merdekanews.co
Jumat, 15 Desember 2017 - 06:28 WIB

Alasan Jaga Makro, BI Tahan Suku Bunga Acuan 3 Kali

Setyaki Purnomo - merdekanews.co
Gedung Bank Indonesia

 

Jakarta, MERDEKANEWS - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 13-14 Desember 2017, akhirnya memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (7-Day Reverse Repo Rate) di level 4,25%. Ini kali ketiga suku bunga acuan anteng.

Selain itu, bank sentral mempertahankan suku bunga penyimpanan dana perbankan di BI (Deposit Facility) sebesar 3,5%, serta suku bunga penyediaan likuiditas ke perbankan dari BI (Lending Facility) sebesar 5%.

"Kebijakan ini berlaku sejak 15 Desember," kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Dody Budi Waluyo dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (14/12/2017).

Sementara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, mengatakan, keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. "Serta turut mendukung pemulihan ekonomi domestik dengan tetap mempertimbangkan dinamika perekonomian global maupun domestik," kata Agusman.

Dia bilang, BI memandang bahwa pelonggaran kebijakan moneter yang telah ditempuh sebelumnya, sudah cukup memadai untuk terus mendorong momentum pemulihan ekonomi domestik. Di tengah stabilitas makroekonomi yang semakin baik.

Ke depan, BI tetap mewaspadai sejumlah risiko, baik yang bersumber dari global terkait normalisasi kebijakan moneter di beberapa negara maju dan risiko geopolitik, maupun dari dalam negeri terutama terkait konsolidasi korporasi yang terus berlanjut dan intermediasi perbankan yang belum kuat.

BI akan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung. "BI juga akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Agusman.

Masih kata Agusman, bank sentral mempertimbangkan bahwa di tengah perbaikan ekonomi global, serta stabilitas perekonomian domestik yang terjaga, sangat terbuka peluang untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, dan berkelanjutan. Tentunya melalui penguatan pelaksanaan reformasi struktural.
  

#BankIndonesia#SukuBunga#RDGBI# (Setyaki Purnomo)