merdekanews.co
Rabu, 07 Agustus 2024 - 11:20 WIB

Sosok Militan Garis Keras: Yahya Sinwar Resmi Gantikan Ismail Haniyeh!

Ind - merdekanews.co
Yahya Sinwar resmi gantikan Ismail Haniyeh. (Foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Hamas pada Selasa (06/08) kemarin, telah menunjuk Yahya Sinwar sebagai Kepala Biro Politik untuk mengganti Ismail Haniyeh yang tewas dibunuh di Teheran. Pengangkatan Sinwar diumumkan dalam sebuah pernyataan singkat oleh Hamas.

Berbicara kepada Al Jazeera setelah pengumuman tersebut, juru bicara Hamas Osama Hamdan mengatakan Sinwar akan melanjutkan negosiasi gencatan senjata.

"Masalah dalam negosiasi bukanlah perubahan di Hamas," katanya, menyalahkan Israel dan sekutunya AS atas kegagalan mencapai kesepakatan.

Menanggapi pengangkatan Sinwar, juru bicara militer Israel Laksamana Daniel Hagari mengatakan kepada televisi Al-Arabiya milik Saudi.

"Hanya ada satu tempat untuk Yahya Sinwar, dan itu di samping Mohammed Deif dan para teroris 7 Oktober lainnya. Itu adalah satu-satunya tempat yang kami siapkan dan rencanakan untuknya."

Israel mengklaim telah membunuh komandan militer Hamas, Mohammed Deif, dalam serangan pada bulan Juli, di antara sejumlah pembunuhan terhadap anggota kepemimpinan Hamas. Pemimpin politik lainnya, Saleh al-Arouri, tewas pada bulan Januari.

Pengangkatan Sinwar akan makin mengonsolidasikan kelompok tersebut di bawah kendalinya, yang mana peningkatannya ke kepala sayap politik Hamas akan menimbulkan keraguan lebih lanjut tentang potensi kesepakatan gencatan senjata dapat tercapai dalam konflik tersebut.

"Dengan memilih Sinwar untuk memimpin Hamas, organisasi ini mengakhiri perbedaan antara pemimpin eksternal dan internal dan menghilangkan ilusi moderasi yang ada untuk mengungkapkan wajah sebenarnya," tulis Aaron David Miller, seorang rekan senior di Carnegie Endowment, dilansir The Guardian, Rabu (07/08).

Sinwar dikenal sebagai sosok militan garis keras. Ia merupakan anggota pendiri Hamas dan dianggap sebagai tokoh paling berkuasa dalam kelompok tersebut.

Mantan kepala dinas intelijen kelompok ini menghabiskan 23 tahun di penjara Israel menjalani empat hukuman seumur hidup karena percobaan pembunuhan dan sabotase.

Seorang mantan interogator bahkan  menggambarkan Sinwar sebagai "1000% berkomitmen dan 1000% keras, orang yang sangat, sangat keras".

Sinwar telah menjadi pemimpin Hamas di Jalur Gaza sejak 2017. Dia ditahan selama lebih dari 20 tahun di penjara Israel dan dibebaskan di bawah kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel pada 2011.

Pria berusia 61 tahun itu dianggap Israel sebagai salah satu otak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel. Sinwar diyakini bersembunyi di serangkaian terowongan bawah tanah di Gaza.

Ia merupakan pengambil keputusan utama kelompok tersebut di Gaza dan diyakini memegang kendali atas sekitar 120 sandera Israel yang masih dalam tahanan Hamas.

(Ind)