
Semarang, MERDEKANEWS --- Lepas dari jabatan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) dan kedinasan polisi, Budi Waseso berencana memproduksi Kopi Gayo dan Jawa (Ganja) yang bisa dicoba kenikmatannya oleh siapa saja, dan bertujuan mengurangi jumlah petani ganja di Aceh dengan beralih menjadi petani kopi.
"Kopi Ganja itu kepanjangan dari Gayo dan Java. Jadi, saya kombinasikan kopi dari Gayo dan Jawa. Bukan kopi yang terbuat dari ganja," katanya, usai menerima penghargaan dari Pemerintah Kota Semarang, di Semarang, Kamis (19/4/2018).
Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, termasuk salah seorang dari 38 personel BNN dan BNN Provinsi Jawa Tengah yang mendapatkan penghargaan dari Pemkot Semarang atas kiprah dan komitmennya dalam pemberantasan narkoba.
Selain kopi Ganja, purnawirawan Komisaris Jenderal Polisi itu menyatakan , nantinya ada juga kopi-kopi lainnya yang didapatkan dari seluruh daerah di Indonesia karena sekarang ini tanaman ganja sudah tumbuh di mana-mana, tidak hanya di Aceh, sehingga semua dapat diganti tanaman kopi.
"Di Jateng, di Papua juga ada. Bahkan, di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut tanaman ganja bisa tumbuh bagus dan berkualitas. Bahkan, Kolombia pun mengakui kualitas ganja Aceh," ungkapnya.
Dengan mengalihkan petani ganja menjadi petani kopi, jagung, dan coklat, maka secara tidak langsung akan mengurangi produksi ganja yang secara tidak langsung membantu mencegah penyalahgunaan narkoba, ujar mantan Kepala Badan Reserse Kriminal di Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kabareskrim Mabes Polri) itu.
Upaya mengalihkan petani ganja menjadi petani kopi, jagung dan coklat, dikemukakan Buwas, merupakan bagian dari program pembangunan alternatif (alternative development) yang dilakukannya selepas atau purna tugas sebagai Kepala BNN dan kedinasan jenderal bintang tiga Polri.
"Saya sebelum purna sudah meminta kepada mantan petani-petani ganja di Aceh untuk beralih menjadi petani kopi, jagung dan coklat. Ini sebagai bagian dari program alternative develpoment," katanya dikutip Antara.
Setelah purna tugas, Buwas mengaku bukan berarti begitu saja lepas tanggung jawab, melainkan tetap konsisten membantu pemberantasan narkoba, salah satunya mendorong petani di Aceh menanam kopi.
"Sekarang saya merintis membuat kopi. Nanti kalau kopi jadi akan disebar ke Indonesia. Saya kasih nama Kopi Jenderal, Kopi Nusantara, ada juga yang namanya Kopi Ganja, kepanjangan Gayo dan Java," demikian Budi Waseso.
(Aji Nugraha)
-
Gantikan Budi Waseso, Erick Thohir Tunjuk Bayu Krisnamurthi Pimpin BULOG Gantikan Budi Waseso, Erick Thohir Tunjuk Bayu Krisnamurthi Pimpin BULOG
-
Klaim Punya Stok CBP 1,6 Juta Ton, Bulog Pastikan Beras Operasi Pasar Tersedia dengan stok CBP yang kami kuasai saat ini sebanyak 1,6 juta ton maka kami yakinkan kepada seluruh masyarakat untuk tidak perlu panik
-
Buwas 'Grebek Pasar', Pantau Kelancaran SIGAP SPHP Gerakan SIGAP SPHP ini serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia mulai tanggal 28 Agustus 2023 dan dipastikan beras SPHP akan membanjiri pasar-pasar di seluruh daerah melalui pedagang pengecer dan juga tersedia di retail-retail modern
-
Bantah Bagikan Beras Bansos Busuk di Kabupaten Bogor, Buwas Dikerjain Mafia Beras? Direktur utama Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas mengaku ada upaya mendongkel peran Bulog dalam menyalurkan beras bantuan sosial (bansos) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
-
Bulog Gelontorkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Dan CSR untuk Gempa Sulteng Alokasi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk korban bencana gempa dan tsunami Palu, Donggala dan sekitarnya sudah disiapkan minimal 200 ton untuk setiap Provinsi dan 100 ton untuk setiap Kabupaten/Kota yang dapat memenuhi kebutuhan tanggap darurat seperti bencana alam dan rawan pangan.