merdekanews.co
Senin, 06 November 2023 - 19:50 WIB

Oleh : KH. Mukti Ali Qusyairi, MA.

Beri Panggung Ke Salah Satu Bacapres, MUI Telah Berpolitik Praktis dan Tidak Netral

### - merdekanews.co
Aksi Akbar di Monas itu ternodai oleh ketidaknetralan panitia penyelenggara termasuk MUI di dalamnya yaitu memberi panggung bahkan waktu orasi kepada salah satu Bacapres, yaitu Anis Baswedan

Aksi Akbar Bela Palestina pada hari Minggu, 5 November 2023 telah berjalan dengan sukses.

Aksi yang dihelat oleh Aliansi Rakyat Bersatu yang dikoordinir oleh Din Syamsuddin didukung penuh oleh Majelis Ulama Indonesia dan Majelis-majelis Agam lainnya.

Tujuan aksi tersebut sangat tepat dan merepresentasikan suara bangsa Indonesia yang menolak kekerasan bersenjata Israel atas Palestina di Jalue Gaza. Korban rakyat Palestina sudah ribuan jiwa.

Namun sayangnya, Aksi Akbar di Monas itu ternodai oleh ketidaknetralan panitia penyelenggara termasuk MUI di dalamnya yaitu memberi panggung bahkan waktu orasi kepada salah satu Bacapres, yaitu Anis Baswedan.

Dengan alasan apapun, hal ini tidak bisa dibenarkan.

Pertama, sejak awal perencanaan aksi ini telah disepakati tidak boleh ada atribut partai politik. Ini malah ada salah satu Bacapres yang diberi panggung bahkan orasi.

Hal ini telah mencoreng netralitas dan independensi panitia penyelenggara termasuk MUI dalam pilpres 2024.

Kedua, MUI bukanlah milik salah satu pasangan Bacapres saja. MUI milik semua umat. Maka, dengan adanya salah satu Bacapres telah diberi panggung bahkan orasi, MUI telah mengecilkan figur organisasinya sendiri menjadi hanya milik salah satu pendukung Bacapres tertemtu.

Ini sangat merugikan citra dan nama baik MUI akibat ketidaknetralan dan ketidakprofesionalan MUI dalam mengelola efek isu politik.

Ketiga, kalau panitia dan MUI memang gentleman, seharusnya ada klarifikasi (tabayun) dari Pantitia atau MUI, bahwa mereka telah khilaf telah melakukan politisasi Aksi Akbar Bela Palestina ke arah pemberian panggung kepada salah satu Bacapres .

Permohonan maaf ini penting agar legitimasi MUI sebagai lembaga milik semua umat Islam tetap terjaga.

Sebagai tempat berkumpulnya Ormas Islam Indonesia, MUI hendaknya lebih jeli dalam menggandeng mitra kegiatan. MUI tidak boleh didikte oleh aktor kepentingan manapun untuk mengegolkan kepentingan politik praktis nya di masa Pilpres.

 

Penulis : KH. Mukti Ali Qusyairi, MA., dosen Pasca Sarjana Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKU-MI)

(###)