merdekanews.co
Selasa, 01 Januari 2019 - 22:20 WIB

Jadi Menteri Paling Ngetop, Sri Mulyani Kalahkan Airlangga Cs

Setyaki Purnomo - merdekanews.co

Jakarta, MERDEKANEWS - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ditetapkan sebagai menteri terpegah di 2018. Itu hasil riset Indonesia Indicator, karena paling banyak mendapat perhatian media.

"Hal ini cukup menarik, karena dari 100 figur terbanyak diberitakan media, hanya terdapat satu persen figur yang yang berkaitan dengan ekonomi. Namun dalam sorotan media terhadap pemerintah, bidang ekonomi menjadi juaranya. Masalah ekonomi mengemuka di tahun ini sehingga Sri Mulyani tidak hanya menjadi tokoh sentral Menteri yang paling banyak dicari, namun juga pendapatnya ditunggu publik," kata Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang di Jakarta, Selasa (1/1/2019).

Sepanjang 2018, sepak terjang Sri Mulyani, menurut riset Indonesia Indicator, diberitakan 2.300 media online di seluruh Indonesia. Dengan jumlah berita mencapai 48.365 berita.

Menurut Rustika, berbagai isu terkait kebijakan di bidang fiskal dan moneter, penghitungan keuntungan Freeport dan pertemuan IMF-World Bank, merupakan faktor yang membuat Sri Mulyani semakin ngetop. "Dalam sebulan, rata-rata pemberitaan tentang Sri Mulyani mencapai 3.969 berita atau sekitar 130 berita per hari," tuturnya.

Tahun 2017, Sri Mulyani juga dinobatkan Indonesia Indicator sebagai Tokoh Terpegah. Saat itu, jumlah berita mengenai Sri Mulyani mencapai 35.530 berita. Sementara di posisi ke-2 Menteri Terpegah 2018, ditempati Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dengan 38.167 berita. Tahun lalu, nama Airlangga belum masuk 10 besar Menteri Terpegah.

Disusul Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di posisi ke-3, dengan 34.256 berita. Sedangkan posisi ke-4 ditempati Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dengan 33.705 berita. Selanjutnya, Menkopolhukam Wiranto menjadi Menteri Terpegah ke-5. "Beberapa nama menteri yang hilang dari 10 besar Menteri Terpegah tahun lalu adalah Khofifah Indar Parawansa, Retno Marsudi, Darmin Nasution, serta Lukman Hakim Saifuddin," kata Rustika.

Pada urutan ke-6 ditempati Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono dengan 29.581 berita. Sama dengan Airlangga, tahun lalu, Basuki belum masuk hitungan. Sementara nasib apes dialami Menteri Pariwisata Arief Yahya yang posisinya merosot ke posisi 7 dengan 27.381 berita. Pada 2017, mantan Bos Telkom itu terpilih sebagai Menteri Terpegah ke-2, dan Menteri Terpegah ke-1 pada 2016.

Posisi Menteri Terpegah ke-8 ditempati Menpora Imam Nahrawi dengan 24.598 berita. Adapun, posisi ke-9 ditempati Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan dengan 23.844 berita. Terakhir, posisi ke-10 ditempati Menko PMK Puan Maharani dengan 23.482 berita. "Dua dari 10 menteri terpegah adalah perempuan, yakni Sri Mulyani dan Puan Maharani," kata Rustika.

10 Menteri Tervokal
Indonesia Indicator yang merupakan sebuah perusahaan Intelijen Media, menggunakan teknologi piranti lunak Artificial Intelligence (AI). Pada 2018, Menteri Keuangan Sri Mulyani tak hanya menjadi Menteri Terpegah. Ia juga menjadi menteri yang paling banyak dikutip pernyataan atau komentarnya di media pada 2018.

Dari 48.365 berita, pernyataan Sri Mulyani dikutip media sebanyak 128.777 kutipan. Tahun lalu, peringkat pertama sebagai Menteri Tervokal ditempati Mendagri Tjahjo Kumolo. "Pernyataan Sri Mulyani paling banyak dikutip media terkait masalah kondisi perekonomian Indonesia, nilai tukar rupiah, pertemuan tahunan IMF-World Bank, target penerimaan pajak, dan sebagainya," papar Rustika.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada 2018 berada di urutan ke-2 dalam hal jumlah pernyataan yang dikutip media, yaitu sebanyak 90.602 kutipan. Pernyataan Budi Karya yang paling banyak dimuat media terkait pembangunan akses transportasi seperti jalan tol, juga terkait musibah jatuhnya Lion Air.

Kemudian nama menteri tervokal di urutan sesudahnya adalah Tjahjo Kumolo (88.896 pernyataan), Airlangga Hartarto (85.039 pernyataan), Wiranto (62.885 pernyataan), Arief Yahya (61.123 pernyataan), Basuki Hadimuljono (55.292 pernyataan), Lukman Hakim Saifuddin (53.423 pernyataan), Darmin Nasution (53.278 pernyataan), dan Luhut Binsar Pandjaitan (53.042 pernyataan).
 

  (Setyaki Purnomo)