang udara internasional hingga naik sekitar delapan persen dan Indonesia adalah merupakan negara terbesar ketiga di Asia dalam pembelian pesawat udara setelah China dan India,” papar Airlangga yang baru saja ditetapkan sebagai Ketua Umum Golkar. (Setyaki Purnomo)