Jakarta, MERDEKANEWS --- Anggota Komisi VIII DPR RI Zulfadhli menyatakan tidak sependapat jika ada pengurangan anggaran sosial yang diakibatkan adanya pesta demokrasi atau Pilkada Serentak 2018. Menurutnya, daripada mengurangi anggaran sosial, lebih baik mengurangi anggaran infrastrukur.
''Yang memprihatinkan, angggaran sosial di Provinsi Sumatera Utara pengurangannya sampai 50 persen, gara-gara pesta demokrasi,” ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat dengan sejumlah Kepala Dinas Sosial seluruh Indonesia di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (9/4/2018).
Menurut politisi Golkar ini, mengurangi anggaran sosial berarti mengabaikan masalah-masalah sosial, termasuk penanganan orang-orang fakir miskin. Mestinya tunda dulu pembangunan infrastruktur jalan atau jembatan, sehingga tidak mengabaikan masalah-masalah sosial.
“Ini perlu juga bapak-bapak suarakan di daerah. Ini juga masukan bagi DPR dan dalam rapat kerja akan disampaikan,” komitmen politisi dapil Kalimantan Barat itu.
Dalam RDPU yang dipimpin Wakil Ketua Komisi VIII Marwan Dasopang (F-PKB) ini, Zulfadhli menambahkan bahwa ketimpangan anggaran sosial ini harus disampaikan, supaya pemerintah provinsi memberi perhatian. Demikian pula pemerintah pusat juga harus memberi perhatian, supaya ada keadilan dan perhatian.
''Paling tidak, dinas sosial dari sepuluh provinsi yang hadir dalam kesempatan ini, Insya Allah kami akan membantu anggaran dari APBN,'' tekannya.
Ia juga mendesak dari data yang ada, alokasi APBN untuk bidang sosial perlu dikaji ulang sebab terdapat ketimpangan.
''Terus terang saya prihatin dengan Jawa Barat dengan beban penduduk besar, alokasi APBN untuk bidang sosial hanya Rp 33 miliar. Jumlah ini tidak proporsional, sebab penduduk dan wilayahnya cukup besar sebagaimana Jateng dan Jatim,'' kritisi Zulfadhli.
Menurutnya, kalau pemerintah ingin mengentaskan masalah sosial yang ada di semua wilayah, maka harus adil mengalokasikan anggaran, supaya betul-betul adil dan tidak timpang. “Saya juga prihatin dengan Kalimantan Barat. Anggaran sosial hanya satu persen dari APBD-nya,” imbuhnya.
Sebaliknya ia menyatakan salut dengan Nusa Tenggara Barat (NTB), walaupun APBD totalnya tidak begitu besar, tapi perhatian pemerintah provinsi terhadap masalah sosial begitu besar.
''Wajar saja kalau dinas sosialnya dalam program pengentasan kemiskinan tampak bagus pencapainnya,'' pungkas Zulfadhli.
(Kinanti Senja)
-
Komisi X DPR RI Dorong RUU tentang Bahasa Daerah Dapat Dituntaskan pada Masa Pemerintahan Berikutnya RUU tersebut sebagai komitmen nyata dalam pelindungan dan pengembangan bahasa daerah yang sejalan dengan upaya penyediaan guru bahasa daerah yang kompeten
-
Ditjen Hubdat - Komisi V DPR RI Tinjau Terminal Tipe A Purboyo Madiun Terminal Tipe A Purboyo nantinya akan dikembangkan lagi dengan melakukan pemisahan jalur ke barat (Jakarta) dan ke Timur (Surabaya), mengingat potensi pergerakan di Madiun ini sangat banyak
-
Sambangi SPKT Polda Jambi, Komisi III DPR RI: Layak Jadi Role Model Gedung baru ini luar biasa. Dihadirkan untuk pelayanan masyarakat. Sudah mendapat apresiasi juga dari Kompolnas. Baru satu-satunya yang ada di tanah air. Bisa menjadi role model (panutan) untuk polda lainnya
-
Komisi VIII Harap Asrama Haji Cipondoh Banten Segera Berfungsi Sepenuhnya Komisi VIII DPR mengapresiasi pemerintah Kota Tangerang yang telah menghibahkan lahan seluas 4,4 Hektar kepada Kementerian Agama untuk dibangun Asrama Haji Cipondoh
-
Biaya Haji akan Dibahas Panja Sebelum Disepakati Kementerian Agama mengusulkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1445 H/2024 M dengan rata-rata sebesar Rp105 juta