merdekanews.co
Minggu, 15 Juli 2018 - 14:04 WIB

Duet Djamhuron-Djamran di KONI

DKI Kurang 4 Persen Untuk Rebut Juara Umum PON 2020

Sam Hamdan - merdekanews.co
Djamhuron (kiri) salam kompak dengan Ratiyono (kanan) disaksikan Catur Laswanto di Gedung KONI DKI Jakarta.

Jakarta, MERDEKANEWS - Walau dihantam konflik internal 2017, KONI DKI Jakarta secara perlahan mulai bangkit. Duet Djamhuron dan Djamran diyakini mampu meraih mimpi juara umum PON tahun 2020.

Hasil Rapat Koordinasi KONI DKI Jakarta dengan cabang olahraga peserta PON XX/2020 Papua menyebutkan, kalau juara umum sudah di depan mata. Sebab, dari hasil target dan hitungan para cabor diprediksi, Jakarta bakal menyabet 155 medali emas.

155 medali atau 21 persen itu memang masih kurang. Karena untuk mencapai titik aman ada pada angka 25 persen dengan peraihan medali merata di cabang yang dipertandingkan.

155 medali emas  didapat dari hasil rapat kelompok pada setiap disiplin cabang olahraga. Asisten Sekda DKI Jakarta bidang Askesra Catur Laswanto yang mewakili Gubernur Anies Baswedan menyatakan, untuk menghadapi babak kualifikasi, KONI dapat mengevaluasi kekurangan yang terjadi.

Catur mengatakan, pemprov tidak akan ragu mendukung program KONI DKI demi mewujudkan target juara umum di PON 2020. "Kami juga berharap agar baik KONI DKI dan Dinas Olahraga (Dispora-red) bisa bersinergi,” ungkapnya saat membuka Rakor di Gedung KONI DKI Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat (14/7/2018).

Catur juga meminta kepada Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) agar membantu dan mengakomodir program KONI. "Untuk anggaran segera dicarikan solusi," ungkapnya.

Diketahui, pada tahun 2017, KONI DKI Jakarta terjadi konflik. Karena, ada dua kubu kepemimpinan, maka pemprov menitipkan anggaran pembinaan olahraga sekitar Rp150 miliar ke Dispora.

Anggaran tersebut untuk honor atau gaji atlet, pelatih dan asisten pelatih dan pelatihan luar negeri serta peralatan untuk cabor.

Sementara Kepala Dinas Olahraga DKI Jaya, Ratiyono mengatakan, pihaknya telah menyetujui perubahan anggaran yang diajukan oleh KONI dalam menghadapi PON 2020. Termasuk penambahan atlet dari 350 menjadi 1.067.

“Kita tinggal menunggu persetujuan dari DPRD DKI dan disahkan oeh Kemendagri untuk kemudian segera direalisasikan. Atlet yang sudah berlatih sejak Januari kita bayar honornya.  Dengan catatan mereka benar-benar berlatih, begitu juga dengan atet lapis satu dan dua. Sementara untuk 2019 akan kita perkuat lagi anggarannya,” papar Ratiyono.

Ayo Bung Rebut Kembali

Duet Ketua Umum KONI DKI Djamhuron P Wibowo dan Sekretaris Umum Djamran terus bergerak. Baik Djamhuron dan Djamran yakin kalau Jakarta bisa meraih target juara umum PON.

Bahkan, KONI sudah menyiapkan strategi dan terobosan untuk menyabet ratusan medali di Papua. Misalnya, KONI telah merencanakan pembuatan alat pemantau atlet.

Alat yang dipamerkan di rakor itu berbentuk jam tangan dan didisain khusus oleh KONI. "Alat ini bisa memantau kondisi fisik dan detak jantung. Jadi atlet tidak bisa bohong," tegas Djamhuron.

Kata dia, jam yang akan dipakai atlet itu nantinya terpantau di layar monitor. "Jadi semua bisa melihat kondisi atlet. Apakah bisa meraih medali atau tidak," tegasnya.

Selain mencari sumber dana dari pemprov, KONI juga melakukan kerjasama dengan pihak swasta seperti, PT Astra International dan PT Pelindo yang siap menampung para atlet DKI Jaya untuk bekerja di perusahaan itu.

Seperti diberitakan, slogan 'Ayo Bung Rebut Kembali' diucapkan Anies Baswedan saat pelantikan KONI DKI Jakarta di Balaikota, Jakarta Pusat. Anies yakin kalau kepengurusan KONI yang tidak lagi berkonflik akan mampu mengharumkan nama Jakarta. (Sam Hamdan)