merdekanews.co
Rabu, 02 Mei 2018 - 21:00 WIB

Disparbud Ceroboh?

Ini Kata Sandi Soal FUI Bagi-bagi Sembako di Monas Yang Melanggar Pergub

Ira Safitri - merdekanews.co
Acara bagi-bagi sembako di Monas.

Jakarta, MERDEKANEWS - Sandiaga Uno menyebut kalau pembagian sembako gratis di Monas telah melanggar. Wakil Gubernur DKI Jakarta ini meminta kepada FUI untuk bertanggung jawab.

Penyelenggara acara pembagian sembako gratis dari Forum Untukmu Indonesia (FUI) di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat pada Sabtu (28/4/2018) yang merenggut nyawa disebut banyak melakukan pelanggaran.

Menurut Sandi, kegiatan tersebut tidak hanya melanggar peraturan gubernur (pergub) tetapi juga melanggar banyak aturan dan ketentuan.

“Pembagian sembako itu tidak diperkenankan di Pergub. Kedua adalah tentang ketentraman dan ketertiban, banyak sekali yang dilanggar. Beberapa Perda (peraturan daerah) sedang diinventaris biro hukum apa saja yang dilanggar,” kata Sandiaga Gedung Kementerian Koperasi dan UKM, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (2/5/2018).

"Tapi ini tugas kita memberikan sanksi. Kalau soal kehilangan nyawa dan sebagainya tentunya wewenang ada di aparat (polisi),” kata Sandiaga.

Pria yang akrab disapa Sandi tersebut mengaku telah bertemu dengan panitia FUI dan telah menerima laporan dari Dinas Pariwisata dan Budaya terkait kronologis insiden tewasnya dua bocah dalam kegiatan bagi-bagi sembako gratis tersebut. Sandi juga mendengar langsung dari Walikota Jakarta Pusat, Mangara Pardede.

Dalam pertemuan itu Sandi menyebut ada tiga hal yang dia tangkap, pertama adalah keprihatinan terhadap keluarga korban yang harus kehilangan nyawa anaknya, kedua telah mengintruksikan Dinas terkait untuk meminta pertanggungjawaban kepada penyelanggara.

“Ada empat tanggungjawab yang kita inginkan dari pihak penyelenggara,” ucap Sandi.

Hal ketiga yang menjadi konsen Sandi adalah mengevaluasi dan mengoreksi kegiatan tersebut agar tidak kembali terulang. Dari empat hal yang diminta pertanggungjawaban dari pihak penyelenggara yang pertama adalah meminta ganti rugi, kedua memastikan sarana dan prasarana kembali normal.

“Ketiga pencatutan logo Pemprov DKI harus ada permintaan maaf dari pihak penyelenggara. Terakhir tentunya menanggung akibat dan berpartisipasi dalam satu masalah hukum yang diselesakan dengan aparat hukum dan dengan keluarga korban,” beber Sandi.

Bahkan, dengan tegas pasangan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan itu mengatakan akan mem-blaklist semua kegiatan FUI. “Udah pasti (blaklist FUI). Kita tidak akan memberikan kesempatan lagi kepada mereka,” tegas dia.

Sabtu (28/4/2018) Forum Untukmu Indonesia (FUI) menyelenggarakan pembagian sembako gratis kepada warga yang telah mendapatkan kupon. Namun acara tersebut meninggalkan duka karena menelan dua nyawa bocah yang diduga tewas akibat terinjak-injak saat antri sembako.

Disparbud Harus Dicopot?

Insiden tewasnya dua bocah di acara pembagian sembako menimbulkan tanya besar. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) sebagai pemberi izin wajib dievaluasi.

"Kalau perlu kepala dinas-nya dicopot karena telah lalai dan sembarangan memberi izin kegiatan," tegas Budi Siswanto, mantan Jubir Timses Anies-Sandi kepada wartawan, Rabu (2/5/2018).

Cerobohnya Disparbud kata Budi, karena tidak jeli atau akurat dalam melakukan pemberian izin. "Kalau mengerahkan massa jumlahnya ribuan kan harus jelas protapnya. Apalagi ini melibatkan anak-anak," terangnya.

Amburadulnya Disparbud bukan hanya izin acara tapi kata dia, banyak izin-izin yang dikeluarkan juga kontroversi seperti hiburan malam. "Saya rasa sudah saat-nya ada penyegaran di Disparbud," desaknya.

Dalam surat izin No 16881/855-14 yang dikeluarkan Disparbud, kalau acara itu untuk menyambut Hari Tari se-Dunia. Dan FUI bekerjasama dengan Disparbud.

"Sudah jelas Disparbud ceroboh dan tidak akurat," ungkap Budi yang juga aktivis Jakarta ini.

Bantahan Panitia

Ketua Forum Untukmu Indonesia (FUI) Dave Santosa angkat bicara terkait jatuhnya korban jiwa dalam pelaksanaan pembagian sembako murah di Monas. Dave mengklaim, acara bagi sembako gratis di Monas pada Sabtu (28/4) lalu awalnya bukan bagian dari rencana rangkaian kegiatan.

Ia menganggap telah terjadi miskomunikasi dengan Pemprov DKI terkait hal tersebut. Dave mengatakan, izin yang diajukan ke Pemprov DKI awalnya adalah pasar murah. Namun, di Pergub 186 Tahun 2017 melarang adanya transaksi di Monas.

Atas dasar itu, panitia acara dari FUI memutuskan untuk membagikan secara gratis dari yang awalnya direncanakan bayar sembako murah.

Selain izin pasar murah, panitia juga mengajukan izin untuk bakti sosial dan kerohanian. Satu izin lagi adalah kegiatan kebudayaan.

Kegiatan yang terakhir ini, menurut Dave, dikendalikan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. "Tapi ya sudahlah. Saya sudah resmi meminta maaf ke pemprov atas semua kesalahan atau apapun juga," ujar dia seperti dikutip ROL.

Dave mengaku ada 100 ribu lebih kupon sembako gratis yang dibagikan ke warga. Ia mengatakan kupon itu telah dibagi dari jauh hari sebelum acara. Kupon dibagikan ke warga Jabodetabek secara acak.

Terkait pemakaian logo Pemprov DKI, FUI mengakui kesalahan ada dari pihak panitia. Untuk logo pariwisata 'Enjoy Jakarta' Dave menegaskan, sebelumnya sudah ada pembicaraan dengan Pemprov karena ini terkait acara budaya.

Dave menjelaskan, sejak awal pihaknya telah mengajukan izin untuk melaksanakan seluruh kegiatan, termasuk pasar murah. Untuk pasar murah, pihaknya telah membagi-bagikan kupon untuk masyarakat. Namun belakangan panitia baru mengetahui kalau dalam Peraturan Gubernur terdapat larangan berjualan di Monas, sehingga pihak panitia beralih membagi- bagikan secara gratis.

Mengenai kedua anak kecil yang menjadi korban, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Namun, menurut Dave, panitia telah berkunjung ke rumah korban dan menyatakan belasungkawa.

"Mereka sudah menyatakan ikhlas dan tidak ingin memperpanjang. Di luar mereka korban atau bukan. Biar nanti polisi yang menjelaskan hasil penyelidikan," katan Dave, Selasa (1/2).

Ia membantah, meninggalnya dua anak saat acara di Monas lantaran berdesakan mengantre sembako. Dari hasil evaluasi panitia, Dave mengatakan tak menerima laporan terjadinya desak-desakan atau bahkan ada keributan saat acara.

"Tidak ada laporan mengenai hal itu apalagi diinjak-injak, itu fitnah. Kedua anak (yang meninggal) ini, yang saya dengar loh, itu memang sudah dalam keadaan sakit sebelumnya. Mereka mungkin kepanasan, mungkin," kata dia.

Dave meyakini meninggalnya dua anak tidak terjadi saat pembagian sembako. Sebab, kata dia, jika terjadi insiden terkait keselamatan saat pembagian sembako, pasti ada laporan dari tim medis.

Karena itu, Dave memastikan penyebab meninggalnya dua bocah tersebut bukan karena antre sembako. “Kami pastikan tidak (karena antre sembako). Karena gini, tenaga medis juga banyak sekali pada saat itu. Semua kejadian pasti kami antisipasi cepat," ujar dia.

  (Ira Safitri)