Jakarta, MERDEKANEWS - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 13-14 Desember 2017, akhirnya memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (7-Day Reverse Repo Rate) di level 4,25%. Ini kali ketiga suku bunga acuan anteng.
Selain itu, bank sentral mempertahankan suku bunga penyimpanan dana perbankan di BI (Deposit Facility) sebesar 3,5%, serta suku bunga penyediaan likuiditas ke perbankan dari BI (Lending Facility) sebesar 5%.
"Kebijakan ini berlaku sejak 15 Desember," kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Dody Budi Waluyo dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (14/12/2017).
Sementara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, mengatakan, keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. "Serta turut mendukung pemulihan ekonomi domestik dengan tetap mempertimbangkan dinamika perekonomian global maupun domestik," kata Agusman.
Dia bilang, BI memandang bahwa pelonggaran kebijakan moneter yang telah ditempuh sebelumnya, sudah cukup memadai untuk terus mendorong momentum pemulihan ekonomi domestik. Di tengah stabilitas makroekonomi yang semakin baik.
Ke depan, BI tetap mewaspadai sejumlah risiko, baik yang bersumber dari global terkait normalisasi kebijakan moneter di beberapa negara maju dan risiko geopolitik, maupun dari dalam negeri terutama terkait konsolidasi korporasi yang terus berlanjut dan intermediasi perbankan yang belum kuat.
BI akan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung. "BI juga akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Agusman.
Masih kata Agusman, bank sentral mempertimbangkan bahwa di tengah perbaikan ekonomi global, serta stabilitas perekonomian domestik yang terjaga, sangat terbuka peluang untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, dan berkelanjutan. Tentunya melalui penguatan pelaksanaan reformasi struktural.
#BankIndonesia#SukuBunga#RDGBI# (Setyaki Purnomo)
-
Gandeng BI, Kemenag Promosikan Peran Zakat dan Wakaf Dalam Inklusi Keuangan Syariah Kerja sama ini dijalankan karena terdapat kesamaan fokus antara Kemenag dan BI dalam mendorong peran zakat dan wakaf
-
Bayar Utang LN, Cadangan Devisa RI Turun Jadi 137,1 Miliar Dolar AS Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah
-
Jago Menekuk Inflasi, Selamat Pak Doni, Anda Terpilih Jadi Deputi Gubernur Bank Indonesia Setelah menggelar tes uji kepatutan dan kelayakan (fit and propert test), Komisi XI DPR menunjuk Doni Primanto Joewono. Selamat pak.
-
Tahun Depan Ekonomi Masih Berat, Bos BI Ramalkan Maksimal Cuman 5,5% Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menilai, pemulihan global seiring kemajuan perundingan perdagangan AS dengan China, bisa menjadi pemicu membaiknya pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,1%-5,5% pada 2020.
-
BI Pelorotkan Uang Muka Kredit Rumah, BTN Langsung Sumringah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) menilai, kebijakan Bank Indonesia (BI) merelaksasi rasio loan to value (LTV) dan finance to value (FTV) bakal mendorong pertumbuhan bisnis sektor ini.