merdekanews.co
Selasa, 19 Desember 2017 - 15:02 WIB

Gelar Pesta Seks dan Narkoba

Pemilik Diskotik MG (Rudi) Buron, Member Diburu

Khairy Ataya - merdekanews.co
BNN saat merazia Diskotik MG.

Jakarta, MERDEKANEWS - Bukan hanya pemilik dan karyawan yang bakal digiring ke penjara. Para member Diskotik MG Internasional Club juga sedang dibidik BNN.

Badan Narkotika Nasional masih mengusut dugaan keterlibatan pihak lain selain manajer dan empat karyawan Diskotik MG International Club.

Diskotik yang terletak di Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat itu disebut-sebut sering dijadikan tempat pesta seks dan sabu-sabu.

Para member atau pelanggan sering menggelar pesta seks. Member juga disebut-sebut sebagai agen atau distributor sabu jenis cair ke beberapa diskotik di ibukota.

Hingga saat ini BNN masih memburu pemilik Diskotik MG Club Internasional, Rudi. Dia disebut-sebut juga memiliki tempat hiburan malam di kawasan Grogol, Gajah Mada dan Mangga Besar.

"Ada sih kemungkinan bukan orang-orang di dalam saja. Dari luar itu barang-barang masuk istilahnya bahan-bahan masuk itu bisa saja jadi tersangka (pengirim), tapi ini masih dalam pengembangan," kata Kepala BNN Provinsi DKI Jakarta, Brigadir Jenderal Polisi Johny Latupeirissa, Selasa, 19 Desember 2017.

Menurut Johny, sejauh ini BNN sedang berusaha mengorek informasi dari para tersangka terkait keterlibatan orang luar diskotek dalam pembuatan dan peredaran narkoba hasil produksi di lantai empat Diskotik MG.

Salah satu pihak luar manajemen Diskotik MG yang dibidik BNN ialah para member alias pelanggan resmi Diskotek MG. "Kami masih lacak, masih dalam pemeriksaan dan pengembangan. Orang yang punya member kalau untuk jumlah belum tahu ya," ucap dia.

Untuk diketahui, dalam kasus ini BNN telah menetapkan lima pelaku sebagai tersangka, mereka masing-masing bernama Fadly selaku manajer diskotek, dan empat karyawannya, Wastam, Ferdiansyah, Dedi Wahyudi dan Mislah.

Diskotek MG digerebek pada Minggu, 17 Desember 2017. Dan dalam penggerebekan itu terbukti di lantai empat diskotek dijadikan pabrik narkoba. Bahkan di lokasi juga ada laboratorium khusus meracik narkoba.

  (Khairy Ataya)